Selamat

Dan ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk yang rata pantainya. Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ. Mereka melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi, memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju pantai. Tetapi mereka melanggar busung pasir, dan terkandaslah kapal itu. Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya hancur dipukul oleh gelombang yang hebat. Pada waktu itu prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorangpun yang melarikan diri dengan berenang. Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan Paulus. Karena itu ia menggagalkan maksud mereka, dan memerintahkan, supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat, dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat. — Ki1sah Para Rasul 27:39-44
Tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. — 2 Korintus 11:25
Membandingkan catatan tentang karam kapal di pelayaran menuju Roma dengan catatan di 2 Korintus kita dapat menyimpulkan bahwa paling tidak empat kali Paulus pernah mengalami karam kapal. Sebab, surat kepada jemaat di Korintus itu ditulis Paulus pada perjalanan misinya yang ketiga, pada tahun 55 dan sekitar empat atau lima tahun sebelum ia mengalami karam kapal sebagai tawanan yang dibawa ke Roma. Sayangnya Lukas tidak mencatat ketiga peristiwa karam kapal dalam beberapa perjalanan misi Paulus ini  Hanya bisa kita simpulkan dari berbagai perjalanan misi melalui pelayaran ini Paulus mendapatkan pengalaman yang memampukan dia menyimpulkan dan memberikan nasihat tentang pelayaran ke Roma itu. Meski, sayangnya karena nasihatnya tidak didengar, kini sekali lagi karam kapal harus ia alami.
Jelas selama pelayaran sukar itu Paulus telah memberikan kesan sangat baik kepada kepala perwira yang bertanggung jawab mengawal dia sampai ke Roma. Memang di awal pelayaran itu, sudah ada catatan bahwa Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah. Kini sesudah melihat bagaimana Paulus berperan positif sepanjag pelayaran itu, Yulius mencegak para prajuritnya dari niatan ingin membunuh para tawanan supaya tidak melarikan diri di saat kapal itu karam. Bisa jadi juga keputusan itu dikuatkan oleh klaim Paulus sebelumnya bahwa ia adalah warga Roma dan ia sedang mengklaim keadilan
kaisar tentang perkaranya.
Jadi tidak berlebihan kesimpulan bahwa mereka semua selamat — dari karam kapal dan dari bencana pembunuhan oleh para prajurit — oleh karena kehadiran dan peran serta pengaruh Paulus. Dan lebih jauh, karena adanya tindakan kedaulatan Allah yang punya rencana membawa Paulus dengan selamat sampai ke Roma. Betapa indah bahwa kehidupan orang percaya yang sungguh menjalani rencana Allah bukan saja bermakna penuh bagi dirinya tetapi juga berdampak hebat bagi orang-orang di sekitarnya, dalam kondisi apa pun.
Mari memberkati sesama melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377

Be the first to comment

Leave a Reply