Berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap
meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba gelap itu.” Lalu Musa
mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita di seluruh
tanah Mesir selama tiga hari. Tidak ada orang yang dapat melihat
temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama
tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat
kediamannya. Lalu Firaun memanggil Musa serta berkata: “Pergilah,
beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus
ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu.” Tetapi Musa
berkata: “Bahkan korban sembelihan dan korban bakaran harus engkau
berikan kepada kami, supaya kami menyediakannya untuk TUHAN, Allah kami.
Dan juga ternak kami harus turut beserta kami dan satu kakipun tidak
akan tinggal, sebab dari ternak itulah kami harus ambil untuk beribadah
kepada TUHAN, Allah kami; dan kami tidak tahu, dengan apa kami harus
beribadah kepada TUHAN, sebelum kami sampai di sana.” Tetapi TUHAN
mengeraskan hati Firaun, sehingga dia tidak mau membiarkan mereka pergi.
Lalu Firaun berkata kepadanya: “Pergilah dari padaku; awaslah engkau,
jangan lihat mukaku lagi, sebab pada waktu engkau melihat mukaku, engkau
akan mati.” Kemudian Musa berkata: “Tepat seperti ucapanmu itu! Aku
takkan melihat mukamu lagi!” — Keluaran 10:21-29
Tanpa
didahului firman peringatan, selama tiga hari Mesir mengalami tulah
kesembilan. Sedangkan Israel lagi-lagi akan luput dari tulah tersebut.
Tiga hari terjadi kegelapan total. Apa yang sebenarnya terjadi sampai
bukan saja orang tidak dapat saling melihat atau melihat apa pun, bahkan
gelap itu sendiri dapat dirasakan, bahkan diraba? Mungkin ada
penjelasan naturalnya yaitu angin gurun meniupkan pasir secara susul
menyusul selama tiga hari penuh menyebabkan kegelapan pekat itu teraba
sebagai udara yang berat dan menyesakkan. Atau ada penjelasan
supernaturalnya yaitu Allah menghentikan atau menyebabkan pancaran
cahaya matahari tertutupi, sambal menarik hadirat penyataan umum dan
penyelenggaraan-Nya dari Mesir dan mengirimkan tanda ajaib kehadiran
kegelapan sampai dapat dirasa dan diraba. Jika diingat ucapan Tuhan
Yesus bahwa kepada orang jahat pun Allah Bapa masih memberikan matahari
yang sama, berarti saat itu ada pengalaman awal akan murka Allah dialami
oleh Firaun dan rakyatnya. Dewa utama yang paling dipuja Mesir, Ra —
dewa matahari — dilumpuhkan total oleh Allah sejati.
Firaun
masih berusaha tawar menawar dengan Musa. Musa menolak, Firaun mengusir
dan mengancam akan membunuh Musa Musa mewakili TUHAN Allah menyatakan
pernyataan final — tidak akan lagi melihat Firaun.
Sembilan
tulah terdiri mdari tiga rangkaian — dua dengan peringatan satu
terakhir tanpa peringatan — telah ditimpakan TUHAN Allah ke atas Foraun
/ Mesir supaya:1. Jelas siapa TUHAN Allah yang Firaun pertanyakan itu.2. Nyata bahwa Ia sungguh berdaulat, benar, berkuasa.3.
Sehingga Israel zaman Musa dan generasi Israel berikutnya sadar bahwa
TUHAN Allah yang mereka sembah sungguh Allah sejati. Dan, supaya mereka
dan semua umat tebusan-Nya hidup dalam syukur, takut dan taat kepada
YHWH.4. Bahkan bangsa-bangsa lain menyadari kekuasaan dan
kesejatian TUHAN Allah. Empat ratus tahun lebih sesudah ini orang
Filistin berkata: “Celakalah kita! Siapakah yang menolong kita dari
tangan Allah yang maha dahsyat ini? Inilah juga Allah, yang telah
menghajar orang Mesir dengan berbagai-bagai tulah di padang gurun.” (1
Samuel 4:8).5. Manusia sadar akan dahsyatnya penghukuman
TUHAN Allah baik atas segala bentuk pemberhalaan, dewa-dewi, takhayul,
kepercayaan, ideologi, isme-isme yang sia-sia yang dijunjung dan dipuja
setara Dia, maupun semua yang menganut, mengandalkan dan
mempraktikkannya.
Mari memberkati sesama melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377
Leave a Reply
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.