Berfirmanlah
TUHAN kepada Musa dan Harun: “Inilah ketetapan mengenai Paskah: Tidak
seorangpun dari bangsa asing boleh memakannya. Seorang budak belian
barulah boleh memakannya, setelah engkau menyunat dia. Orang pendatang
dan orang upahan tidak boleh memakannya. Paskah itu harus dimakan dalam
satu rumah juga; tidak boleh kaubawa sedikitpun dari daging itu keluar
rumah; satu tulangpun tidak boleh kamu patahkan. Segenap jemaah Israel
haruslah merayakannya. Tetapi apabila seorang asing telah menetap padamu
dan mau merayakan Paskah bagi TUHAN, maka setiap laki-laki yang
bersama-sama dengan dia, wajiblah disunat; barulah ia boleh mendekat
untuk merayakannya; ia akan dianggap sebagai orang asli. Tetapi tidak
seorangpun yang tidak bersunat boleh memakannya. Satu hukum saja akan
berlaku untuk orang asli dan untuk orang asing yang menetap di
tengah-tengah kamu.” Seluruh orang Israel berbuat demikian; seperti yang
diperintahkan TUHAN kepada Musa dan Harun, demikianlah diperbuat
mereka. Dan tepat pada hari itu juga TUHAN membawa orang Israel keluar
dari tanah Mesir, menurut pasukan mereka. — Keluaran 12:43-51
Kita
dapat menarik kesimpulan bahwa Perjamuan Paskah Israel bersifat 1)
sakramental, 2) kekeluargaan, 3) eksklusif, namun juga 4)
inklusif-misioner, karena beberapa petunjuk ini:1) Pada
bagian awal pasal ini, TUHAN Allah menyebut perjamuan Paskah sebagai
“Paskah bagi Tuhan” (terjemahan alternatifnya: Paskahnya Tuhan), “hari
raya bagi Tuhan” (atau: hari rayanya Tuhan), dan korban Paskah bagi
Tuhan (bisa juga: korban Paskahnya Tuhan). Maka dengan pengistilahan
semacam ini jelas bahwa perjamuan Paskah Israel dengan setiap tindakan
tercakup di dalamnya adalah berasal dari Tuhan, anugerah Tuhan.2)
Berbagai tindakan di dalam perjamuan itu bersifat simbolis dan
berfungsi a) merujuk ke fakta historis tindakan Allah menyelamatkan
keluarga-keluarga Israel dari maut yang mencabut nyawa semua sulung
Mesir, b) itu diadakan tiap tahun seterusnya sekaligus untuk mengenang
dan mensyukuri anugerah pembebasan dari Tuhan Allah melalui pengorbanan
anak domba Paskah, sambil juga mengingat-ingat ulang, menghidupi secara
baru dan segar supaya anugerah dan tindakan Allah itu bukan tinggal
kenangan belaka melainkan boleh menjadi realitas yang secara dinamis
mewujud dalam perilaku umat sebagai umat Paskah, umat Keluaran, umat
yang menyandang tanda darah dan panggilan untuk hidup beda di tengah
bangsa-bangsa lain.
3) Perjamuan ini hanya boleh diikuti
secara eksklusif oleh keluarga-keluarga Israel. Karena tindakan anugerah
pembebasan Allah ditujukan untuk pembentukan suatu umat perjanjian,
dengan sendirinya anugerah dan sifat sakramental perayaan Paskah ini
bersifat kekeluargaan eksklusif. 4) Tetapi keajaiban anugerah
TUHAN Allah nyata gemilang dengan dibukanya perjamuan Paskah ini bagi
semua orang dari bangsa di luar umat pilihan, dengan syarat mereka
menerima sunat. Sunat adalah tanda sakramental awal, inisiasi dari
Israel adalah keturunan Abraham yang dipilih, dipanggil dan dibentuk
Allah menjadi umat-Nya yang memberkati dunia, tanda jasat mata bahwa
mereka telah dibersihkan dan dikuduskan untuk Tuhan. Maka dengan
dibukanya perjamuan Paskah bagi semua bangsa lain dengan syarat menerima
tanda panggilan, pilihan dan pengkhususan ini, tersirat kental sifat
missioner internasional dari tindakan penyelamatan Allah.
Sifat
anugerah, sakramental, eksklusif, inklusif missioner ini juga sampai
kini terus dihidupi oleh para pengikut Kristus baik dalam perilaku
personal kekeluargaannya, tindakan liturgis kegerajaannya, maupun pola
tingkah kesehariannya dalam dunia nyata.
Mari memberkati sesama melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377
Leave a Reply
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.