3. Latar belakang dekat Kitab Daniel: (serial Daniel)

Kerajaan Utara l Israel lebih dulu dihancurkan oleh Asyur (kerajaan yang berpusat di utara Mesopotamia, kini utara Irak) pada 722 SK. Dari perspektif alkitabiah – 2 Raja 17 – Israel ditaklukkan karena dosa-dosa mereka. Meski Yehuda tidak dibuang, mereka diharuskan membayar upeti. Sekitar satu abad kemudian kerajaan lain mulai membesar kuasanya dan mengancam dominasi Asyur termasuk pengaruhnya atas Yehuda. Meski sebelumnya Babilonia pernah berjaya, Babilonia masih di bawah pengaruh Asyur. Namun pada 626 SK, karena Asyur mulai melemah dan di Babilonia bangkit kepemimpinan kuat raja Nabopolasar, maka Babilonia memerdekakan diri dari Asyur. Meski Asyur melemah tetapi tidak mudah bagi Nabopolasar untuk menyingkirkannya. Maka pada 612 SK, bersekutu dengan Medi (pusat kekuatan di barat Iran) berhasil menghancurkan Niniwe seperti yang dilihat oleh Nahum. Sisa kekuatan Asyur menyingkir ke Haran, Siria membentuk Asyur-ubalit – Asyur hidup. Ini tidak bertahan lama.

Drama militer dan politik berikutnya terjadi pada 609 SK. Firaun Nekho mungkin karena takut Babilonia akan mengganggu Siria-Palestina dan Mesir, menggerakkan pasukannya melalui Yehuda ke bekas Kerajaan Utara, Israel, untuk mendukung Asyur melawan Babilonia. Yosia, raja Yehuda yang setia, karena tidak suka pada Asyur yang membuat Yehuda harus memberi upeti sejak 722 SK, mencegat Mesir di kota Megido. Yosia mati dan membuat Yehuda menanggung bencana. Meski raja yang setia, ia tidak menyadari bahwa Allah yang menggerakkan Nekho untuk melawan Babilonia (2 Tawarikh 34:20-36:1).

Nekho maju ke utara, bergabung dengan sisa kekuatan Asyur, namun kalah di Karkemis (609 SK). Asyur lenyap, Mesir surut ke selatan dan berusaha mengajak Yehuda melawan Babilonia. Putra Yosia, Yoahas tetap anti Asyur. Maka Nekho menjadikan saudaranya, Elyakim (oleh Nekho diubah nama jadi Yoyakim) untuk menjadi raja boneka (609-598 SK). Nah, dengan Yoyakim inilah kita masuk ke kisah-kisah di awal Kitab Daniel. Meski condong ke Mesir, Yoyakim terpaksa tunduk kepada Babilonia. Demikianlah di pasal 1 Daniel kita berjumpa dengan Yehuda-Yoyakim di bawah Babilonia. (Lihat 2 Raja-raja 23, 24 untuk later belakang ini).

Nabopolasar mati 606/605 SK. Sebelumnya Nebukadnezar sudah menjadi putra mahkota yang berkuasa, maka sejak itu Nebukadnezar menjadi raja Babilonia selama 40 tahun lebih (sampai 562 SK). Ini menjelaskan mengapa Daniel dkk dididik selama 3 tahun, tetapi di tahun ke 2 Nebukadnezar (sesudah resmi menjadi raja penuh) ia mendapatkan mimpi yang menggelisahkan hatinya. Nebukadnezar berhasil membangun kerajaan yang boleh dikata tidak tertandingi sepanjang sejarah. Pemerintahan Nebukadnezar menjadi latar bagi Daniel 1-4.

Waktu sela antara Nebukadnezar dan Belsyazar. Dari sumber Babil kita ketahui terjadinya perubahan penting pada selang waktu sejak matinya Nebukadnezar (562 SK) sampai masa Belsyazar. Yaitu di zaman itu memerintah: Amel-Marduk (562-560), Labashi-Marduk (560-556), Neriglissar (556), dan akhirnya Nabonidus (556-539). Menurut daftar para raja babilonia, Nabonidus adalah raja terakhir. Nabonidus ini tidak seperti para raja Babilonia lain yang menyembah Marduk, tetapi menyembah Sin, dewa bulan. Ia tidak disukai oleh para imam Marduk, lalu memindahkan takhtanya ke oasis di Taima (Saudi Arabia), dan mengangkat anaknya Belsyazar sebagai wakilnya di Babilonia. Catatan ini ditemukan sekitar 70 tahun yang lalu dan menggugurkan keraguan tentang Belsyazar.

