Saling berbagi

[06:37, 21/02/2022] Pak Paul Hidayat: Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing- masing. — Kisah rasul 2:44-45

Pentakosta meluncurkan ke dalam dunia suatu kualitas kehidupan bersama yang baru yang ditandai oleh gairah saling memerhatikan, berbagi, dan kesukaan (Kis. 2:43-47; 4:32-37). Seperti memuji Allah, demikian pun
kebersamaan adalah ciri khas orang Kristen. Masa kini saling melayani dan persekutuan adalah kewajiban, tetapi dalam Alkitab keduanya adalah fakta: orang Kristen saling memperlakukan sesama seimannya sebagai sahabat, dan tentu saja para sahabat tidak perlu diberitahu untuk saling bertemu!

Dunia purba kebanyakannya bersikap masa bodoh terhadap kemiskinan tetapi ungkapan praktis pertama persekutuan Kristen adalah menggabungkan sumber-sumber untuk mengentaskan kemiskinan.
“Masing-masing sesuai kemampuannya; kepada masing- masing sesuai kebutuhannya,” bukan sekadar slogan indah tetapi praktik nyata orang Kristen mula-mula. Perbaikan sosial sedrastis dan seradikal itu hanya bisa terjadi dalam masyarakat yang di dalamnya Kristus adalah Tuhan.

Kemiskinan para orang kudus di Yerusalem duapuluh lima tahun kemudian (Rm. 15:25-27) mungkin bisa dijadikan alasan untuk mengatakan bahwa tindakan hidup secara komunal dalam persekutuan orang Kristen pertama itu tidak bijaksana. Itu mungkin disebabkan oleh kesimpulan tergesa bahwa Yesus akan segera kembali ke dunia. Anjuran Paulus kepada orang
kaya (1Tim. 6:17-19) memperlihatkan bahwa ada cara lain menatalayan harta yang bukan sekadar menjual segala sesuatu. Tetapi, kebaikan hati Barnabas yang menjual segala harta miliknya untuk orang miskin tidak dapat disalahkan, malah merupakan teladan untuk kita semua.

Apakah insentif untuk kita mempraktikkan persekutuan Kristen yang akrab? Apakah sesudah terlibat dalam persekutuan kita mengalami perasaan terangkat, lebih jernih dalam pemikiran, lebih sungguh dan bersukacita? Jika tidak, mengapa?

Tuhan, tunjukkan apa yang dapat kulakukan untuk menyebabkan gairah berbagi, peduli, dan memberi dalam persekutuanku?

Hidup berbagi

Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. — Kisah rasul 2:42

Apa arti persekutuan? Gosip? Secangkir teh? Jalan-jalan? Bukan!
Paparan dalam ayat ini menunjuk kepada sesuatu yang tatanan dan tingkatannya sama sekali berbeda. “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang
yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing- masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan
roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” (Kis. 2:42-47). Itulah persekutuan menurut pengertian Perjanjian Baru, yang jelas berbeda dari sekadar kegiatan sosial.

Arti persekutuan dalam akar kata Yunaninya adalah bersama atau berbagi. Jadi persekutuan adalah partisipasi bersama dalam sesuatu atau dengan membagi apa yang Anda miliki kepada orang lain atau menerima apa yang orang lain berikan kepada Anda. Memberi dan menerima adalah hakikat persekutuan, dan memberi serta menerima harus menjadi cara bersekutu dalam kehidupan bersama tubuh Kristus.

Persekutuan Kristen mencakup dua dimensi, lebih dulu vertikal sebelum dapat horisontal. Anda harus kenal dulu realitas persekutuan dengan Bapa dan Anak-Nya Yesus Kristus sebelum dapat mengenal realitas persekutuan dengan sesama orang percaya dalam relasi bersama dengan Allah (1Yoh. 1:3). Orang yang tidak dalam persekutuan dengan Bapa dan Anak sama sekali bukan Kristen, dan tidak dapat berbagi realitas persekutuan dengan Kristen lain.

Persekutuan mirip dengan sirkulasi darah dalam tubuh manusia. Seberapa sehatkah tubuh Kristus di mana Anda berada?

Pikirkan di hadapan Allah seperti apa “memberi dan menerima” dalam persekutuan Anda, dan bagaimana Anda sendiri memberi serta menerima?

(James I. Packer, Bapa Surgawi Mengasihimu, Hari ke-61 dan 62)

Be the first to comment

Leave a Reply