Pengantar bagian 2 (Daniel 7 – 12)

Sebelum kita masuk ke eksplorasi lebih detail dan teliti pada empat visi yang Daniel dapat dari Tuhan Allah di bagian kedua kitabnya ini, ada baiknya kita memiliki panorama menyeluruh dari bagian ini, sebagai berikut:

1) Tema utama kitab Daniel yaitu Kedaulatan Tuhan Allah atas sejarah menjadi makin jelas dan makin detail dipaparkan dalam keempat penglihatan Daniel ini. Apabila dalam Daniel 1 – 6 kedaulatan dan keterlibatan Tuhan Allah lebih banyak secara implisit maka dalam empat visi Daniel itu menjadi sangat eksplisit dan dibukakan secara panjang lebar. Dalam Daniel 1 – 6 Tuhan Allah lebih banyak ditampilkan dalam pengakuan “terpaksa” para raja karena ada intervensi ilahi dalam berbagai peristiwa luar biasa, maka dalam Daniel 7 – 12 Tuhan Allah tampil secara kasat mata meski sebagiannya tentu simbolis dan memakai pembahasaan yang dipinjam dari pengalaman manusia. Dalam bagian pertama kitab Daniel, kerajaan Allah yang akan menumbangkan kerajaan-kerajaan dunia ini yang kemuliaannya semu dan kekuasaannya rapuh bagaikan patung dengan lima bahan bergradasi dari paling mulia sampai paling hina, hanya digambarkan dengan batu yang lepas entah dari mana dan jatuh menimpa-merubuhkan, lalu batu itu bertumbuh membesar sampai memenuhi bumi; namun, di bagian kedua Daniel proses kedatangan dan penegakan Kerajaan Allah itu digambarkan jauh lebih jelas dan panjang, sebagai Yang Lanjut Usia yang menghakimi, dan yang seperti Anak Manusia yang diberikan kekuasaan pemerintahan kekal.

2) Demikian juga halnya dengan tema kedua yaitu penguatan dan pengharapan bagi umat untuk setia dan bertekun meski dalam tekanan, aniaya dan banyak cobaan. Dalam Daniel 1 – 6 penghiburan dan penguatan itu datang dari penyertaan Tuhan Allah sementara mereka menjalani masa pembuangan. Sementara penguatan dan pengharapan di Daniel 7 – 12, yang lingkup waktunya masih pra-sejarah bila dilihat dari saat ketika Daniel mendapatkan visi-visi itu, penguatan dan penghiburan itu datang dari paparan tentang perang rohani-semesta yang melibatkan para malaikat setia dan suci melawan para malaikat murtad dan jahat yang memberontak melawan Tuhan Allah sambil memengaruhi realitas kerajaan-kerajaan dunia ini. Maka penghiburan dan penguatan untuk umat di masa depan Daniel datang dari fakta bahwa pasukan ilahi dan kuat kuasa Tuhan Allah terlibat dalam perang semesta dan memenangi peperangan itu, bahkan para umat yang setia diberikan paparan tentang janji masa depan mulia dan kekal ketika yang setia dan taat mendapatkan bagian dalam Kerajaan kekal Tuhan Allah sendiri.

3) Jika kita perhatikan secara lebih teliti dan membandingkan mimpi pertama Nebukadnezar dengan keempat visi Daniel, kita melihat bahwa secara garis besar ada paralel. Yaitu semua mimpi, visi, penglihatan ini membentangkan perjalanan sejarah dari waktu ke waktu, sampai pada pewujudan Kerajaan Allah yang ditegakkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Pembukaan sejarah dalam beberapa penglihatan ini ada yang progresif makin maju ke depan seperti di pasal 2 dan 7, ada juga yang mengulang kembali apa yang sudah dipaparkan di kedua pasal itu, yaitu diulang di pasal 8 namun dengan sorotan detail berbeda, ada juga yang melihat ke yang sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi di penglihatan berikutnya. Karena itu, paparan sejarah di keempat penglihatan Daniel itu boleh jadi tidak berurutan, berlanjut atau berkesinambungan, melainkan juga tumpang tindih karena sifatnya adalah meneropong secara lebih teliti dan dalam. Tambahan sangat bisa jadi bahwa keempat visi Daniel bukan saja melihat ke masa depan dekat dia sendiri (latar depan dekat, pra-sejarah Daniel yang kini untuk kita sudah menjadi sejarah), melainkan secara simbol dan motif mengulang lagi dalam fase-fase sejarah berikutnya yang merupakan latar depan jauh atau pra-sejarah baik bagi Daniel maupun bagi kita juga. Contoh yang paling jelas adalah bahwa visi yang menubuatkan Antiokhus Epifanes mungkin sekali juga merupakan nubuatan tentang kedatangan dan ciri anti-kristus di ujung terakhir zaman / sejarah dunia ini. Satu hal lagi menyangkut penglihatan teleskopik adalah dari kejauhan melihat berbagai peristiwa yang masih di depan – baik yang dekat, sedang, jauh – yang dari era Daniel sampai era kita kini sudah lebih dari 2,500 tahun, pasti ada banyak peristiwa, negara dan bangsa serta kejadian bumiah yang terlewatkan. Ini juga tidak perlu membuat kita heran sebab dalam Alkitab memang ada kecenderungan melihat tokoh, peristiwa dan bangsa secara selektif. Apalagi karena memang lingkup dunia era Daniel adalah Timur Tengah, Mesopotamia, sedangkan Amerika, Afrika dan Asia Timur mungkin tidak diperhitungkan meski kenyataannya sekarang di mana-mana terjadi banyak peristiwa yang signifikan terkait konflik semesta antara Tuhan Allah dan malaikat jahat.

