Serial Mengikut Yesus: Ucap Syukur

Mari kita simpulkan sejauh yang telah kita pahami. Kuasa-kuasa dicipta dalam keadaan baik, tetapi telah menjadi terlalu besar melampaui kadarnya sebab manusia mengizinkan mereka demikian. Di salib, Kristus telah mengalahkan kuasa-kuasa pemberontak tersebut, dan melucuti mereka dari kuasa mutlak mereka. Kini Ia berusaha memperdamaikan mereka, untuk mencipta suatu dunia baru, yang ditata oleh kuasa kasih Allah. Itulah konteks yang di dalamnya orang Kolose kini telah dibebaskan – bebas dari kuasa-kuasa, bebas untuk mengikut Yesus.
Itu sebabnya Paulus kini mendorong mereka untuk mengucap syukur, dan untuk menaikkan ungkapan terima kasih. Ia ingin mereka mengerti benar apa yang Allah sejati telah capai untuk mereka dalam Kristus supaya
mereka boleh mensyukuri-Nya dari dasar hati mereka (1:12-23). Ia ingin agar mereka sungguh mengerti bahwa mereka ada dalam Kristus, dan karena itu tidak ada filsafat atau sistem apa pun yang boleh mengklaim
mereka, dan bahwa mereka akan merayakan kenyataan mereka yang telah mati terhadap dunia lama ini dan telah dihidupkan bagi yang baru (2:6-3:4). Ia ingin mereka mengerti kebenaran tentang jalan baru menjadi manusia ini sampai mereka akan menghidupi kehidupan mereka atas dasar ucapan syukur itu, sedemikian rupa sampai sanggup mematikan semua unsur dari jalan kehidupan lama itu, dan menemukan kesukaan jalan kehidupan baru (3:5-17). Dalam pasal ketiga surat ini Paulus memaparkan serangkaian program etis dari hidup dalam Kristus, dari
mengikut Yesus: yaitu, tiada immoralitas seksual; tiada kemarahan dan kekerasan. Tetapi program itu tidak berdiri sendiri. Jika Anda berusaha menghidupi jalan itu tanpa mengenali kekalahan kuasa-kuasa, Anda akan gagal. Program etis tersebut berdiri teguh di atas kemenangan salib. Kekuatan-kekuatan hawa nafsu, yang mengatakan bahwa Anda tidak dapat menolak mereka; kekuatan ketakutan, kecurigaan dan kerakusan, yang mengatakan bahwa Anda harus marah dan menggunakan kekerasan – kekuatan-kekuatan itu telah dikalahkan di salib. Mereka
tidak memiliki hak atas Anda. Perang telah dimenangi.
Penglihatan Paulus tentang kehidupan Kristen dengan demikian ialah (seperti sering dinyatakan) tentang kehidupan antara Hari-H dan Hari-KE (Hari Kemenangan sekutu di Eropa). Perang yang menentukan
telah dimenangi; perang yang kini kita hadapi adalah bagian dari operasi pembersihan dalam rangka mengimplementasi kemenangan tersebut.
Kita dipanggil ke pemberian syukur (thanksgiving), di mana akhirnya kita berdiri dalam relasi sejati manusia dengan sang pencipta dan dengan dunia; dan kita dipanggil ke dalam penghidupan syukur (thanksliving), di mana kita berperilaku sebagai para subjek bebas dari sang raja sejati, dan tidak berhutang apa pun kepada kuasa-kuasa.
Hanya ada satu Kuasa yang harus kita ikuti, dan Kuasa itu berwajah manusia, wajah yang pernah dimahkotai duri.
Bagaimanakah kita merayakan dan mempraktikkan kemenangan ini pada masa kini? Bagaimana dapat kita ikut Yesus ini dalam kemenangan murni?
Kejutannya ialah bahwa hal itu sederhana saja. Setiap kali Anda bertelut untuk berdoa, khususnya ketika Anda berdoakan doa kerajaan (yang kita sebut Doa Bapa Kami), Anda memperkatakan bahwa Yesus adalah
Tuhan dan bahwa “kuasa-kuasa” bukan Tuhan. Tiap kali Anda mengucapkan syukur sebelum makan Anda memperkatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, dan bahwa dunia dengan semua yang ia berikan adalah milik-Nya, dan tidak memiliki kuasa mandiri. Dan setiap kali kita merayakan Ekarsisti, kita merayakan kemenangan Yesus Kristus dalam cara yang melalui kuasa tindakan simbolisnya, menggema keluar, ke dalam kota, ke dalam negara, ke dalam dunia, ke dalam rumah tangga kita, ke dalam pernikahan kita, ke dalam akun bank kita – menggema keluar dengan berita dahsyat bahwa Allah adalah Allah; bahwa Yesus adalah gambar-Nya yang kelihatan, dan bahwa Allah ini telah mengalahkan kuasa-kuasa kejahatan yang masih memperbudak dan menghancurkan manusia masa kini. “Ekaristi” berarti “ucapan syukur”; ucapan syukur karena karya Kristus adalah hal paling dahsyat yang  boleh kita alami. Tugas Gereja ialah mengimplementasi kemenangan salib; dan jika kita menangkap visi ini dan hidup olehnya, akhirnya kita akan sanggup menjawab sebagian dari masalah dalam Gereja dan dalam dunia yang tampak sedemikian besar dan terkesan membandel.
Perang sudah dimenangi; mari kita maju dan mengimplementasinya. Mari kita ikuti Tuhan kita yang menang ke mana saja Ia pergi.
Saya membawa sedikit batu-batu sebagai suvenir dari kunjungan saya ke Kolose. Saya berharap mereka segera akan menggali situs itu, supaya kita dapat melihat jika ada lebih banyak hal yang dapat kita ketahui tentang gereja awal yang pertama mendengar surat indah ini. Tetapi saya lebih berharap bahwa pasal ini akan mendorong orang untuk
menggali surat ini dan menemukan beberapa harta terpendam di dalamnya untuk mereka sendiri. Di sini kita baru mengorek di permukaan saja; tetapi kita telah melihat cukup banyak untuk menolong kita lanjut
dalam jalan pengucapan syukur kita. Perang telah dimenangi; mari kita merayakannya, dengan mengikut Tuhan yang telah memenanginya.
(N. T. Wright, Mengikut Yesus, psl. 2.3)

Be the first to comment

Leave a Reply