Ringkasan Ssembilan Jenis Enneagram.

Tipe 1: Perfeksionis, Pembaru, Pengritik, Hakim, Pembela Kebenaran
Tipe kepribadian ini ditandai oleh suatu fokus pada kebaikan dan integritas serta perlunya kesempurnaan. Dalam ukuran sedang kualitas ini membawa ke kehidupan moral yang disiplin. Pada ekstrim yang tidak sehat orang dengan tipe ini membangun semangat menghakimi. Ketakutan terbesar mereka ialah mengalami kecacatan. Kecurigaan tentang kebaikan Allah bergerak antara takut bahwa Allah akan melihat ketidaksempurnaan
mereka dan menghakimi atau membuang mereka, dan frustrasi bahwa Allah tidak melihat dan menghakimi ketidaksempurnaan orang lain. Dosa padanan tipe 1 ini ialah kemarahan. Kemarahan mereka bergerak di
antara kebencian diri atas kekurangan diri mereka dan kemarahan karena pertimbangan benar mereka atas kekurangan orang lain di dunia ini.
Tipe 2: Pemberi, Penolong, Pengurus, Pengasuh, Penasihat, Perencana
Tipe kepribadian ini dicirikan oleh perhatian kasih untuk dan kemurahhatian kepada orang lain. Sementara orang lain menghargai semangat murah hati orang ini, orang yang belum dewasa dari tipe ini dapat menjadi seperti seorang martir. Mereka takut bahwa mereka hanya akan dikasihi sejauh mereka mengorbankan diri mereka untuk orang lain. Kecurigaan mereka akan Allah ialah bahwa Allah akan menarik kasih-Nya dari mereka jika mereka tidak mengasihi dan “baik-baik.” Karena kemarahan langsung atau agresi dapat menyebabkan penolakan, jika
mereka menyimpang dari kepribadian manis mereka itu akan menuju ke keagresifan pasif. Ironisnya dosa klasik tipe ini adalah kesombongan. Mereka membuat diri mereka dibutuhkan melalui sifat tidak mementingkan
diri dan berkorban. Tipe ini perlu keberanian lebih besar untuk mengejar keinginan dan impian mereka daripada terus menerus mengorbankan diri mereka untuk orang lain.
Tipe 3: Performer, Pencapai, Motivator, Produser, Pesulap
Tipe kepribadian ini menghargai sukses di mata orang lain. Mereka termotivasi untuk mencapai dan menjadi efektif. Kegagalan dan ketidakjelasan adalah ketakutan mereka yang terbesar. Mereka bisa menjadi ahli dalam pertunjukan, menawan semua orang yang mereka temui. Orang dari jenis ini akan dicobai untuk menggunakan karunia-karunia persuasif mereka untuk menipu orang lain. Dalam hati mereka sering merasa seperti penipu. Mereka percaya bahwa orang lain memuja mereka karena daya tarik mereka daripada karena siapa adanya mereka. Tipe ini curiga bahwa Allah akan menelanjangi mereka sebagai penipu dan sesudah itu menolak mereka. Dosa tipe ini adalah penipuan. Mereka ingin dinilai dari pencapaian luar mereka daripada diri batiniah mereka, dan
karenanya mereka berusaha menyembunyikan diri sejati mereka dan menampilkan polesan tampilan kesuksesan.
