Menyelam ke dalam Hikmat

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini
haruslah engkau perhatikan,

U L A N G A N 6 : 6

Jika ada dasar bersama antara para santo masa lalu dan masa kini, yang keduanya mengalami kehidupan penuh berkat dan indah, ini dia: mereka menjelajahi dunia batin akal budi dan dengan bijak mengelola apa yang mereka temukan di sana. Dengan melakukan itu para hamba Allah setia ini mendapatkan wawasan tajam ke dalam pikiran Allah sambil juga ke wawasan manusia.

Allah mencurahkan pikiran-Nya ke dalam Firman supaya kita boleh menerima itu dalam bentuk tulisan. Kita mencurahkan pikiran kita ke Alkitab supaya kita dapat mempelajari pikiran Allah. Menurut Ulangan kita mempelajari pikiran Allah dengan mempelajari Alkitab dalam hati.

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. (Ulangan 6;6-9)

 

Dikatakan kita harus memberi perhatian khusus kepada firman-firman Allah di dalam hati kita; inilah permulaan dari persatuan pikiran kita dengan pikiran Allah. Sementara membaca firman-firman-Nya kita belajar kehendak-Nya, perhatian dan tujuan tertinggi-Nya.

Memelihara apa yang Allah pedulikan di dalam hati kita adalah alasan kuat untuk merekam perkataan-Nya pada pikiran kita. Amsal menyatakan ini dengan kuat. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23); artinya Allah telah membangun bendungan dalam hati kita. Sesungguhnya, Ia mencerap kondisi hati kita sementara Ia memberkati kita dan bekerja melalui kita.

Akal budi kita mengandung berbagai rencana dan tujuan kita; itu semacam sumur hikmat. Lagi-lagi Amsal memiliki ujaran akhir terbaik: “Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya” (Amsal 20L5).

Dalam upaya mencari keistimewaan sepanjang sejarah, banyak orang telah mempelajari tentang akal sadar, bawah sadar dan super sadar. Mereka juga menyelami pemikiran bawah sadar atau yang disebut bawah sadar potensial. Bawah sadar itu tersembunyi di bagian akal kita yang lebih dalam; yang super sadar yaitu turun dari atas. Untuk orang Kristen, super sadar adalah akal budi yang dipenuhi demgan Roh Kudus.

Memasuki dunia misteri kita jumpai keheningan. Kita lakukan itu dengan jalan merenungkan Alkitab dan menanti dalam diam. Kita menolak semua gangguan di akal melalui pertobatan dan berfokus pada ayat-ayat singkat Alkitab. Ini mengizinkan kita mendengar suara kecil, halus dari Allah, yang disadari oleh kata-kata hikmat yang dalam dan tak terbandingkan. Hikmat yang menginspirasi dan mendalam adalah anugerah yang diberikan kepada mereka yang haus akan waktu untuk bersekutu dengan Allah tanpa ada hal lain yang menandingi.

Dunia batin kita memang penuh dengan misteri, saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan kita, menurut Paulus, hikmat Allah datang ke kehidupan kita (Kolose 2:3). Di saat sama, Roh hikmat mendiami kita (Yesaya 11:2). Dalam cara sama, orang percaya juga dapat mengalami kedatangan hikmat ini sementara kita mempelajari Alkitab dalam hati.

Tambahan, akal budi kita menjadi bagaikan sumur hikmat. Penggunaan terus menerus akan melebarkan saluran-saluran bawah tanah yang melaluinya asupan air mengalir. Akal budi kita diluapi dengan hikmat hanya dengan kita belajar dan merenung secara teratur dan rajin.

Berbagai saluran hikmat sebelumnya dan ayat-ayat Alkitab yang baru dipelajari bertemu untuk mengeluarkan lebih banyak lagi wawasan. Dan wawasan ini makin mendalam ketika kita terlibat dalam perenungan Firman lebih jauh.

Kedalaman mengundang kedalaman berikutnya. Rahasia sumur adalah semakin Anda menggunakannya, semakin melimpah sumur itu dengan air. Jika Anda tidak menimba atau memompa airnya, sumur itu mengering. Maka orang menggunakan pompa bahkan ketika mereka sedang tidak perlu memakai air. Mereka memakai pompa dan menimba air agar sumur itu tidak mengering. Sumur menjadi kering bukan karena terlalu banyak memakainya, tetapi karena kita tidak memakainya.

Doa saya ialah Anda akan menimba hikmat berkelimpahan melalui merenungkan Firman dan menemukan makna dari artinya.\

(Joshua Choonmin Kang, Alkitab dalam Hati, psl. 7)

Be the first to comment

Leave a Reply