Memperkuat Kehendak

Jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia;
jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita.

2 T I MO T I U S 2:1 2

K ehendak yang kuat adalah keharusan, supaya berhasil dalam kehidupan; itu mendorong kita ke keistimewaan dan kemenangan. Supaya menjadi umat Allah yang sepenuhnya memancarkan keharuman-Nya, kita harus berkembang bukan saja dalam akal dan afeksi tetapi juga dalam kehendak.

Kuasa kehendak adalah operasi dari akal budi kita membuat pilihan di antara banyak opsi. Kehendak adalah tindakan memilih atau menetapkan. Ia merupakan kuasa untuk memikul pilihan, membuat pilihan menjadi tindakan. Dengan kata lain, kehendak adalah ketahanan.

Binatang bergerak hanya oleh impuls. Anak-anak bertindak karena impuls. Orang dewasa pun bertindak atas impuls, tetapi lebih seringnya mereka bertindak atas kemauan. Kelemahan manusia bukan karena terlalu sering gagal; tetapi terlalu cepat menyerah. Selama kita tidak membuang kain penyeka keringat, kita selalu dapat berjuang di ronde berikut.

Kualitas karakter paling penting untuk sukses adalah ketahanan. George Herbert Morrison berkata, “[Kita] memenangi kemenangan kita dengan berpegang kepadanya. Kita bukan menang dalam gaya cemerlang – kita menang dengan melanjutkan” (Highways of the Heart – Jalan Raya Hati). Ia menjelaskan bahwa tanda dari setiap orang kudus adalah ketekunan yang tenang tetapi mantap.

Kehendak kita dapat dikuatkan dengan latihan. Semakin kuat kehendak kita, semakin menjadi mudah mempelajari Alkitab dalam hati. Semakin kita menghafalkan Alkitab, semakin teguh dan konsisten kita jadinya.

Karakter pun dapat diungkapkan sebagai teguh dan konsisten. Kita kenali ciri tersebut sebagai tanda dari karakter orang yang berkebajikan. Mereka tidak mudah tergoyahkan oleh situasi yang tidak menyenangkan. Kita merasa dapat memercayai mereka. Mereka memegang perkataan mereka.

Apa yang menggerakkan akal budi? Itu adalah kerohanian. Roh merangsang dan memotivasi akal budi kepada tindakan. Jadi orang yang bijak tidak memaksakan tindakan; melainkan ia memotivasinya melalui cara-cara yang patut.

“Jika Anda ingin membuat kapal,” kata orang bijak, “jangan minta orang membawakan batang kayu, memerintahkan mereka dan memberikan berbagai tugas. Sebaliknya, ilhami mereka dengan kekaguman untuk menjelajahi misteri lautan tak bertepi.”

Jika kita ingin menguatkan kehendak, kita harus mempertimbangkan misi yang Allah percayakan kepada kita. Ambil cukup waktu untuk memantapkan akal budi Anda pada sasaran panggilan-Nya. Sepanjang saat-saat intens dan tulus itu kita akan menerima hati yang berkobar dan kehendak yang dikuatkan.

Mempelajari Alkitab dalam hati telah menolong saya memperkuat kehendak saya. Tiap kali saya berjuang untuk sasaran yang Allah berikan kepada saya, saya dapat tergelincir; kehendak saya melemah; genggaman saya lepas.

Supaya pulih, saya berpaling kepada perkataan Yesus: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” (Lukas 9:62).

Nas Alkitab lainnya telah menguatkan saya dari waktu ke waktu:

Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. (Ibrani 10:38)

Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan. (Yakobus 5:11)

Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. (2 Timotius 2:10)

Jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita. (2 Timotius 2:12)

Apabila kita menyimpan kata-kata ini dalam hati kita, mereka akan menguatkan kita di jalan menuju kemenangan.

(Joshua Choonmin Kang, Alkitab dalam Hati, psl. 14)

Be the first to comment

Leave a Reply