Belajar Melihat Hal-hal Kecil

Apabila kita bersyukur mata kita terbuka untuk mengamati dan berpuas bahkan dengan hal-hal paling kecil, hal yang dengan mudah diterima begitu saja. Kita melihat potensi tanpa batas di dalamnya, menolong kita melihat semua hal dari titik pandang yang tepat.

Hal kecil dapat menyebabkan perbedaan yang tak terdeteksi yang mungkin kemudian berakibat dalam perbedaan besar. Apabila kita bersyukur, kita seperti penyair; kita dapat melihat hal-hal yang orang lain tidak dapat lihat. William Blake, penyair Inggris mengatakan hal ini dalam “Auguries of Innocence” (Pertanda Kemurnian) seperti berikut:

Melihat Dunia di dalam Sebutir Pasir

Dan Surga di dalam sekuntum Bunga Liar,

Memegang Keabadian di dalam telapak tanganmu

Dan Kekekalan di dalam satu jam.

 

Untuk melihat hal-hal kecil, bunga liar atau butiran pasir, kita butuh turun ke tempat-tempat rendah, membungkukkan diri. Untuk melihat alam semesta dan air mata Allah dalam setetes embun kecil, mengamati hal-hal kecil dan gerakan-gerakan halus, orang harus membungkuk untuk melihat. Orang Majus datang bertelut ke depan bayi Yesus dan menyembah Dia. Mereka bersedia merendahkan diri supaya dapat berjumpa Yesus, dan di dalam bayi itu mereka mengenali pengharapan penebusan untuk umat manusia. Mereka melihat kepenuhan Allah. Yesus memakai biji sesawi halus untuk menggambarkan kerajaan Allah, sebab ada masa depan tak terbatas di dalam sebutir benih. Dalam “History” (Sejarah), Ralph Waldo Emerson berkata, “Penciptaan seribu hutan rimba ada di dalam sebiji pohon ek.” Serupa itu, jika orang memiliki mata kerajaan, seribu pohon dapat terlihat di dalam satu benih.

Bunga memang cantik, tetapi buah bahkan lebih berharga lagi sebab di dalamnya terdapat biji. Kehidupan kita dipertahankan dan dipanjangkan oleh hal-hal yang datang dari biji-biji kecil. Tidak peduli sebesar apa pun adanya sesuatu, jika tidak ada hidup di dalamnya, tidak ada masa depan. Supaya mengalami kuasa kebersyukuran, kita perlu tertarik akan hal-hal kecil, seperti halnya dengan Yesus. Ia ingin anak kecil datang kepada Dia. Ia memuji hamba yang setia akan hal kecil, dan Ia bersyukur untuk lima ketul kecil roti dan dua potong kecil ikan karena Ia melihat kelimpahan Allah di dalam hal-hal kecil itu.

Allah memakai orang yang rendah yang menghargai hal-hal kecil. Ibu Teresa, seorang perempuan berperawakan kecil yang telah menyelamatkan banyak orang dengan kasih Kristus, menyebut dirinya seperti sebatang pensil kecil di tangan Allah yang sedang menulis. Seorang kecil bersama Yesus melakukan karya jauh lebih besar daripada seorang besar sendirian. Ketertarikan Allah selalu pada hal-hal yang tertolak, sebab tidak ada hal yang tidak penting untuk Allah.

Marilah kita bersyukur akan hal-hal kecil. Mari kita pertimbangkan hal yang kecil itu berharga dan mengasihi mereka. Mari kita membuat dunia ini indah dengan memiliki kebersyukuran untuk hal-hal kecil.

(Joshua Choonmin Kang, Spiritualtias Kebersyukuran, psl. 14)

Be the first to comment

Leave a Reply