Biasanya yang masakini “ngepop” di kalangan Kristen yang menekankan spiritualitas, pokok ini diartikan terutama tentang kehidupan rohani seperti doa, baca Alkitab, pertumbuhan kewarasan jiwani-rohani boleh. Dan bahwa spiritualitas – seperti halnya istilah yang dipakai adalah “spirit atau roh” – selain menekankan aspek kehidupan batiniah kita, juga menganggap ini hanya terhubung khusus dengan karya Roh Kudus. Dengan membaca Roma 8 secara keseluruhan kita harus mengubah kedua anggapan sempit dan dangkal tadi. Spiritualutas dalam paparan Roma 8 adalah penghidupan semua kekayaan kelimpahan yaitu anugerah yang merupakan pengalaman berkelanjutan orang percaya sebagai milik Kristus, yang mencakup: 1) penghidupan kemerdekaan dari hukum dosa dan hukum maut (ay. 1-3), 2) mengalami operasi kehendak dan dorongan Roh Kudus (ay. 4-9), 3) yaitu mengalami Roh mengerjakan di dalam kita kuasa kematian dan kebangkitan Kristus (ay. 10-11), 4) Roh memimpin orang percaya untuk dapat mengalami secara nyata hubungan anak-Bapa dengan Allah (ay. 12-17), 5) menikmati pengharapan kemuliaan yang akan datang sementara kini mengalami kesengsaraan melalui pertolongan Roh Kudus (au. 18-25), 6) mengalami penguatan dari Roh dalam keterbatasan dan kelemahan kita untuk memupuk hubungan dengan Allah (ay. 26-30), 7) memiliki kepekaan dan kepedulian akan keluh kesah segala mahluk (ay. 22-23), dan 8) bertumbuh progresif menghidupi rencana keselamatan Allah yang mulai dari pemilihan, penetapan, pemanggilan, pembenaran, pengudusan, sampai ke pemuliaan kelak bekerja mengendali segala sesuatu untuk kebaikan orang percaya milik Kristus yang adalah juga umat yang dikasihi-Nya (ay. 31-39). Inilah keseluruhan spiritualitas sebagaimana perspektif yang disingkapkan Paulus dalam Roma 8. Apakah lingkup kita tentang spiritualitas juga seluas, sekaya, selimpah, sedinamis itu? Perlu penyerasian konsep dan tindak nyata kita dengan bantuan Roh Kudus.
Selanjutnya pusat dan sumber yang memungkinkan orang percaya mengalami spiritualitas yang sekaya, selimpah, seluas itu, apa sebenarnya? Roh Kuduskah pusat, sumber, pihak yang memungkinkan semua itu menjadi milik kita? Ya, namun bukan asalnya dan sepenuhnya. sebab spiritualitas sebenarnya adalah penghidupan fakta secara nyata akan kepemilikan Kristus atas kita, yaitu semua poin yang telah kita telusuri tadi sejatinya adalah hasil dari kehidupan dan karya Yesus Kristus, secara khusus hasil dari Salib dan Kebangkitan-Nya. Jadi, spiritualitas bukan karya Roh Kudus orisinal melainkan karya pelanjutan oleh Roh Kudus akan aplikasi dan implementasi hidup dan karya Kristus ke dalam kehidupan orang percaya. Maka tepatlah bila poin ini diberi judul: Salib Kristus dan Kehidupan Spiritualitas orang percaya. Tambahan, dalam terang Roma 8, hal mengalami Roh dan semua karya-Nya melanjutkan dan mengimplementasikan Yesus Kristus, disebabkan oleh kita menerima Roh Kristus sebagai akibat dari kita percaya akan hidup dan karya Yesus Kristus. Itu sebab para teolog Kristen terdahulu bukan memakai istilah spiritualitas melainkan “godliness.” Atau dengan lebih rinci, spiritualitas Kristen sejatinya adalah “theo-christo-pneuma” sentris.
Leave a Reply
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.