Berdoa sendiri

Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri.– Matius 14:23

Kehidupan doa masing-masing kita, seperti semua pernikahan yang baik, memiliki faktor kesamaan yang dapat dijadikan prinsip umum, juga kekhasan yang tidak ada pada kehidupan setiap orang Kristen. Anda adalah Anda, saya adalah saya, dan masing-masing kita perlu mencari cara kita kepada Allah; dan tidak ada resep yang dapat berlaku untuk kita seperti buku masakan, di mana jika Anda mengikuti petunjuk yang diberi Anda tidak akan keliru.

Berdoa bukan seperti ketrampilan bertukang atau memasak; doa adalah latihan aktif relasi pribadi: persahabatan dengan Allah yang hidup dan Anak-Nya Yesus Kristus, dan bagaimana ia tumbuh lebih bergantung pada kendali ilahi daripada kendali kita. Buku-buku tentang doa, seperti halnya buku tentang pernikahan, tidak boleh diperlakukan dengan sikap takhayul, seolah kesempurnaan teknik adalah jawab bagi semua kesulitan; sebaliknya tujuan buku-buku itu ialah memberikan usulan
untuk dicoba. Tetapi sebagaimana halnya semua relasi akrab, dalam doa Anda harus mencoba dengan jatuh-bangun apa yang cocok untuk Anda, dan Anda belajar berdoa dengan berdoa.

Sebagian kita lebih banyak bicara, sebagian orang lain kurang; sebagian sangat vokal, yang lain hening di hadapan Allah sebagai ungkapan pemujaan; sebagian masuk ke glosolalia, yang lain tegas menolak itu; tetapi kita semua berdoa sebagaimana Allah memaksudkan kita berdoa. Satu-satunya aturan ialah: Tinggallah dalam petunjuk alkitabiah, dan dalam petunjuk itu, seperti John Chapman katakan: “Doa sebisa Anda, dan jangan berusaha doa yang Anda tidak bisa.”

Apakah Anda harus stop memerhatikan bagaimana orang lain berdoa, dan Anda sendiri mulai berdoa?

O Roh Yesus, berdoalah di dalamku dan untukku.

(James I. Packer, Bapa Surgawi Mengasihimu, Hari ke-155)

Be the first to comment

Leave a Reply