Ketika Firaun semakin mendekat; bani Israel melihat mereka, tampaklah orang-orang Mesir sedang berbaris mengejar mereka. Dan mereka merasa sangat ketakutan, dan berserulah bani Israel kepada YAHWEH. Mereka berkata kepada Musa, “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir sehingga engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah ini yang telah engkau perbuat bagi kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah perkataan ini yang sudah kami katakan kepadamu waktu di Mesir: Biarkanlah kami sendiri, agar kami melayani orang-orang Mesir. Karena lebih baik bagi kami melayani orang-orang Mesir daripada mati di padang gurun ini.” — Keluaran 14:10-12
Bukan hanya pihak yang di luar Tuhan — Firaun dan orang Mesir — tidak belajar tentang kedaulatan kehendak dan kuasa Tuhan — keras hati –, ternyata umat pilihan Tuhan sendiri — Israel — tidak menyimpan dalam hati pengenalan akan kehendak dan rencana serta kuasa kekal Tuhan Allah. Jika Mesir keras hati, Israel degil bin bebal. Dalam keadaan terjepit bukannya mereka menghitung dengan penuh percaya dan pasrah aktif kepada pimpinan bijak dan tindakan dahsyat Tuhan, mereka malah mengucap kata-kata tentang kubur di Mesir dan mati di padang gurun. Tidak sedikit pun tampak adanya perhitungan lain kecuali fakta-fakta kasat mata belaka. Padahal jika berhitung dengan iman, maka faktor ABC sampai XYZ dari pihak Tuhan Allah Pencipta, Pemelihara, Penebus, Pemimpin, Pelindung seharusnya jauh melebihi perhitungan fakta kuda dan kereta musuh, padang gurun dan laut. Dan betapa menyedihkan hati sang Pembebas bahwa umat yang baru saja Ia bebaskan berkata, “lebih baik kami melayani orang-orang Mesir…”
Boleh disimpulkan bahwa pimpinan “gila” Tuhan juga bertujuan untuk membongkar keterikatan Israel pada Mesir dan demi menumbuhkan kepercayaan dan pengenalan yang berprogres mendalam akan YHWH yang menganugerahi Keluaran kepada mereka, Dan rupanya satu-satunya jalan untuk membongkar perbudakan batin itu, satu-satunya jalan untuk menyadarkan betapa dahsyatnya Tuhan dan betapa parahnya keadaan mereka adalah dengan memasukkan mereka ke situasi dan kondisi terjepit seperti itu.
Pertimbangan yang memanfaatkan instrumen pikiran, perasaan, kenangan, imajinasi dlsb. kapasitas kemanusiaan kita adalah keniscayaan sebab kita citra Allah dicipta dengan berbagai kapasitas itu, Hanya saja sepanjang pengikutan kita akan pimpinan Tuhan, sepanjang pemuridan kita, Tuhan akan mengerjakan pemurnian terhadap semua kapasitas kemanusiaan itu dari pengaruh akar dosa, perbudakan kedagingan, rayuan keduniawian, dan mengubahnya menjadi pikiran, perasaan, imajinasi, kreatifitas, logika, kenangan, intuisi, hasrat yang diarahkan dan digerakkan oleh iman percaya pengenalan akan sifat-sifat Tuhan Allah. Belajar dari pengalaman Israel dari Etam dibalikkan ke posisi terjepit di antara padang gurun dan Laut Merah ini, kita bersyukur bahwa Allah adalah Bapa yang bijak, Pemimpin yang sempurna dalam semua rencana dan pertimbangan dan keputusan-Nya. Maka, hari-hari ini mari kita manfaatkan sikon dan info apa pun yang terjadi di sekitar kita untuk kita makin dekat Tuhan, makin kenal Pemimpin hidup, makin memiliki perhitungan iman, harap dan kasih yang mengakar dalam sifat-sifat-Nya yang mulia. Amin.
Mari memberkati sesama melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377
Leave a Reply
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.