Kehati-hatian Kristen

Kisah Samson adalah kisah kehati-hatian, dan tepat untuk kita orang Kristen menerima biografi Samson sebagai suatu peringatan untuk diri kita. Samson memiliki tubuh yang kuat, itu benar. Pada saat Roh Allah turun ke atasnya, Allah memberinya kekuatan yang sukar untuk dipercaya. Tetapi kekuatan itu sendiri membawa kelemahan – secara spesifik dalam bentuk mementingkan diri, mengandalkan diri, memanja diri dan memusatkan diri. Keempat hal itu jelas terpampang dalam
catatan hidup Samson. Andaikan ia tidak sebegitu kuat secara spektakular, ia akan kurang rentan terhadap sikap-sikap itu.
Sebagaimana nyatanya, ia melawan orang Filistin dengan baik, tetapi tampaknya ia sama sekali tidak mengalami kemajuan dalam perang melawan dosa – itu berarti sepanjang kehidupannya ia memiliki hati yang lemah.
Orang Kristen injili pun kuat paling tidak dalam satu aspek, yaitu dalam jumlah. Ketika ahli statistik menghitung angka-angka, ada sekitar empatpuluh juta kaum injili di Amerika Serikat sendiri. Kita memiliki banyak seminari, teknologi dan gerakan megachurch. Pelayanan dan dampak dari pemimpin raksasa Southern Baptist bernama Billy Graham, pendeta kehormatan untuk seluruh Amerika Utara, sungguh tak terhitung, dan ia adalah “bagian dari kita.” Pelayanan literatur kita
terus menerus menghasilkan dan berkembang. Allah telah memberikan orang Kristen kekuatan yang mengesankan, namun demikian kekuatan kita itu sendiri membuat kita rentan. Apakah kita ada dalam bahaya korban kejatuhan dari beberapa kelemahan merusak diri seperti yang kita lihat dalam Samson? Saya pikir, itu pertanyaan yang harus kita hadapi dengan
amat serius.
Orang Kristen injili hidup dalam kantong rohani. Kantong yang besar, tetapi tetap kantong yang membatasi. Kita tidak dapat menghindar relasi keluarga kita satu dengan yang lain. Siapa dan apa kita secara perseorangan memengaruhi semua kita. Dan ada hal-hal dalam kantong kita yang tidak seharusnya selalu demikian. Kita memerlukan kemurnian hati – khususnya secara seksual. Kita tahu bahwa ada sementeara orang di kalangan Kristen kita masa kini yang kehidupan seksualnya terlalu
mirip dengan Samson. Selain kemurnian seksual ada banyak kualitas karakter yang tidak pernah dicapai oleh Samson, dan dalam kalangan injili pun kualitas itu tidak selalu dapat kita capai. Di dalam sementara para pelayan Kristen kita melihat ketidaksediaan untuk menerima akuntabilitas, karena hasrat untuk memimpin orang lain dan menjadi bos kita sendiri. Kita melihat adanya sikap-sikap emosional – kejengkelan, tabiat buruk, keinginan membalas, tidak baik, tidak
mengasihi – yang menunjukkan kurangnya kedewasaan dan kekudusan yang juga diperlihatkan oleh Samson. Orang Kristen suka bertengkar. Orang Kristen angkuh. Orang Kristen egois lapar kuasa; kita membangun kerajaan kita sendiri. Hal-hal ini terjadi berulang-ulang.
Kecacatan karakter (dalam diri Samson dan kita) ini adalah kelemahan riil – kelemahan yang bisa berpengaruh tragis baik pada kehidupan pribadi kita dan dampaknya pada kekuatan injili di mana pun. Kecacatan karakter menghancurkan kredibilitas dalam waktu sangat cepat. Dalam perjalanan saya berulang kali saya bicara tentang karakter Samson.
Setiap kali saya bicara tentangnya, saya melihat cermin yang mengganggu dari hal yang aktual terjadi di sekitar saya. Maka kini
saya ingin menyajikan beberapa pelajaran dari Samson, orang yang berkarakter cacat, berpanggilan ilahi dan beriman riil namun tidak mantap ini.