Tipe 4: Romantis, Individualis, Artis, Dramatis, Mistik, Elitis, Orang
yang Menderita
Tipe kepribadian ini mencari keunikan. Ketakutan terbesar mereka ialah menjadi biasa dan umum. Mereka bisa menjadi depresi dengan berpikir bahwa mereka akan menjadi seperti semua orang lain. Kreativitas,
idealisme dan sikap ekspresif mereka adalah karunia-karunia yang indah, tetapi mereka dibatasi oleh kemurungan dan keraguan. Kecurigaan mereka akan kebaikan Allah memperlihatkan diri dalam ketakutan bahwa Allah tidak akan mengasihi mereka secara unik dan khusus. Mengikuti itu dosa mereka ialah iri hati. Sementara kecemburuan ialah keinginan untuk memiliki dan memegang hal-hal baik, iri adalah keinginan untuk memiliki apa yang orang lain miliki dan menjadi satu-satunya orang yang memiliki itu. Tipe kepribadian ini dapat belajar untuk menerima
kenikmatan dalam gairah dan bakar mereka; namun demikian, hasrat mereka untuk relasi khusus dengan Allah menghalangi kemampuan mereka untuk menunjang iman orang lain. Mereka perlu memupuk kasih akan
komunitas, menerima hal yang biasa dan suatu hati hamba yang bersedia menjadi yang terakhir dan mengizinkan yang terakhir menjadi yang pertama.
Tipe 5: Pengamat, Pemikir, Penyelidik, Orang berhikmat
Tipe kepribadian ini ingin menjadi seorang yang mengetahui segala sesuatu. Di sisi yang sehat mereka bijak dan pengertian. Di sisi tidak sehat mereka dapat menjadi kikir yang menyimpan segala yang mereka ketahui untuk diri sendiri. Mereka ingin dihargai karena pengetahuan mereka, tetapi mereka takut tanggungjawab dan orang lain ikut campur dalam dunia privat mereka. Mereka curiga bahwa Allah akan meminta terlalu banyak dari mereka, khususnya dalam relasi dengan orang lain. Mereka lapar akan kedekatan kepada Allah dan orang lain, tetapi takut
akan biaya yang harus mereka tanggung. Dosa padanan mereka ialah ketamakan, yaitu dengan menimbun sumber-sumber dan pengetahuan untuk diri sendiri lawan dari ketakutan bahwa orang lain akan memanfaatkan
mereka.
Tipe 6: Skeptik, Penyerbu, Loyalis, Penasihat Iblis, Pembela,
Pelindung, Pemain Tim
Mereka yang memiliki tipe kepribadian ini ingin suatu alasan atau orang yang dapat menopang stabilitas mereka dengan menjadi layak bagi kesetiaan mereka. Mereka menjadi khawatir jika sesuatu membuat mereka mempertanyakan stabilitas untuk hal yang mereka bela. Mereka lambat menerima perubahan dan telah mengalami penderitaan yang sukar diterima dari mempertanyakan otoritas baik yang pribadi maupun yang diwakili.
Mereka ingin menghindar posisi berbeda dan terpisah dari kelompok yang di dalamnya mereka merasa terindung. Sementara kekuatan mereka adalah kesetiaan, kelemahan mereka ialah paranoia atau kepengecutan.
Kecurigaan mereka kepada Allah ialah bahwa Ia merupakan seorang tuan yang gemar melecehkan atau yang tidak teguh untuk layak menerima kesetiaan. Dosa padanan mereka ialah ketakutan. Ketakutan ini lebih bersifat umum daripada spesifik, tetapi itu menjadi terfokus sangat kuat jika ada ancaman apa pun kepada kesetiaan mereka.
Tipe 7: Entusias, Generalis, Penikmat, Petualang, Materialis, Penghibur, Optimis
Tipe kepribadian ini ialah pelawak kelas, Peter Pan abadi. Mereka mencari kesenangan dan keasyikan, dan mereka takut apa saja yang dapat membuat mereka turun dari kebahagiaan mereka. Mereka membawa kesan
spontanitas dan suasana main-main kepada mereka yang ada di sekitar; dalam keadaan terburuknya, mereka tampil sangat ceria bahkan terkesan lari dari kenyataan. Mereka curiga bahwa Allah akan meminta mereka
menyerahkan kesenangan mereka dan menghadapi penderitaan serta kesukaran. Orang dengan tipe kepribadian ini sering bergumul dengan dosa kerakusan. Jika kenikmatan baik adanya, maka lebih banyak kenikmatan lebih baik lagi. Mereka keliru menganggap kuantitas sebagai kualitas dan kedalaman kesenangan.
