Roh Nabi-Imam-Raja

Akan terjadi pada hari-hari terakhir–demikianlah firman Allah–bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. — Kisah Para Rasul 2:17-18

“Nubuat” adalah pokok yang sulit dalam studi biblika. Yang jelas dalam nas ini, Petrus mengerti nubuatan yang dimaksud Yoel digenapi dalam gejala bahasa lidah yang membuat para pendengar mereka mengerti. Jadi Petrus menganggap bahasa lidah yang dimengerti atau yang ada terjemahannya sebagai setara fungsinya dengan nubuatan. Pencurahan Roh itu adalah kegenapan nubuatan Yoel tentang hari akhir, Hari Tuhan yang lama dinanti-nantikan umat, hari dikerahkannya kuasa zaman baru. Roh yang telah bekerja di dalam Kristus kini oleh Kristus “dicurahkan” tanpa batas, baik secara geografis, etnis, usia, dan gender. Dalam perjanjian Lama, nubuatan adalah fungsi yang terbatas dipercayakan kepada orang tertentu. Kini dalam Perjanjian Baru, batas untuk fungsi tersebut yang berlaku dalam Perjanjian Lama tersebut, menjadi usang. Nubuatan yang merupakan modus komunikasi pengetahuan akan Allah dalam Perjanjian Lama, ditiadakan dalam Kristus. Kini semua umat Tuhan memiliki pengetahuan akan Allah yang semula hanya diterima oleh segelintir para nabi.

Apabila bahasa lidah dilihat dalam perspekjtif Perjanjian Lama / Baru ini, maka isu sentralnya bukan seperti yang kebanyakan disoroti dalam gereja masa kini (apakah nubuatan masih berlanjut kini, apakah perempuan boleh berkhotbah dalam gereja, apakah karunia lidah masih berlaku). Nubuatan adalah ungkapan tentang hal berbagi Roh mesianis dan mengalami pengetahuan akan Tuhan yang hanya dapat diberikan oleh Roh Allah sendiri (1Yoh. 2:20, 27). Dalam Perjanjian Lama, “manusia Roh” adalah nabi (Hos. 9:7), dan “memiliki Roh berarti menjadi nabi Allah.” Apa yang dulu datang melalui saluran pengaturan Musa (nabi, imam dan raja) kini menjadi milik semua umat Tuhan karena Kristus melalui Roh Kudus. Status (nabi) dan relasi (pengenalan intim akan Tuhan) yang dulu hanya terbatas dialami sedikit orang, kini dinikmati oleh semua pemercaya.

Artinya semua pemercaya sejati telah menerima urapan mesianis. “Tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku,..” (Yer. 31:34; bdk: “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu–dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta–dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.” — 1 Yohanes 2:27).Di dalam Kristus, semua pemercaya memiliki pengetahuan langsung akan Allah. Dengan demikian, semua adalah nabi, juga imam dan raja.

Sumber: Sinclair B. Ferguson. “Pentecost and Sinai,” dalam The Holy Spirit. Contours of Christian Theology.

Mari dukung pelayanan Yayasan Simpul Berkat lewat kegiatan pelayanan
literasi yang dilakukan untuk setiap Kristen di Indonesia.
Kirim dukungan Anda ke Yay. Simpul Berkat: BCA 0953882377 a/n Philip hs.

Be the first to comment

Leave a Reply