Murid Biasa

Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: “Ananias!” Jawabnya: “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan: “Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias: “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. — Kisah Para Rasul 9:10-18
Amanat Agung Yesus Kristus — pewartaan Injil, pemuridan, pembaptisan dan pengajaran dalam Roh menyebar dari Yerusalem, ke Yudea, ke Samaria dan ke ujung-ujung bumi —  segera akan mulai digenapi dengan bertobatnya Saulus. Untuk mencapai orang-orang di Yerusalem dan Yudea perlu kesaksian para rasul yang dua belas itu, bersama para murid yang tujuh puluh dan penyaksi Yesus yang bangkit yang lima ratus orang jumlahnya itu sehingga berkembang menjadi tiga ribu, lima ribu dan tidak terhitung lagi. Supaya Injil dapat mencapai Samaria perlu ada orang yang berinisiatif melakukan “cross-over” dari tugas primernya sebagai diaken dengan suka dan rela seperti Stefanus, dan Filipus yang mengambil beban tambahan untuk menginjil ke Samaria, ke sida-sida dari Etiopia. Supaya Injil dapat memancar lebih luas dengan daya yang tak terhalangi perlu penyiapan seorang rasul untuk orang kafir, yaitu Saulus.
Sebelum Saulus masuk ke medan misi perlu ada seorang yang bukan rasul, bukan diaken, yaitu Ananias yang oleh Lukas hanya disebut sebagai “murid.” Murid belajar menerima apa yang Sang Guru ajarkan, nyatakan, contohkan, kehendaki. Murid dibentuk dalam tataran konsep, perilaku, keterampilan dalam metode kemagangan zaman itu. Murid adalah istilah awal yang dipakai di Kisah Para Rasul untuk semua orang percaya, seluruh pengikut Kristus, setiap orang Kristen yang telah bertobat dan percaya, menerima baptisan dan Roh Kudus. Karena ia murid maka Ananias memiliki kepekaan akan hadirat dan perintah Gurunya. Karena ia murid maka ia berani menaklukkan keraguan bahkan ketakutannya demi memercayai apa yang ada dalam rencana kekal gurunya. Murid biasa ini perwgi melayani, menyatakan firman yang dipercayakan kepadanya, menumpangkan tangan meski ia bukan rasul atau diaken, dan melalui pelayanan si murid biasa itu mata Saulus pulih dan Saulus menerima Roh Kudus.
Masa kini saya dan Anda, kita di jemaat local atau tingkat synodal, di lokasi mana pun kita dari Sabang sampai ke Merauke, hendaknya menyadari dan menjalani esensi iman percaya kita adalah kemuridan, dan dengan setia menjadi murid yang terus belajar, terus menyambut pembentukan dan rencana Ia yang kini memegang segala kuasa di langit dan di bumi, kiranya Injil Kerajaan boleh makin mewujud nyata. Amin.
Mari dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat lewat kegiatan pelayanan
literasi yang dilakukan untuk setiap Kristen di Indonesia.
Kirim dukungan Anda ke Yay. Simpul Berkat: BCA 0953882377 a/n Philip hs.

 

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply