Yesus Kristus Allah Sejati-Sepenuh

Kesesatan paling utama, bahaya paling besar dari wawasan sinkretis antara “semi alkitabiah” dan berbagai adat istiadat politheistis, dinamistis, animistis itu adalah konsekuensi logisnya pada penempatan Yesus Kristus hanya sebagai salah satu dari sekian banyak kekuatan-kekuasaan di angkasa yang berpengaruh atas kehidupan di bumi.

Ada baiknya kita sikapi dulu sikap sebagian teolog yang menganggap “pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa” (Kolose 2:15) dan “penghulu-penghulu dunia dan roh-roh jahat di udara” (Efesus 6:12) tidak lain adalah sistem, struktur yang dikembangkan di antara para pemimpin politik, militer, bisnis, dlsb. yang bersifat menindas sesama manusia di dunia ini. Pandangan ini jelas sangat dipengaruhi oleh rasionalisme yang tidak mengakui apalagi menyadari bahwa memang ada para makhluk yang berasal dari para malaikat yang berontak melawan Allah yang sebelum mereka dibinasakan total di neraka kelak, kini masih beroperasi melawan Yesus Kristus dan berjuang mengacaukan dan menyusahkan Gereja-Nya. Apabila kita mengkaji manifestasi adat istiadat, tradisi, takhayul dalam semua kebudayaan di seluruh dunia, kita bukan saja berjumpa dengan bentuk keyakinan sesat tersebut tetapi juga dengan beragam manifestasi yang seakan bisa dikategorikan “ajaib” dan melampaui apa yang dapat dijelaskan dengan nalar manusia yang memahami realitas hanya materiil belaka. Maka yang Alkitab paparkan tentang adanya makhluk-makhluk non-manusiawi, berkeadaan bukan materiil, serta alam berdimensi melampaui yang fisikal saja, adalah kebenaran yang mau tidak mau didukung oleh pengalaman keseharian kita baik di Barat maupun di Timur. Memang ada masalah kuat-kuasa jahat dalam bentuk struktur dan sistem sosial-ekonomi-politik di dunia ini, tetapi di balik itu dan melampaui semua itu memang juga ada kuat-kuasa dari para makhluk berintelijensi yang bukan manusia darah dan daging.

Nah, kembali ke permasalahan utama dari kepercayaan akan wawasan tersebut adalah Yesus Kristus ditempatkan sebagai salah satu di antara ratusan, ribuan atau bahkan jutaan kuat-kuasa rohani tersebut. Paulus melawan itu dengan menyatakan bahwa Yesus Kristus bukan 50% Allah, atau 77% Allah, atau 99,9% Allah, di antara banyak para ilah / allah, tetapi seluruh kepenuhan Ke-Allahan berdiam di dalamnya. Dengan kata pasti dan tegas, Yesus Kristus adalah sepenuhnya-sejatinya Allah 100%, tidak kurang sedikit pun. Jadi masalah paling serius dari memegang dan mempraktikkan wawasan takhayul adalah menempatkan Yesus Kristus setara dengan kuat-kuasa angkasa itu, artinya merendahkan posisi, status dan karya Yesus Kristus!

Segala yang kita kenal dari Allah, semua manifestasi pengendalian, kedaulatan, pemeliharaan, keselamatan dari-Nya terdapat penuh, limpah di dalam Pribadi Yesus Kristus dan seluruh hidup serta karya-karya-Nya. Dalam terjemahan “The Message” secara menarik Eugene Peterson menyatakan bahwa segala yang ingin kita kenal dan alami dari Allah sepenuhnya kita dapatkan di dalam Yesus Kristus. Dan kita tidak butuh “teleskop, mikroskop, atau pun horoskop” untuk menyadari kepenuhan Yesus Kristus, atau kehampaan alam ini bila tanpa Dia.

Sebelum kita alih ke pokok kemenangan Kristus dalam pertarungan kosmis, baik kita simpulkan bahwa dalam penjelasan tentang pertarungan kosmis ini seluruh kehidupan Kristus harus dilihat sebagai terlibat penuh di dalam kemenangan-Nya. Kita tidak dapat menganggap bahwa kehidupan Kristus sebelum salib-Nya hanya latihan perang-perangan dan baru di salib-Nya perang sungguhan berlangsung. Sedangkan dalam penjelasan mengenai korban penggantian Yesus di salib-Nya bisa terbuka kemungkinan melihat bahwa kehidupan Yesus Kristus sebelum salib-Nya adalah bagian penyiapan diri-Nya supaya layak dan sanggup menjadi korban penyelamatan dalam karya Salib-Nya. Dalam penjelasan perang kosmis, maka seluruh kehidupan Yesus Kristus merupakan peperangan melawan kuat-kuasa yang menentang Allah, dan di salib-Nya Ia menang total sempurna atas mereka.

Be the first to comment

Leave a Reply