Pembelajaran Firman

Bagaimana isi pembelajaran firman yang Yesus Kristus jalani dalam penyertaan Roh Kudus dengan hal bertekun dalam pengajaran rasul-rasul yang dijalani oleh para pemercaya perdana itu?

Seperti diakui oleh Abraham Kuyper — Gereja tidak cukup mengakui pengaruh yang Roh Kudus kerahkan atas Yesus Kristus. Padahal karya Roh Kudus atas Yesus Kristus tidak hanya pada awal inkarnasi-Nya dengan menaungi kandungan Maria. Seluruh bentangan kehidupan Yesus Kristus — semua sikap dan perbuatan sejak lahir, balita, teruna, remaja, dewasa, pelayanan Kerajaan yang ia kerjakan, salib-kubur-kebangkitan-kenaikan — ada dalam naungan, topangan, penguatan oleh Roh Kudus. Termasuk khususnya pembelajaran firman yang Yesus Kristus alami yang berimplikasi pada bagaimana kita mengerti pembelajaran firman para murid sepanjang zaman seharusnya juga.

Catatan awal tentang pembelajaran firman oleh Yesus terdapat di Lukas 2, ketika Ia bertanya-jawab dengan para ulama, yang memuncak pada pernyataan mengherankan dari Yesus belia kepada orangtua-Nya: “Tidak tahukah kamu bahwa Aku harus ada dalam rumah Bapa-Ku?” Lukas kemudian menyimpulkan bahwa sepanjang masa kehidupan Yesus yang tidak dicatat secara detail itu, “Ia tumbuh secara jasmani dan dalam kebijaksanaan.” Pengetahuan dan pengertian Yesus tentang isi Alkitab sebagaimana yang kelak terlihat ketika Ia menolak pencobaan iblis, mengajar orang banyak di bukit dan di dataran rendah, menjalani kehidupan yang serasi bahkan menggenapi isi Alkitab, menerangkan bagaimana firman Musa, Mazmur dan para nabi bicara tentang diri-Nya — semua ini tidak datang langsung dari surga melainkan melalui proses membaca, mendengar penjelasan orangtua dan guru / ulama, merenungkan, menghafal, menaati sampai sungguh menyatu dengan sepenuh dan seluruh kehidupan-Nya.

Mengapa kita mengaitkan hal belajar ajaran rasuk-rasul dengan pembelajaran Yesus akan firman dalam pertolongan Roh Kudus? Merujuk kepada pernyataan indah Ireneus: “Ia melalui setiap tahap kehidupan. Ia dijadikan balita untuk para balita, menguduskan balita, Ia anak kecil di antara sesama para anak kecil, dan memberikan teladan tentang afeksi kekeluargaan, tentang perilaku benar dan taat; Ia menjadi seorang pemuda di antara para pemuda, memberi teladan untuk mereka, dan menguduskan mereka di dalam Tuhan.”

Singkat kata, dalam naungan Roh Kudus, Yesus Kristus melalui pembelajaran firman yang membentuk jatidiri, kepribadian, pola pengambilan keputusan, dan semua perbuatan-Nya, supaya boleh menjadi model bagi pembelajaran firman yang juga harus dialami oleh semua yang menyatu dengan-Nya dalam pertolongan Roh-Nya Kristus juga. Pertanyaan seriusnya untuk masa kini: Benarkah pembelajaran firman yang seperti itu — yang dipimpin Roh secara disadari dan yang menyatu dengan Yesus Kristus — sungguh terjadi dalam liturgi, KTB, khotbah, PA, SaTe, kelas Sekolah Minggu, suasana keluarga, dst? Lalu bagaimana menerapkan itu masa kini?

Abraham Kuyper. The Work of the Holy Spirit
Irenaeus. Against Heresies

Mari dukung pelayanan Yayasan Simpul Berkat lewat kegiatan pelayanan
literasi yang dilakukan untuk setiap Kristen di Indonesia.
Kirim dukungan Anda ke Yay. Simpul Berkat: BCA 0953882377 a/n Philip hs.

Be the first to comment

Leave a Reply