Koinonia

Mereka bertekun…  dalam persekutuan.  Kita punya cukup banyak  istilah untuk mengungkapkan berbagai jenis hubungan dan tingkat intensitas hubungan antar manusia. Misalnya, perkawanan, persaudaraan, kekerabatan, perhimpunan, perkumpulan, perserikatan, dst. Sebab, maksud dan derajat keintiman dalam masing-masing jenis hubungan itu berbeda. Dari semua itu, yang dimaksud dengan persekutuan dalam catatan Lukas tentang sebab, maksud dan derajat keintiman yang beroperasi di dalam gereja mula-mula itu sangat beda dari beragam jenis hubungan antar manusia lainnya.

Apa yang menyebabkan terwujudnya persekutuan Kristen? Firman yang melahirkan mereka baru. Roh kemilikan Allah atas mereka dan yang mendiami mereka sehingga mereka mulai berbagian dalam kodrat ilahi. Darah korban Yesus Kristus yang menjadi sumber perubahan hati dan penghayatan tentang diri sendiri dan tentang sesama pemercaya serta tentang sesama manusia. Inilah sumber atau sebab yang memungkinkan dan memampukan mereka mengalami persekutuan — yaitu jenis hubungan dan intensitasnya — yang melampaui semua jenis hubungan manusiawi kita adalah korban Yesus Kristus, pengajaran-penghidupan firman, dan kehadiran serta karya Roh berkelanjutan di dalam orang percaya.

Itu adalah realitas bagian dalam dari persekutuan. Bagaimana ungkapan luar dari persekutuan — yang dalam Bahasa Yunani memakai istilah koinonia — bagaimana wujud koinonia itu? Kerinduan luar biasa akan pengajaran firman Tuhan. Dorongan kuat untuk beribadah Bersama. Sehati, sepenanggungan, kesetiakawanan untuk dengan suka dan rela berbagi milik dan pemenuhan kebutuhan satu sama lain. Kesukaan mengingat, merayakan, mengintensitaskan karya kematian-kebangkitan Yesus dalam meja perjamuan. Kesehatian dalam keyakinan tentang pentingnya hubungan dengan Tuhan dalam doa.

Dengan kata lain persekutuan adalah jenis hubungan kemanusiaan baru yang Tuhan ciptakan dan mungkinkan terjadi sebagai akibat dari karya penciptaan manusia baru oleh Allah Tritunggal. Dan, wujud nyata dari terjadinya kemanusiaan baru dan jenis hubungan kemanusiaan baru itu adalah kehausan akan firman, ibadah bersama dalam penyembahan, doa dan Meja Perjamuan, sampai terjadi ungkapan indah hidup bersama yang saling mengasihi secara konkrit.

Karya Allah menghasilkan persekutuan dalam realitas batiniah kita; tindakan menyambut firman, beribadah, merayakan Meja Perjamuan Tuhan mewujud-nyatakan realitas batiniah itu menjadi nyata ke semua orang. Marilah kita mawas diri sudah sedemikiankah persekutuan kita? Adakah yang perlu dipastikan agar ada dan nyata dalam persekutuan kita masa kini? Adakah kekurangan atau penyimpangan dari bagaimana kita menghayati hal-hal yang menjadi sebab dan wujud persekutuan? Roh Tubuh Kristus kiranya memimpin dan menolong kita.

Mari dukung pelayanan Yayasan Simpul Berkat lewat kegiatan pelayanan

literasi yang dilakukan untuk setiap Kristen di Indonesia.

Kirim dukungan Anda ke Yay. Simpul Berkat: BCA 0953882377 a/n Philip hs.

Be the first to comment

Leave a Reply