4) Menyoroti pengalaman perjumpaan dengan realitas supernatural yang dialami Daniel, ada pelajaran menarik untuk kita masa kini. Pengalaman itu tidak dicari, tidak diusahakan oleh Daniel sendiri. Itu semua datang dari Tuhan Allah sebagai karunia dan dalam kepentingan penyataan Allah yang progresif. Salah satu yang menarik dan penting sebagai prinsip adalah di pasal 9 Daniel mendapatkan pengalaman tersebut sementara merenungkan kitab Yeremia dan merespons dalam doa. Prinsip penting di sini adalah pengalaman rohani selalu harus bersumber, serasi dan terhubung erat dengan pendalaman wahyu tertulis Allah, yaitu Alkitab. Masa kini banyak orang mengklaim mendapatkan pendengaran, penglihatan, pengalaman yang luar biasa tetapi seakan lepas, ekstra, tidak terhubung bahkan tidak serasi dengan wahyu Allah dalam Alkitab. Maka tolok ukur untuk menilai pengalaman adikodrati benar atau bohong atau dari si jahat adalah kesesuaiannya dengab isi Alkitab. Dengan kata lain, pemahaman Alkitab yang baik, menyeluruh dan mendalam adalah cara untuk menangkal kesesatan. Hal lain dari pengalaman Daniel ini adalah reaksinya yang bahkan jauh lebih gelisah dari Nebukadnezar, menjadi gentar sampai lemas seperti mau mati. Rasanya tidak mungkin orang masuk-keluar surga seperti turis atau tamu VVIP tanpa mengalami kegentaran seperti yang dialami Yesaya, Yehezkiel, Daniel dan para nabi lain, bahkan yang juga dialami rasul seperti Paulus. Juga, perlu kita yang merindukan pengalaman rohani, ingat bahwa empat visi dan perjumpaan yang Daniel alami ini terjadi sesudah kira-kira 50 tahun ia lalui dari saat ketika ia dan Hananya, Misael, Azarya memutuskan untuk memiliki komitmen pengabdian dan pengudusan hidup penuh kepada Tuhan Allah saja. Kesiapan untuk menerima tugas besar dari Tuhan membutuhkan proses pembentukan hidup utuh yang cukup lama dan tidak dapat dikarbit.

5) Terakhir, kita melihat bahwa dari empat penglihatan Daniel itu, ada yang dijelaskan sampai cukup detail seperti di pasal 8 dengan menyebut nama-nama kerajaan yang diwakili oleh binatang-binatang dan tanduk-tanduk di pasal 8. Tetapi, di pasal 7 dan 9 – 12 tidak diberikan penjelasan. Bahkan penjelasan tentang 7, 70 kali 7, minggu dan masa, 2,200 petang dan pagi, 1,335 hari –tidak dijelaskan hari, bulan, masa atau tahun ini memakai kalender mana dan menurut bulan atau matahari –, membuat kita harus sadar dan hati-hati tentang tafsiran spekulatif mengenai tahun, tempat, negara, tokoh yang berdrama di ujung akhir zaman. Bahkan dalam pewahyuan lebih terkini yang Tuhan Yesus nyatakan tentang kedatangan-Nya kedua, jelas bahwa ada kesengajaan di pihak Tuhan Allah untuk tidak membuat jelas semua itu, dengan tujuan agar kita mengarungi zaman dengan kewaspadaan dan bukan dengan menghitung dan meramal.

Dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat | E-mail: simpulberkat@gamil.com |
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S

Be the first to comment

Leave a Reply