Menikmati Kedamaian

Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. (KOLOSE 3 :15)

Menghafal Alkitab mengundang berkat kedamaian ke dalam hati. Sebaliknya, kekhawatiran menolak kedamaian dari Allah. Ia membelah pikiran, mencekik kehidupan kita, dan menghasilkan ketidakamanan dan ketakutan. Firman Allah dalam hati, di pihak lain, mengusir kegelapan ini dan menggantinya dengan kedamaian.

Kapan pun saya mengalami kekhawatiran, ketakutan atau perasaan tidak aman, saya berpaling ke Alkitab, kembali dalam sikap doa ke bagian yang terakhir saya hafalkan. Tetapi sebelum saya memulai proses ini kembali, saya mengucapkan doa indah dari Filipi tersebut.

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4;6-7)

Kapan pun kecemasan menghantam kita, kita harus memeriksa sebabnya. Sering kali itu berasal dari hal remeh. Tetapi jika Anda tidak mencari sebabnya, jika kita biarkan itu tersembunyi, jika kita tidak mencabut taring si beludak, itu akan meracuni kita sampai kematian.

Terkadang kekhawatiran membawa serta beban berat. Ini pun dapat dibuang apabila kita menyerahkannya kepada Allah dalam doa. Rasul Petrus meyakinkan kita hal ini: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ialah yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7). Ya, ia mengambil beban kita ke atas diri-Nya. Tetapi jika kekhawatiran kita berakar dalam ketidaktaatan kepada Allah, tidak ada jalan lain kecuali mendengar Yesaya:

Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti. (Yesaya 48:18)

Dengarkanlah Yesaya kembali. “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.” (Yesaya 26:3).

Kapan saja kecemawan menghantam, kita harus mendatangi Allah dengan hati bersyukur dan berdoa seperti beberapa ayat yang telah kita hafalkan. Maka Ia akan mengganti ketakutan kita dengan damai-Nya. Bagaimanakah persisnya perubahan ini bekerja? Itu melampaui segala pengertian.

Saya berdoa bahwa Anda akan menjadikan nasihat Paulus kepada orang Kristen di Kolose menjadi doa Anda: “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,

karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.

Dan bersyukurlah” (Kolose 3:15).

(Joshua Choonmin Kang, Alkitab dalam Hati, psl. 10)

Be the first to comment

Leave a Reply