Salib Kristus Menghasilkan Perjanjian Baru

Pembentukan dan perayaan Perjanjian yang Baru oleh Kristus dan korban-Nya, demikian menurut Ibrani 10:15-18:

Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,” Ia berfirman pula: “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.” Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.

Sebelum paparan di atas, di dua perikop penulis Ibrani menjelaskan beberapa poin penting tentang Perjanjian Baru. Perjanjian Lama, menurut Surat Ibrani, adalah perjanjian yang terkait dengan pelepasan Israel dari Mesir, menghasilkan umat yang bebal, karena itu sifatnya tua, usang, menuju kemusnahan. Sedangkan Perjanjian Baru adalah pembebasan dari dosa, dimana Allah berbelas kashan dan tidak lagi mengingat dosa, bahkan Ia menaruh hukum-Nya di dalam akal budi dan hati umat tebusan-Nya. Lihat Ibrani 8:6-13. Sedangkan di Ibrani 9:15-22, penulis Ibrani memakai istilah Yunani diatheke dengan dua arti, perjanjian dan surat wasiat. Dengan permainan kata dwi-arti itu ia menegaskan bahwa darah Kristus menjadi meterai pengesah dari surat wasiat (diatheke) yang menjadi Perjanjian (diatheke) Baru Allah untuk tebusan-Nya. Kembali Ibrani mengambil pemercikan darah binatang yang dilakukan Musa pada peresmian Perjanjian (Lama, lihat Keluaran 24) dengan Israel sebagai bayang-bayang dari darah Yesus yang dicurahkan di penyaliban-Nya di Golgota. Penting bahwa dalam uraian Ibrani ini, nubuatan Yeremia (31:31 dst.) dan Yehezkiel (36:26-27) tentang perjanjian baru dan pembaruan hati, menjadi rujukan Ibrani.

Jadi Yesus Kristus melalui korban hidup dan kematian-Nya di salib menghasilkan realitas substansial 1) pengampunan dan penghapusan dosa selama=lamanya, 2) menjadi sumber pembaruan hati dengan Roh Kudus menuliskan hukum-hukum Allah di dalam hati kita, 3) dan inilah Perjanjian Baru kekal-substansial-riil yang dihasilkan oleh Yesus Kristus. Maka, betapa malangnya orang yang undur dari Dia kepada entah keyakinan lama atau pola kehidupan lama.

REFLEKSI:

1) Ketika berbagai angin pengajaran, daya tarik dunia, bujukan kedagingan ingin menggoyahkan hidupku, panorama kehidupan taat Yesus Kristus dan Salib-Nya mengukuhkan, memurnikan, memberdayakan aku kembali.

2) Apakah yang kita harapkan dengan spiritualitas dan karya Roh, seharusnya? Membawa dan membuat kita menghidupi keimamatan baru dalam Yesus Kristus, korban sempurna-Nya sekali untuk selama-lamanya dan realitas Perjanjian Baru dengan firman-firman terukir dalam hati, atau…?

3) Di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang. Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. (Ibrani 13:14-15)

Be the first to comment

Leave a Reply