Tentang Lemah dan Kuat
Di mana kita merasa kuat, di sana kita dengan mudah menjadi lemah. Alkitab berkata, “Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1Kor. 10:12). Kiranya semua orang yang mengasihi kemandirian dalam Kristus menyadari bahayanya mandiri dari Kristus. Samson seorang yang selalu sendirian; ia melakukan apa yang ia pikirkan sendiri. Tetapi dilihat dari sudut mana pun, itu bukanlah jalan berkat. Andaikata ia mendengarkan nasihat
orangtuanya (perhatikan Hkm. 14:2-4) dan andai ia memberikan akuntabilitas dirinya kepada orang lebih tua dan sahabatnya (lihat 15:7-13), pasti ia telah bertindak lebih baik dan lebih menghormati Allah. Maka janganlah memercayai kesan kekuatan diri Anda dan sadari kebutuhan Anda akan persekutuan dan akuntabilitas. Kita semua membutuhkan hal itu agar kita teratur.
Sadari bahwa dalam kemurahan-Nya Allah boleh jadi akhirnya harus mengurus kita seperti yang telah Ia buat dengan Samson. Melalui pengkhianatan Delila Samson ditawan oleh orang Filistin. Ia dibutakan; mereka memotong rambutnya; kekuatan yang telah Allah berikan tampaknya lenyap; kegunaannya pun tampaknya ikut lenyap. Dalam kebaikan Allah
Samson mendapatkan kembali kekuatan yang cukup untuk tindakan terakhir hidupnya. Kita tidak bisa menghindari pemikiran, betapa akan lebih baik jika Samson sejak awalnya tidak pernah terlibat dengan Delila.
Tetapi di sini kita mendapat sebuah pesan. Allah boleh jadi harus melemahkan kita dan merendahkan kita di bagian-bagian di mana kita berpikir bahwa kita kuat dalam rangka supaya kita boleh menjadi benar-benar kuat dalam kebergantungan riil kepada-Nya. Ia telah melakukan itu di masa lampau, dan mungkin Ia akan melakukan itu lagi bahkan dalam skala besar – yaitu bukan saja untuk perseorangan tetapi untuk komunitas-komunitas Kristen.  Jika Ia melakukannya, akan ada kemurahan di dalamnya. Akan merupakan pekerjaan Tuhan untuk memberi arti dari gemuruh kehidupan yang telah mencapai titik di mana
tampaknya tidak ada lagi hal baik bisa datang darinya.
Satu lagi pemikiran menguatkan dari kisah Samson. Allah sungguh memakai kita. Ia memakai kita kini juga meski ada berbagai cacat dalam diri kita. Ia adalah Allah yang baik dan memakai orang bermasalah sebagai bagian teratur dari agenda-Nya. Tidak peduli betapa pekanya kita akan keterbatasan, kelemahan dan dosa kita, kita boleh menatap kepada Allah untuk boleh memakai kita kembali – dan dalam kemurahan-Nya yang besar ia akan melakukan itu.
Orang Kristen hidup oleh iman dalam Yesus Kristus, itu berarti kita hidup dengan diampuni oleh-Nya. Dan orang Kristen (para pendosa yang diampuni) diberi bagian dalam pekerjaan Allah dalam cara yang, berulang kali melampaui segala sesuatu yang bisa kita harapkan – pastinya segala sesuatu yang layak kita terima. Kisah Samson tidak seluruhnya suram, buruk dan putus asa. Kisah itu juga memperlihatkan bahwa kita melayani Allah yang beranugerah yang dapat dan memang sudah
memakai bahkan seorang liar seperti Samson. Jadi meski ada kelemahan kita selalu ada harapan bahwa Allah akan menyatakan peran positif untuk Anda dan saya dalam berbagai urusan kepentingan kerajaan-Nya.
Jadi mari kita menerima penguatan dan belajar dari kisah Samson pelajarannya untuk kita. Kita harus berusaha agar hidup kita – dan menjaganya tetap dalam keadaan yang memuliakan Allah. Itu tidak mudah. Itu berarti berperang melawan dosa-dosa kita, mendisiplin akal budi kita, mengubah sikap dan mengritik hasrat kita dalam cara yang tidak diusahakan oleh Samson. Tetapi mari kita memercayai Tuhan yang memakai bahan manusia yang cacat untuk kemuliaan-Nya, dan dengan iman mari kita mencari kekuatan untuk melayani Allah dalam karya dan sikap baik yang saat ini masih kita rasa jauh dari kita. Orang yang mencari mendapatkan; sebab Allahnya Samson, yang juga adalah Allah kita, adalah Allah yang amat sabar dan besar anugerah. Jadi tersedia harapan besar untuk semua kita. Puji Nama-Nya.
