Teriakan minta tolong

Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab aku sebatang kara dan tertindas. — Mazmur 25:16
Hal yang menakjubkan tentang Allah ialah bahwa berulang-ulang Ia kembali kepada umat-Nya yang dalam kebutuhan. Ia tidak pernah kelelahan dan perhatian-Nya pada kita tidak pernah berkurang. Pola
kehidupan Kristen adalah kesadaran akan kebutuhan diikuti oleh kedatangan Allah untuk memenuhi kebutuhan itu. Itulah kenyataan sejati relasi perjanjian. Allah menengok dan kembali kepada mereka yang
mencari Dia dalam kebutuhan mereka.
Tak seorang pun kita yang tanpa masalah. Setiap kita memiliki kesusahan, masalah, beban, kesulitan, duri dalam daging yang harus kita tanggung. Dan sungguh tidak saleh bila dengan semua kebutuhan itu
kita tidak berpaling kepada Allah, tetapi berkata, “aku seorang Kristen maka aku memang harus memikul masalah,” kemudian merasa diri seolah pahlawan sebab sanggup memikul begitu banyak beban. Merasa diri
sanggup sendiri justru adalah kesombongan yang memadamkan Roh yang harus dengan hati-hati dihindari oleh setiap orang Kristen.
Seperti pemazmur, orang Kristen tidak enggan berteriak kepada Allah: “Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab aku sebatang kara dan tertindas.” Ia menatap ke Allah dengan keyakinan, berharapkan pertolongan dan kelepasan secepat Allah menimbang itu sesuai untuk mengirimkannya – dan mengapa bukan kini? Dengan berani Ia meminta kesembuhan dan kekuatan sekarang juga.  Mungkin Allah akan memberi itu hari ini. Mungkin Allah akan menyimpannya untuk esok atau minggu depan
atau tahun depan. Orang Kristen harus bersedia menerima apa pun keputusan Allah dalam jadwal surga. Tetapi permohonannya ialah agar Allah menolongnya kini, sesuai kebutuhannya kini, dan ia tahu bahwa
dalam satu atau lain cara kebutuhannya kini akan dipenuhi.
Apakah Anda ada dalam bahaya menganggap diri pahlawan karena dalam kesusahan dan tidak memohon Allah melepaskan?
Berpalinglah kepadaku ya Tuhan, kasihani aku, sebab aku… (masalah Anda).
(James I. Packer, Bapa surgawi Mengasihimu, Hari ke-156)

Be the first to comment

Leave a Reply