Mahatahu-Peduli-Terlibat

Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” — Keluaran 3:7-10
Kesimpulan tentang sifat, sikap dan tindakan Allah di akhir pasal 2, kini diulang dan dikatakan sendiri oleh TUHAN kepada Musa, sebelym Ia memanggil Musa masuk ke dalam visi-misi pembebasan orang Ibrani dari Mesir.
“Aku telah melihat dengan sungguh melihat” — demikian harfiahnya — Ia TUHAN yang Mahatahu bukan saja secara global tetapi juga secara spesifik dan partikular, Ia Mahatahu, Mahalihat, Mahacermat melebihi orang yang paling teliti dan cermat, melebihi instrumen perekam, pengamat, pendeteksi paling mutakhir — detektor, scanner, MRI, teleskop gelombang radio, mikroskop elektron mana pun. Ini diulangi-Nya lagi di ayat 9 bahwa Ia melihat tekanan dan penindasan yang dialami umat-Nya di Mesir.
“Aku telah mendengar teriakan / jeritan mereka” — ucapan hampir sama kita temukan di kisah hagar dan Ismael, juga di kisah Lot cs di Sodom Gomora. Pendengaran TUHAN ditujukan kepada pihak-pihak yang tertindas. Ia memberi perhatian khusus kepada semua yang mengalami ketidakadilan dan penndasan dan marjinalisasi tanpa membeda-bedakan. Ia Mahapeduli.
“Aku telah turun” — Allah yang Mahahadir bukan saja tahu dari jauh, mendengar dengan mengambil jarak, peduli sambil tidak “berkeringat.” Tetapi, Ia Maha terlibat seperti dalam semua peristiwa yang dicatat dalam Alkitab, sejak Kejatuhan, pemanggilan Abraham, pelepasan Lot dari Sodom-Gomora, lalu mewujud dahsyat tak terperikan dalam Inkarnasi Yesus Kristus, Tidak ada momen kehidupan pribadi atau sejarah bangsa atau perputaran dunia ini yang Allah tidak hadir-terlibat di dalamnya. Hanya saja cara kehadiran dan keterlibatan-Nya itu berwajah jamak dan teralami secara berbeda oleh manusia yang terbatas dan yang dalam sengsara sering gagal paham. Maka ketika kita merasa TUHAN tidak hadir dalam kehiduoan kita, ingatlah semua peristiwa kehadiran-Nya yang dicatat Alkitab. Tetapi terutama, renungkanlah, selamilah, gelutilah fakta keturunan Pribadi Kedua Allah Tritunggal dalam diri Yesus Kristus.
Allah yang demikian sedang merencanakan mewujudkan rencana-Nya 400 tahun sebelum ini kepada Abraham, yaitu membawa mereka ke Kanaan yang limpah susu dan madunya. Ia pasti sanggup melakukan itu sendiri, tetapi Ia lebih memilih berbagi visi-misi dengan manusia, dulu itu adalah Musa, seterusnya sampai kini itu adalah semua dan setiap kita anak-anak-Nya, para agen-Nya. Tetapi untuk itu kita perlu mengenal dan mengalami dan menyadari terus Ia Mahatahu, Mahapeduli, Maha terlibat.
Mari memberkati sesama melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377

 

Be the first to comment

Leave a Reply