Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan. Kata mereka: “Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat.” Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: “Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian.” Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu. — Kisah Para Rasul 18:12-17
Sejak ditaklukkan oleh Roma, Yunani dibagi dua menjadi Makedonia dan Akhaia. Ibukota Akhaia adalah Korintus tempat gubernur Gallio memerintah. Nama asli gallio adalah Markus Annaeus Novatus, kakak dari filsuf terkenal Lucius Annaeus Seneca. Karena diangkat anak oleh keluarga Gallio, seterusnya Markus memakai nama itu.
Para penganut yudaisme yang melawan Paulus memperkarakan Paulus ke pengadilan Gallio. Gallio oleh kakaknya sendiri, Seneca dipuji sebagai seorang yang pikiran dan kelakuannya sangat terpuji. Tepat seperti pujian tersebut, Gallio menolak untuk menerima tuduhan orang Yahudi, Untuknya sebagai kepala pemerintahan yang mengurusi soal-soal sosial politik, tidak ada urusan untuk mengadilan masalah “nama dan aturan” keagamaan. Maksudnya di sini tentu adalah isu yang disoal orang Yahudi tentang Nama sang mesias yaitu Yesus, dan tentang penyembahan sejati yang bukan di tempat dan tata cara buatan manusia tetapi di dalam dan melalui karya penyelamatan Yesus Kristus semata.
Akibat penolakan Gallio itu, Sosthenes yang rupanya menggantikan Krispus yang telah dibaptis, menjadi kepala sinagoge. Lalu mengapa Sosthenes yang dianiaya orang banyak itu? Siapa yang menganiaya itu, orang Yahudi atau petugas keamanan pengadilan Gallio? Ini tidak jelas dalam nas ini. Apabila Sostehenes dianiaya orang Yahudi, jangan-jangan Sosthenes pengganti Krispus ini pun telah menjadi pengikut Kristus, dan ia yang dimaksud Paulus dalam salamntya di 1 Korintus 1:1. Jika benar demikian, betapa ajaib cara dan kuasa Injil yang diberitakan itu bekerja. Jika petugas keamanan Gallio yang menganiaya Sosthenes, bias jadi ia yang mengepalai para pemrotes tersebut sehingga ia yang ditangkap petugas keamanan. Andai yang kedua ini yang terjadi dan nama Sosthenes di 1 Korintus 1 adalah orang yang sama, sekali lagi bahkan lebih nyata ajaibnya perubahan hidup yang dikerjakan Injil Yesus Kristus. Mengingat teks Yunani menyebut kaum helenis yang menyerbu Sosthenes, maka kemungkinan kedua ini yang terjadi.
Ini salah satu dasar kuat untuk doa yang Paulus anjurkan bagi para penguasa sosial politik agar dapat memerintah dengan benar supaya ibadah dan pewartaan Injil dapat dilakukan dalam damai. Ini juga petunjuk kuat bagaimana Injil dapat mengubah orang dari posisi menentang menjadi pengikut setia Yesus Kristus.
Leave a Reply
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.