Janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu. — Keluaran 34:14
Ada dua macam kecemburuan dalam manusia, dan hanya satu yang jahat. Cemburu jahat adalah ungkapan dari sikap, “aku ingin apa yang kau punya. Aku benci kamu sebab aku tidak mendapatkannya.” Tetapi ada lagi
jenis kecemburuan yang lain – gairah untuk melindungi relasi kasih, atau membalasnya ketika relasi kasih pecah. Alkitab selalu melihat kecemburuan Allah sebagai aspek dari kasih perjanjian-Nya untuk umat-Nya. Perjanjian Lama menganggap perjanjian Allah sebagai pernikahan dengan Israel, membawa bersamanya suatu tuntutan untuk
kasih dan kesetiaan tanpa syarat. Penyembahan kepada berhala-berhala dan semua relasi kompromi dengan para penyembah berhala bukan Israel merupakan ketidaktaatan dan ketidaksetiaan, yang dilihat Allah sebagai
perzinahan rohani, dan membangkitkan kecemburuan serta pembalasan-Nya.
Kita harus ingat juga, bahwa kecemburuan Allah atas umat-Nya mengandaikan kasih perjanjian-Nya; dan kasih ini bukan perasaan mesra yang sementara, kebetulan dan tanpa tujuan, tetapi adalah ungkapan dari maksud ilahi yang berdaulat. Sasaran dari kasih perjanjian Allah ialah bahwa Ia memiliki suatu umat di bumi selama sejarah berlangsung, dan sesudah itu Ia akan memiliki semua umat-Nya yang setia dari segala zaman bersama Dia dalam kemuliaan.
Haruskah kita cemburu bagi Allah (lihat 1Rj. 19:10-14)? Bagaimana?
Bapa, jadikanku sangat peka tentang berhala dalam bentuk apa pun – terutama ketika ia tampil dalam sesuatu yang baik.
(James I. Packer, BSM Hari ke-107)
Leave a Reply
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.