Meningkatkan Kemampuan Belajar

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini
haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya
berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,
apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun

U L A N G A N 6 : 6 -7

Orang yang telah membentuk sejarah di masa lampau dan akan membentuknya lagi di masa depan adalah para pembelajar abadi. Mereka memperlakukan pengetahuan sama berharganya dengan kehidupan. Sebab mereka memanfaatkan informasi dan pengetahuan dengan bijak dan baik, mereka selalu dibutuhkan. Para individu yang bertalenta ini tidak hanya memiliki pengetahuan tentang masa lalu; mereka juga menghasilkan pengetahuan untuk penggunaan oleh orang lain di masa kini dan masa akan datang.

Jika kita ingin tetap setia kepada misi Allah, kita pun harus menghargai pengetahuan. Pemimpin Kristen harus bertumbuh dalam cara ia memakai sumber-sumber pribadi dan finansialnya, memang, tetapi juga dalam pemakaian sumber intelektualnya. Umat Allah harus dikenal sebagai pembelajar berkelanjutan, senantiasa mempertajam keterampilan belajar mereka jika ingin diharapkan menjadi para pemimpin rohani abad dua puluh satu.

Beberapa dekade lampau futuris Alvin Toffler meramalkan bahwa “para buta aksara abad dua puluh satu bukan orang yang tidak dapat membaca atau menulis, tetapi orang yang kurang keterampilan untuk belajar, mempertajam, dan mempelajari kembali” (dikutip dari Learning by Heart oleh Roland S. Barth). Perbedaan antara yang terampil dan tidak terampil ini penting. Ini seperti skenario pengemudi motor dan pengendara sepeda berlomba ke tujuan yang sama; perbedaannya tampak tidak berarti di awal, tetapi segera akan menjadi besar sekali.

Prinsip pendidikan utama menurut Allah untuk umat-Nya tampak di kitab Ulangan.

 

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini

haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya

berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya

apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,

apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. (Ulangan 6:6-7)

 

Inilah kunci untuk bangkitnya Israel ke posisi terkemuka.

Allah lanjut mengingatkan Yosua, pemimpin generasi berikutnya, tentang perintah-perintah yang diucapkan Musa: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Ku janjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka” (Yosua 1:6). Sebagai seorang yang kepribadiannya telah mengakar oleh penghafalan Firman, Yosua pastinya memenuhi kualitas seorang pembelajar abadi.

Ada empat unsur hakiki dari pembelajar yang berhasil: menghafal, menyatukan, kreativitas dan pertimbangan. Ingatan adalah hal mendasar. Yang telah diingat dapat disatukan menjadi serasi dan berubah. Yang diingat dapat diperbandingkan dan dianalisis. Semua konsep dan prinsip dasar dibangun atas penghafalan. Pembelajaran mulai dengan mengingat; tanpa ingatan tidak mungkin terjadi pembelajaran.

Kita menjalani kehidupan berkemenangan atau berhasil apabila kita dapat mencerminkan dan bertindak menurut apa yang telah kita pelajari.

Mempelajari Alkitab dalam hati menyuburkan keterampilan mengingat dan dengan demikian memajukan keterampilan belajar.

(Joshua Choonmin Kang, Alkitab dalam Hati, psl. 12)

Be the first to comment

Leave a Reply