Motif penginjilan

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. — 1 Korintus 13:1

Penginjilan harus merupakan suatu upaya yang terpancar dari interes murni kepada orang yang ingin kita menangkan, yaitu kepedulian murni akan kesejahteraannya yang terungkap dalam bentuk penghargaan murni kepada mereka dan sikap persahabatan murni.

Seorang penginjil masa lalu berkata: “Kapan saja saya memilih topik percakapan dengan orang lain, tema atas segala tema (Kristus) akan menonjol di antara kami dan saya akan belajar kebutuhannya dan jika mungkin memenuhinya.” Perkataan dalam cetak miring itu mengingatkan kita tentang perlunya kesopanan dan menunjukkan bahwa wajarnya penginjilan dibangun atas persahabatan.

Kita tidak mungkin memilih topik pembicaraan dengan seseorang kecuali kita sudah mulai memberi diri kita untuk berteman dengan orang itu dan membangun relasi yang membuatnya merasa dihormati, disukai, dan diperlakukan sebagai manusia dan bukan “kasus.” Dengan beberapa orang relasi semacam itu bisa kita bangun hanya dalam waktu beberapa menit; dengan orang lain perlu berbulan-bulan.

Kita harus mengusahakan terjadinya hak untuk kita membicarakan Tuhan Yesus Kristus, yaitu yang kita dapat dengan membuat orang yakin bahwa kita adalah sahabat mereka dan sungguh memerhatikan mereka. Maka kebiasaan memutus pembicaraan orang, mengorek privasi orang, bermuka tebal memaksa untuk berkhotbah – semua perilaku ini harus dibuang. Sikap kasar semacam itu pada dasarnya menghina Allah, menciptakan kejengkelan, dan membuat orang lain melawan Kristus karena curiga bahwa semua pengikut-Nya berperilaku tidak sopan seperti itu.

Izinkan 1 Korintus 13 mengubah agenda dan sikap sehari-hari Anda.

Tuhan, aku hanya canang yang gemerincing jika aku bersikap / bertindak ini … Tolong ubahku dalam hal berikut…

(James I. Packer, Bapa Surgawi Mengasihimu, Hari ke-139)

Be the first to comment

Leave a Reply