Menguatkan Hati

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,
janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku
yang membawa kemenangan. (Yesaya 41:10)

Semua orang Kristen, laki-laki maupun perempuan, dipanggil ke perang rohani. Tuntutan paling penting bagi mereka ketika menghadapi peperangan itu adalah keberanian. Tidak harus keberanian jasmani tetapi keberanian mental. Semua pertempuran mulai di dalam pikiran. Jika kita dapat menang di sana, kita telah menang di medan perang.

Rintangan terbesar terhadap kemenangan, dalam peperangan dan semua lainnya, terletak di dalam. Itulah ketakutan, jelas dan sederhana. Bahkan petempur berpengalaman seperti Yosua mengalami ketakutan ketika Musa meninggal; tugas di depan menaklukkan Kanaan luar biasa berat. Allah harus mengeluarkan perintah serius:

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. (Yosua 1:6)

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi. (Yosua 1:9)

Perhatikan bahwa Allah mengulang kata jadilah kuat kepada Yosua. Dengan memegang erat-erat kata-kata Allah dan bukan lainnya, akhirnya Yosua akan menangani ketakutannya. Janji Allah akan berjalan bersama dia itu cukup; ia tahu ia berkemenangan. Seperti halnya dengan Yosua, Allah terus menerus menasihati kita untuk tidak takut. Ia memiliki misi untuk kita juga, dan Ia akan berjalan bersama kita sampai ke akhirnya.

Keberanian adalah kualitas umum pada manusia Allah yang berkemenangan, tetapi tidak hanya satu itu; percaya dan yakin adalah kualitas saling melengkapi. Mereka tidak saja membawa kemenangan tetapi juga pahala besar.

Surat Ibrani meneguhkan ini. “Janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.” (Ibrani 10:35).

Bagaimanakah kita memperoleh komoditas rohani ini? Melalui mempelajari Alkitab dalam hati dan melalui iman, ujar Paulus: “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17).

Keberanian tidak berarti bahwa orang tidak memiliki rasa takut. Melainkan, itu adalah respons: tetap saja maju kendati ada rasa takut. Itu adalah kapasitas untuk menanggung sedikit lebih lama lagi. Seperti dikatakan pujangga Amerika Ralph Waldo Emerson, keberanian menyanggupkan semua kita menanggung lima menit lagi. Sumber dari jenis ketahanan ini didapatkan di dalam menghafalkan Alkitab.

Saya ingat sebuah ayat dari Yesaya:

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,
janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan
tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41:10)

Firman-firman yang Anda simpan di ingatan akan menopang Anda. Lebih dan di atas itu, Roh memiliki kuasa untuk membangkitkan semangat roh Anda; untuk sebagian orang, itu bagaikan nafas hidup ke dalam orang mati.

(Joshua Choonmin Kang, Alkitab dalam Hati, psl 11).
[07:01, 09/08/2021] Pak Paul Hidayat: Satu-satunya yang harus kita cari dalam doa adalah Allah. Apabila kita berfokus pada bagaimana kita berdoa atau apa yang kita dapat dari doa, kita telah mengalihkan pandangan kita dari Allah ke diri kita sendiri.

Be the first to comment

Leave a Reply