Menumbuhkan Diri Kita

foto:pinterbiologi.com

Yesus berkata kepada mereka:

“Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”

M A T I U S 4 : 1 9

Tuhan memberikan perintah tentang pendidikan kepada umat Israel; akibatnya, mereka harus tekun mengembangkan diri mereka. Karenanya, orang Israel percaya bahwa jika Anda memberikan ikan kepada anak-anak Anda, Anda akan membuat mereka kenyang sehari. Tetapi jika Anda mengajarkan mereka bagaimana menangkap ikan, Anda memberikan mereka nafkah seumur hidup. Dalam ungkapan modern, mereka memberi anak-anak jam tangan ketimbang memberitahu mereka jam berapa.

Mempelajari / menghafal Alkitab dalam hati adalah seperti mengajar anak-anak bagaimana menangkap ikan; itu membangun akal budi dengan disiplin dan pengetahuan rohani, dan itu akan memengaruhi sikap kita terhadap hidup. Pastinya, orang yang telah dilatih demikian menemukan potensi mereka, bertumbuh dalam keyakinan dan mengembangkan citra diri yang sehat.

Guru meneruskan informasi. Jika mereka melakukannya dengan baik, mereka mendorong para siswa untuk belajar sendiri.

Guru yang baik juga tahu bahwa sasaran tertinggi dari pendidikan bukan membuat para murid bergantung pada guru; sasarannya adalah menyiapkan para murid untuk melanjutkan pendidikan mereka jauh hari sesudah mereka meninggalkan sekolah.

Mempelajari Alkitab dalam hati adalah hal yang dimaksud. Dampak jangka pendeknya adalah mengubah tindakan buruk dalam kehidupan kita, dampak jangka panjangnya adalah mengubah pemikiran kita. Apabila terjadi kesalahan, hal pertama yang kita lakukan adalah berhenti melakukan itu dan mengubah kelakuan, lingkungan atau sahabat kita. Namun, sebelum terjadi perubahan berarti, kita harus mengubah cara kita berpikir. Dan sesungguhnya kita telah menjalani kemajuan dalam perubahan akal budi: yaitu dengan menghafalkan ayat-ayat Alkitab.

Mempelajari Alkitab dalam hati mengukuhkan potensi kita. Itu juga menguatkan kita untuk memengaruhi orang lain. Dalam garis ini, Walter Scott, novelis Skotlandia abad sembilan belas, berkata bahwa pendidikan paling baik adalah yang memberikan Anda manfaat. Kita harus berjuang memiliki keseimbangan antara mengembangkan diri kita sendiri dan melayani orang lain, tetapi program pembelajaran sepanjang hidup mutlak perlu untuk pengaruh berkelanjutan dalam pelayanan.

Jika motivasi adalah unsur kunci untuk sukses, maka kita yang telah memotivasi diri melalui penghafalan Alkitab memiliki harta karun berharga dalam mencapai sasaran lebih besar. Menyelesaikan tugas kecil memberi kita persediaan keyakinan untuk mengambil tantangan lebih besar, dan demikian seterusnya, dalam perjalanan kehidupan kita. Tetapi kemajuan hanya terjadi di mana ada upaya. Tidak ada jalan lain.

Doa saya ialah Anda mengambil tantangan untuk menghafalkan Alkitab.

(Joshua Choonmin Kang, Alkitab dalam Hati, psl. 15)

Be the first to comment

Leave a Reply