Nebukadnezar atau Nabonidus? Pada 1956 diterbitkan naskah asli yang ditemukan di Qumran yang dikenal sebagai Doa Nabonidus. Diceritakan bahwa Nabonidus menjadi gila seperti binatang buas, yang menurut dukun Yahudi adalah karena Nabonidus menyembah berhala, lalu sesudah tujuh tahun ia berdoa dengan menyebut “aku” seperti catatan dalam Daniel 4, “mengaku kepada Allah dan Ia mengampuniku.” Pertanyaannya, Daniel 4 itu tentang Nebukadnezar yang dalam naskah Qumran disebut Nabonidus, atau tentang Nabonidus yang karena pengaruh Nebukadnezar begitu besar lalu diubah Daniel sebagai Nebukadnezar, atau kejadian serupa dialami oleh dua raja itu? Tidak ada jawaban pasti, namun sepertinya yang ketiga lebih mustahil, yang pertama bisa jadi meski yang kedua sangat mungkin mengingat Daniel melayani sampai ke masa pasca Babilonia. Artinya, Daniel masih berperan di masa Nabonidus juga.

4. Daniel di era Kerajaan Medi-Persia. Alkitab seperti sumber-sumber Timur dekat purba menyatakan bahwa penakluk Babilonia adalah kerajaan Media Persia yang berpusat di Iran barat. Nama penakluk itu adalah Cyrus (Koresh – yang disebut “yang agung”), dan disebut di penglihatan Daniel keempat (pasal 10-12). Tetapi di 6:1 Daniel menyebut Darius orang Media yang menumbangkan Belsyazar. Darius yang memerintah di Babilonia pada peristiwa Daniel dibuang ke liang singa (psl 6). Ia disebut Darius anak Ahasyweros (9:1) dalam peristiwa Daniel berdoa dan kedatangan malaikat Gabriel. Siapa Darius orang Media ini?

Darius Medi. Menurut Kitab Daniel, yang memerintah awal kerajaan Media Persia adalah Darius. Sedangkan menurut naskah-naskah purba, tokoh tersebut adalah Koresh. Para sarjana yang meyakini kitab Daniel ditulis jauh hari kemudian sesudah abad 6, beranggapan bahwa telah terjadi kekeliruan penggabungan naskah / tradisi dan menyebut Darius. Para sarjana yang berpegang pada kebenaran teks Alkitab tidak mau gegabah menyimpulkan. Antara lain mereka mempertimbangkan beberapa hal ini. Pertama, petunjuk adanya kebiasaan memberi nama kedua kepada tokoh yang sama. Misalnya, 1 Tawarikh 5:26 menyebut raja Zasyur, Tiglat Pileser III, sebagai “Pul.” Maka ada kemungkinan Darius adalah nama kedua yang dijulukkan ke seseorang lain. Bisa jadi itu adalah Gubaru, gubernur yang diangkat atas Babilonia oleh Koresh yang agung. Semua ini adalah hipotesis yang baiknya kita perlakukan secara relatif sampai penemuan naskah-naskah purba memberi terang lebih jelas.

Koresh yang Agung. Sudah kita bahas bahwa belum dapat dipastikan bahwa Koresh ini adalah Darius. Yang kita ketahui dari Kitab Daniel, Daniel berperan sampai awal pemerintahan Darius (6:1) dan Daniel mendapatkan visinya terakhir di tahun ketiga pemerintahan Koresh (10:1). Koresh disebut Agung karena berhasil menyatukan berbagai unsur suku dan tradisi dan kekuasaan, bermula dari Medi Persia (Iran) meluas ke Asia Kecil (menaklukkan Lidia) dan Babilonia. Yesaya 44:28, 45:1, 13 menyebut Koresh secara positif. Yehuda disebutnya Yehud sesudah ia menundukkan Babilonia, dan ia memberi banyak keleluasaan kepada para bangsa taklukan di bawah Medi Persia. 2 Tawarikh 36:22-23 dan Ezra 1:1-4 mencatat Koresh kemudian mengizinkan gelombang pertama kembalinya Yehuda ke tanah asal mereka. Dari kitab Ester kita ketahui bahwa semasa Ahashyweros, masih terdapat orang Yahudi yang belum kembali. Daniel juga tampaknya tidak kembali sampai ia mati di masa Koresy mencapai kemenangan besar militer dan politik.

5. Dunia pada zaman itu:

* Pembangunan Akropolis di Atena dimulai
* Peradaban Mayan di Meksiko berkembang
* Aesop menuliskan dongeng-dongengnya
* Confucius (551-479) dan Buddha (abad 5 – 4 SK)
* Seni di Yunani mulai unggul
* Orang Funisia melakukan pelayaran laut pertama sekeliling Afrika
* Orang Yunani memperkenalkan pohon zaitun ke Itali

Dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat | E-mail: simpulberkat@gamil.com |
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S

Be the first to comment

Leave a Reply