Tipe 8: Pemimpin, Bos, Pelindung, Penantang, Pemecah masalah, Pesaing
Kepribadian tipe ini berusaha memegangi dan memakai kuasa. Mereka takut apa saja yang dapat membuat mereka rentan untuk dilukai atau dimanipulasi oleh orang lain. Orang-orang tipe ini yang sudah matang adalah para pemimpin yang kuat dan mantap. Dalam keadaan belum matang mereka dapat menjadi seorang pembalas kejam dan lapar kuasa. Kecurigaan mereka akan Allah bangkit dari panggilan-Nya agar orang menjadi lemah dan rentan diri. Seperti ular di Firdaus, mereka curiga bahwa Allah yang menginginkan segala sesuat dari kita pasti juga
menyembunyikan sesuatu dari kita. Dosa padanan tipe kepribadian ini ialah hawa nafsu, tidak selalu harus nafsu seksual tetapi nafsu akan kuasa dan segala yang dapat diberikan oleh hidup. Mereka memproyeksikan hawa nafsu mereka untuk kuasa kepada orang lain dan tidak dapat percaya bahwa orang lain tidak ingin mencuri kuasa dari
mereka.
Tipe 9: Pendamai, Penengah, Pelindung, Naturalis, Akomodator
Tipe kepribadian terakhir dari Enneagram selalu berusaha memelihara damai. Pada posisi terbaik mereka tidak berpura-pura dan santai. Pada posisi terburuk mereka adalah pendamai pasif yang lebih memilih jalan
peredaan daripada turun ke sisi salah satu pihak. Kecurigaan mereka akan Allah ialah bahwa Ia akan memanggil mereka untuk mengambil posisi tidak populer. Dosa padanan mereka ialah kemalasan, kemalasan rohani.
Mereka menerima apa adanya sesuatu, entah dalam dunia atau dalam diri mereka sendiri, tanpa mengambil pekerjaan yang sukar atau berisiko untuk memperbaiki sesuatu.
SERATUS PIANO
Sementara orang menolak mendiskusikan relasi antara temperamen dan dosa. Mereka percaya bahwa kita harus sanggup mengubah pemikiran dan perasaan kita dengan kemauan. Benar bahwa kebanyakan kita telah
mengalami perubahan dalam aspek-aspek tertentu diri kita. Sebagian dari pola-pola pemikiran, emosi dan perilaku kita mencerminkan keadaan lingkungan kita; jika kita mengubah lingkungan kita kita dapat mengubah sebagian aspek kehidupan batiniah kita. Jika perubahan tidak mungkin maka menulis buku semacam ini tidak ada gunanya.
Namun demikian ada batasan untuk seberapa banyak kita dapat mengubah diri kita. Entah kita menyebutnya temperamen, kepribadian atau karakter, banyak dari yang membentuk diri hakiki kita tetap sangat stabil sepanjang waktu. Kita mungkin bisa menjadi kecil hati ketika mempertimbangkan panggilan alkitabia untuk diubah menjadi serupa Kristus. Saya percaya bahwa Allah tidak mengharapkan saya menjadi seseorang yang bukan saya, melainkan untuk menjadi seorang yang ada di pikiran-Nya ketika Ia menciptakan saya. Bagaimanapun juga, melalui mukjizat penyelamatan Kristus, Bapa melihat saya sebagai anak-Nya.
Sambil saya mengikut Yesus, sayatumbuh menjadi pribadi yang Allah inginkan untuk saya.
Dalam kitab Amsal si orang berhikmat memberitahu kita bagaimana kita harus mengasuh anak-anak kita. “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, / maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang
dari pada jalan itu” (Ams. 22:6). Semua orangtua yang memiliki lebih dari satu anak tahu bahwa “jalan itu” tidak sama untuk tiap anak. Saya selalu ragu-ragu untuk mengajar kelas atau loka karya tentang bagaimana mengasuh anak sebab sukar memberikan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua anak dan semua orangtua. Sebagian anak-anak ketakutan hanya oleh sedikit saja kritik; yang lain memerlukan pendekatan jauh lebih keras. Sebagian anak-anak memiliki hasrat alami menyenangkan orang lain; sebagian lainnya mengutamakan hasrat mereka
dulu. Pendidikan anak memerlukan kesabaran, perhatian dan doa untuk menemukan cara tepat bagi tiap anak.
