YANG TIDAK BOLEH DITEBUS

Akan tetapi anak sulung, yang sebagai anak sulung menjadi hak TUHAN dari antara hewan, tidak boleh dikuduskan oleh siapapun, baik seekor lembu maupun seekor kambing atau domba, itu milik TUHAN. Tetapi jikalau itu dari antara hewan yang haram, maka haruslah orang menebusnya menurut nilainya dengan menambah seperlima dan jikalau tidak ditebus, haruslah dijual menurut nilainya. Akan tetapi segala yang sudah dikhususkan oleh seseorang bagi TUHAN dari segala miliknya, baik manusia atau hewan, maupun ladang miliknya, tidak boleh dijual dan tidak boleh ditebus, karena segala yang dikhususkan adalah maha kudus bagi TUHAN. Setiap orang yang dikhususkan, yang harus ditumpas di antara manusia, tidak boleh ditebus, pastilah ia dihukum mati. Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN. Tetapi jikalau seseorang mau menebus juga sebagian dari persembahan persepuluhannya itu, maka ia harus menambah seperlima. Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN. Janganlah dipilih-pilih mana yang baik dan mana yang buruk, dan janganlah ditukar; jikalau orang menukarnya juga, maka baik hewan itu maupun tukarnya haruslah kudus dan tidak boleh ditebus.” Itulah perintah-kepada orang Israel. – Imamat 27:26-34

Bagian akhir Kitab Imamat ini, mengunci bagian sebelumnya tentang nazar, tepat disimpulkan sebagai kesimpulan dari seluruh kitab Imamat.

Sepanjang penelusuran kita akan Kitab Imamat kita temukan beberaoa hal penting berikut: 1) betapa baiknya Allah yang memberikan kepada umat-Nya berbagai aturan tentang korban pendamaian yang menjad jalan penyelesaian dosa dan dampaknya dalam kehidupan umat, 2) betapa baiknya Allah yang memberikan berbagai aturan untuk menjaga umat tetap sehat, tahir, tidak tercemar oleh penyakit, dlsb., 3) betapa limpah kasih Allah yang membuat tatanan hidup keumatan untuk dapat menikmati shalom melalui berbagai perayaan, dan peraturan tentang Sabat, Yobel, dlsb. Maka alangkah tepat bahwa di akhir kitab Imamat ini Allah bicara bahwa 1) semua korban binatang yang sulung adalah milik Tuhan dan tidak boleh ditebus (ingat sulung di sini menunjuk kepada semua sulung dari Israel yang diluputkan dari maut), 2) semua orang yang melebihi nazar dikhususkan (dibaktikan / dikuduskan / dijadikan milik Allah penuh) tidak boleh ditebus, dan 3) semua persepuluhan harus diberikan dan bila ditarik kembali maka tebusannya harus ditambah 20% nilai pertamanya. Dengan kata lain tidak boleh ditebus sebab itu akan membawa kerugian besar.

Semua peraturan ini mengantar kita kepada beberapa nas dahsyat berikut:

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. – Roma 12:1-2

Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! — 1 Korintus 6:20

Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.—Roma 14:8

Dalam melibatkan diri dalam pelayanan, dalam memberikan persembahan, dalam menjalani kehidupan syukur untuk Tuhan, dalam beribadah dan bersaksi, mari jangan hitung-hitungan – atau, lebih tepatnya justru mari buat perhitungan yang benar tentang segala kebaikan, rahmat, anugerah, karunia, berkat yang telah Tuhan limpahkan kepada kita, dan mari berespons dengan benar! Terhadap “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32) — bagaimanakah harusnya syukur kita, bakti kita, penyebahan kita, persembahan kita, pelayanan kita, komitmen iman dan taat kita?

Be the first to comment

Leave a Reply