Karena jemaat di Kolose dipengaruhi oleh dua macam keyakinan yang disinkretiskan, maka Paulus mengoreksi dan melawan kepada masing-masing pengaruh tersebut.
Pertama, terhadap pengaruh Yudaisme, sebagai berikut:
Dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: (Kolose 2:9-14).
Orang percaya bukan Yahudi tidak perlu tunduk kepada prasyarat Yudaisme yang menuntut mereka untuk disunat, melakukan berbagai aturan Taurat (seremonial, seperti hari-hari raya, korban-korban, dan aturan Sabat) sebab Taurat tidak dapat menyelesaikan permasalahan rumit dosa, yaitu sifat keberdosaan, kesalahan, dan catatan yang mendakwa orang berdosa. Firman di Kolose ini menyingkapkan beragam penyelesaian atas masalah rumit tersebut oleh Yesus Kristus dan karya penyelamatan-Nya. Keberdosaan kita diselesaikan melalui kematian-kebangkitan-Nya yang dikaruniakan melalui sakramen baptisan, sebab dengan dibaptis ke dalam Yesus Kristus sifat dosa (kedagingan) kita dimatikan dan kebangkitan Kristus diberlakukan menjadi pembaru sifat kita. Paulus juga memakai sunat yang hanya dapat melambangkan pengeratan sifat dosa melalui pengeratan sebagian daging manusia, padahal Yesus Kristus saja melalui kematian-Nya yang dapat mengerat sifat dosa kita secara riil. Permasalahan lain adalah surat utang yang mendakwa orang berdosa. Ada dua kemungkinan kita mengerti maksud surat utang ini. Pertama, dalam rangka perjanjian antara Allah dan umat-Nya Perjanjian Lama, meski pemrakarsa dan penggenap perjanjian itu adalah Tuhan Allah sendiri, namun ada tuntutan dari perjanjian itu untuk dilakukan oleh umat. Apabila perjanjian itu tidak dipenuhi maka orang bersangkutan dituduh oleh Taurat sebagai pelanggar perjanjian. Bisa juga hal ini diambil Paulus dari lingkup perdagangan yang berkembang di kota Kolose. Transaksi yang oleh salah satu pihak tidak dipenuhi menyebabkan pohak tersebut menerima surat hutang. Atau, dalam perspektif Kitab Daniel dan Wahyu, di surga ada kitab-kitab Allah tentang kehidupan manusia di bumi. Maka catatan tentang kehidupan yang tidak benar dan di luar keselamatan, menjadi “surat utang dosa” yang menuduh dan mendakwa orang bersangkutan.
Intinya di sini pengampunan, pembebasan, dan pembaruan tidak dapat dikerjakan oleh Taurat. Hanya Yesus Kristus yang sepenuhnya Allah dapat memberikan pengampunan, mematikan keberdosaan dan memberikan sifat baru, serta melepaskan kita dari dakwaan / tuduhan / surat hutang terhadap semua perbuatan dosa kita. Salib Kristus mengerjakan semua itu – pematian sifat dosa, pengampunan, peniadaan tuduhan / dakwaan, dan pengaruniaan sifat dan hidup baru. Perhatikan poin menarik dan penting di sini, pembalikan oleh Salib: menurut Taurat yang tergantung itu dikutuk Allah, tetapi Yesus Kristus yang tergantung dengan dipakukan di salib membalikkan keadaan terdakwa dan di bawah surat hutang bahkan kutuk Taurat itu dan membatalkannya.
Kedua, terhadap pengaruh wawasan politheis, dinamis, animis, Paulus menegaskan hal berikut:
Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa… Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. (Kolose 2:8-10, 15)
Menyadari bahwa orang percaya baik individual, keluarga maupun gereja sedang berada dalam perang rohani yang menjadi bagian dari pertarungan kosmis, adalah benar dan bijak. Tetapi kesadaran ini harus diiringi dengan pemahaman wawasan tentang realitas secara benar. Yaitu, dalam terang Alkitab semua yang ciptaan tidak mengandung zat, kuat-kuasa, posisi maupun pengaruh ilahi. Semua ada di bawah komando dan kendali Allah Tritunggal, Pencipta, Pemelihara, Penyalamat dan Hakim.
Hal penting yang Paulus paparkan di sini tentang peran Salib Kristus dalam pertarungan kosmis tersebut ialah: 1) Kristus adalah kepenuhan Ke-Allah-an. Semua praktik yang mengartikan dunia ini dan kehidupan manusia dipengaruhi oleh bimtang-bintang (astrologi), oleh dewa-dewi / roh-roh tertentu (politheisme, animisme, dinamisme, spiritisme) tidak sesuai dengan ajaran Alkitab tentang kepenuhan Kristus. Maka yang harus disembah, diandalkan, dipercayai untuk keselamatan dan kesejahteraan dan perilaku benar kita dunia-akhirat hanya Satu itu, yaitu Yesus Kristus. Dialah kebenaran, keselamatan, kemenangan sejati. 2) Memang kita masih terlibat dalam berbagai kesukaran hidup terdampak pencobaan, dakwaan, godaan, dorongan, tekanan, serangan roh-roh jahat / iblis. Tetapi Paulus mengajak kita menilai semua aktivitas si jahat dalam terang pencapaian Salib Kristus. Bagaimana? 3) Kristus telah melucuti pemerintah, penguasa, roh jahat dan iblis serta menjadikan mereka tontonan umum. Seperti halnya peristiwa pemakuan Yesus di salib dibalik menjadi pembatalan kutuk Taurat, demikian juga pelucutan jubah (baca: penelanjangan) Yesus di salib oleh para prajurit Romawi dibalik menjadi tontonan penelanjangan kejahatan, kekalahan, kehancuran baik kuat-kuasa jahat di angkasa maupun kuat-kuasa struktural yang dipengaruhi kejahatan dalam sektor kebudayaan-ekonomi-politik-militer. Sungguh Salib menjadi misteri pengampunan, pembatalan kutuk, pembaruan, penaklukkan kuat-kuasa di udara dan di bumi, dengan cara yang bertentangan dengan pertimbangan serta kriteria yang berlaku baik dalam Taurat maupun secara filosofis keagamaan mana pun. HalleluYah!
Leave a Reply
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.