Tujuan penginjilan

foto:pinterbiologi.com

Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. — 2 Korintus 5:20

Orang Kristen diutus untuk mempertobatkan, dan mereka tidak boleh mengurangi sasaran itu. Menginjili bukan sekadar mengajar, atau membagikan informasi ke pikiran. Menginjili mencakup usaha untuk mengundang respons kepada kebenaran yang disampaikan. Menginjili berarti berkomunikasi dengan tujuan terjadinya perubahan hidup. Tugas utamanya bukan hanya memberikan informasi tetapi menganjurkan terjadinya tindakan respons. Dengan kata lain menginjili adalah usaha untuk memenangkan sesama kita bagi Kristus. Yesus sendiri menggambarkannya sebagai menjala orang.

Paulus tahu dirinya diutus oleh Kristus bukan hanya untuk membuka pikiran orang tetapi mengajar mereka tentang injil, lalu mengarahkan mereka untuk berpaling kepada Allah dengan menganjurkan dan mengaplikasikan kebenaran ke dalam hidup mereka. Maka sasaran Paulus bukan hanya memperluas informasi tetapi menyelamatkan orang berdosa: “supaya sebisa mungkin aku memenangkan beberapa bagi Kristus” (1Kor. 9:22). Karena itu dalam khotbah penginjilannya terdapat baik unsur petunjuk – “Allah dalam Kristus memperdamaikan dunia dengan diri-Nya”
– dan desakan “kami menasihati kamu demi Kristus, berilah dirimu diperdamaikan dengan Allah” (2Kor. 5:19-20). Tanggungjawabnya meluas tidak saja kepada injil yang harus ia wartakan dan pelihara, tetapi juga kepada orang yang membutuhkannya yang kepadanya ia diutus untuk membagikan injil, yaitu orang yang tanpa injil akan binasa. Sebagai rasul Kristus, ia lebih dari pengajar kebenaran; ia adalah gembala jiwa yang diutus ke dalam dunia bukan untuk mengkhotbahi para pendosa tetapi untuk mengasihi mereka.

Apa beda yang akan diakibatkan oleh kesadaran bahwa menginjili berarti mengasihi sesama kita?

Berdoalah untuk penginjil yang Anda kenal seolah hanya mementingkan pengajaran daripada menjangkau dalam kasih; agar mereka dapat memiliki sikap seperti 1 Tesalonika 2:7-8.

(James I. Packer, Bapa Surgawi Mengasihimu, Hari ke-138)

Be the first to comment

Leave a Reply