Bapa yang kudus, Engkau kenal kami, Engkau telah mengasihi kami dan menebus kami melalui kurban curahan darah Anak-Mu, dan meninggikan kami ke martabat mulia menjadi anak-anak dan pewaris-Mu yang mulia. Jagai kami agar mengingat jatidiri istimewa kami, dan ajar kami untuk menghidupi kehidupan yang serupa Kristus dalam kedewasaan iman dan
harapan, konsisten berusaha menyenangkan-Mu, dan rendah hati dalam melihat kepada-Mu untuk beroleh pertolongan yang kami butuhkan pada segala waktu. Jadikan kami jujur dalam menyadari kelemahan karakter dan kelakuan kami, dan dalam bertobat dari dosa-dosa kami. Jangan bawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari kejahatan. Dengan
demikian kiranya kami mengikuti hamba-Mu Samson dalam memperjuangkan kesejahteraan umat-Mu, dan oleh anugerah-Mu melampaui dia dalam penyangkalan diri dan kemurnian hati serta hidup. Melalui Yesus Kristus Juruselamat kami dan Tuhan kami. Amin.
Pelajaran
Baca catatan kehidupan Samson dalam Hakim-hakim 14-16. Apa saja petunjuk yang Anda lihat tentang kebaikan Allah dalam kehidupan Samson? Telaah cara-cara Samson memakai kekuatan jasmaninya yang dahsyat.
Apa sajakah kekuatan dalam diri Anda? Peringatan apa harus Anda perhatikan agar kekuatan Ana tidak menjadi
sumber kelemahan? Situasi apa menggoda Anda untuk memakai humor sebagai senjata?
Sebelum Samson lahir malaikat datang kepada ibunya tentang anaknya (Hkm. 13:3-5). Bagaimanakah perkataan malaikat waktu itu boleh menolong ibunya sementara ia menyaksikan berbagai kejadian dalam kehidupan Samson?
Ibrani 11:32-34 menyebut tentang Samson sebagai seorang yang kelemahannya diubah menjadi kekuatan. Dalam hal Allah memakai Samson meski ia memiliki banyak cacat?
Salah satu kelemahan Samson ialah caranya menyalahgunakan kekuatannya. Penyalahgunaan kuasa seperti apa yang khusus mencobai orang Kristen? Sambil Anda mempertimbangkan berbagai cacat diri Anda, peringatan apa dan penguatan apa Anda terima dari kisah Samson?
Doa
Ambil cukup waktu untuk merenung dengan tenang sambil meminta Allah untuk mengingatkan kekuatan yang telah ia berikan kepada Anda. Catat beberapa dari antaranya sebagai pengingat kebaikan-Nya kepada Anda dan tentang tanggungjawab yang telah ia berikan untuk Anda pakai bagi kemuliaan-Nya.
Meski menyakiti, minta Allah menyingkapkan beberapa cacat dalam karakter Anda. (Tepat jika untuk doa ini Anda berlutut di
hadapan-Nya.) Serahkan satu per satu cacat itu kepada Allah, mohon pengampunan-Nya. Minta juga kekuatan dari-Nya sambil Anda berusaha mengatasi cacat karakter Anda.
Terkadang kita paling baik mengatasi kelemahan kita ktika bersama satu atau dua kawan yang bersedia mendoakan kita dan secara teratur meminta mereka memberitahukan seberapa Anda telah mengalami perbaikan.
Pertimbangkan dalam doa, apakah hal itu benar. Jika tepat, carilah teman yang dengannya Anda dapat memupuk akuntabilitas kehidupan. Allah memakai kita kini juga terlepas dari adanya cacat dalam karakter kita. Ucapkan terima kasih kepada-Nya tentang ini. Minta agar Ia menunjukkan kepada Anda bagaimana Anda dapat melayani Dia.
Tulis
Dalam doa tinjau bagian “Tentang Lemah dan Tentang Kuat” dalam pasal ini. Minta Allah memperlihatkan kepada Anda bagaimana hal itu berdampak pada Anda dan apa yang Anda lakukan. Tuliskan berbagai kesan Anda. Lalu tulislah suatu doa respons kepada Allah.
.(James I. Packer, Selalu Ada Harapan, psl. 1.2.)

Be the first to comment

Leave a Reply