Reaksi dan Respons

Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. — Kisah Para Rasul 3:1-4

Ketika keajaiban anugerah dan kuasa Allah dinyatakan ada reaksi (negatif) dan respons (positif). Reaksi datang dari para imam, orang Saduki dan kepala satpam Bait. Mereka marah dan penyebab kemarahan itu adalah pemberitaan bahwa Yesus yang bangkit yang menghasilkan kesembuhan si lumpuh. Pewartaan kebangkitan melawan pendirian teologis orang Saduki maka wajar mereka menjadi marah. Pewartaan bahwa Yesus yang telah disalibkan karena keputusan para imam telah bangkit dan kuasa-Nya tidak dapat dibendung bahkan dinyatakan berulang kali di Bait kini, khusus mengusik para imam untuk bereaksi negati. Maka kedua rasul itu diperlakukan dengan kekerasan oleh kepala satpam Bait, dikeluarkan dari lingkugan Bait dan ditangkap. Reaksi negatif mereka adalah ekspresi dari penolakan dan pengerasan hati berlanjut.

Tetapi perbuatan kedua rasul itu dan khususnya pewartaan tentang Yesus yang disalib dan bangkit tidak sia-sia. Sebab di antara yang menyaksikan dan mendengar itu ada yang berespons percaya. Maka jumlah orang percaya bertambah lagi. Jumlah yang bertambah menjadi percaya itu, di Hari Pentakosta mulai dengan 120 orang murid termasuk para rasul, akibat pewartaan oleh Petrus jumlah orang percaya menjadi 3000 orang; pertambahan orang percaya yang terjadi tiap hari dari rumah ke rumah, kini pertambahan lagi menjadi 5000 orang. Mungkin maksud Lukas bukan 5000 orang baru yang menjadi percaya tetapi dari 120, menjadi 3000, penambahan dari rumah ke rumah, lalu kini menjadi 5000, sebab sangat mungkin yang sebelumnya sudah percaya hadir juga dalam peristiwa penyembuhan orang lumpuh itu.

Ada beberapa poin penting di sini. Pertama, ada berbagai cara dan pendekatan dalam penginjilan yang dalam penyertaan Roh boleh memenangkan banyak orang — perubahan hidup orang percaya, tekun dalam mempelajari firman, persekutuan yang hangat dan riil baik dengan Tuhan maupun dengan sesama orang percaya, sakramen, doa, tanda mukjizat. Yang mana saja dari ragam realitas ini parallel dengan pewartaan Injil Yesus Kristus dalam urapan Roh dapat menghasilkan perubahan hidup. Kedua, pernyataan dan pewujudan kebenaran selalu menuai reaksi negatif dan respons positif. Bahkan dengan terjadinya reaksi negatif sekali pun pertumbuhan dan perkembangan Injil dan berikutnya juga pertumbuhan dan perkembangan gereja tidak dapat dihambat. Karena itu, mari terbuka pada ragam manifestasi karya Roh sambil tekun mewartakan Injil, dan jangan terhenti oleh reaksi negatif.

Mari dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat lewat kegiatan pelayanan
literasi yang dilakukan untuk setiap Kristen di Indonesia.
Kirim dukungan Anda ke Yay. Simpul Berkat: BCA 0953882377 a/n Philip hs.

Be the first to comment

Leave a Reply