Prinsip yang sama berlaku untuk cara Allah mengasuh kita. Ia harus mendekati masing-masing kita dengan cara yang tepat untuk kita. Setiap kita berbeda, namun kita dipanggil untuk menyesuaikan diri ke gambar yang sama dengan Kristus.
A. W. Tozer adalah seorang pastor yang bijak dan berkarunia yangmengetahui kesulitan gumulan antara spiritualitas pribadi dan kebenaran universal. Ia menulis, “Seseorang mungkin takut bahwa kita membesar-besarkan agama pribadi melebihi takaran, bahwa “kami” dalam Perjanjian Baru diganti oleh “aku” yang mementingkan diri sendiri. Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa seratus piano yang disetem ke garpu
nada yang sama otomatis tersetem satu dengan lain?” Sungguh suatu gambaran yang amat indah. Satu pribadi mungkin sangat buruk dan seorang lainnya mungkin sangat mengagumkan, tetapi jika mereka disetem
ke nada patokan yang sama, mereka akan bermain dalam harmoni.
Paradoks tentang universalitas dan individualitas mendapatkan pemecahannya dalam Kristus. Garpu penyetem kita yang sama menciptakan suatu gereja terdiri dari kumpulan orang-orang yang tidak serasi. Kristus menciptakan satu tubuh dari bagian-bagian yang tidak saling terhubung. Dalam pasal-pasal selanjutnya kita akan menelusuri banyak faktor, baik universal dan individual, yang membentuk jiwa manusia. Kita akan menelusuri apa yang dapat dilakukan untuk menolong setiap jiwa menemukan dan mengikuti jalan yang benar untuk jiwa tersebut.
MENJINAKKAN KECENDERUNGAN LIAR HATI ANDA
Mulailah menulis otobiografi rohani Anda. Anda akan melanjutkannya di pasal berikut. Kisahkan cerita ketika pertama kali Anda bertemu dengan Allah bahkan ketika saat itu Anda tidak menyadarinya. Dalam kenangan-kenangan terawal Anda, bagaimana Anda mengalami hadirat Allah?
Apakah orang lain mendorong pengalaman Anda akan Allah atau apakah mereka berusaha mengubahnya?
Yang mana dari kategori-kategori temperamen yang terkesan paling sesuai dengan Anda? Catat mereka dalam jurnal Anda. Untuk setiapnya, daftarkan cara-cara Allah bersuka dalam temperamen Anda dan kemudian
daftarkan bagaimana temperamen Anda merintangi relasi Anda dengan Allah.
Pernahkah Anda berusaha menekan temperamen spiritual Anda untuk memuaskan orang lain?
Bagaimanakah ibadah dan pengalaman Anda akan Allah akan berubah jika Anda dibebaskan untuk bertindak secara yang lebih konsisten dengan temperamen Anda?
Pernahkah Anda menghalangi orang lain dari mengungkapkan temperamen spiritual mereka?
Apa yang Anda takut akan terjadi jika temperamen-temperamen yang Anda tidak suka diberikan lebih banyak kebebasan untuk menyatakan diri?
Yang mana dari temperamen spiritual lainnya yang paling Anda kagumi?
Yang mana paling Anda elakkan?
Apa yang masing-masing berikan yang Anda perlu untuk bertumbuh secara rohani?
Anda ingin menjadi tipe pribadi yang mana sementara Anda bertambah tua? Realistikkah untuk berharap bahwa Anda menjadi pribadi itu, atau apakah itu akan menuntut perubahan yang tidak masuk akal?
(Michael Mangis, Dosa Ciri Diri, psl. 5.4.)

Be the first to comment

Leave a Reply