HUKUMAN MATI ATAS DOSA SPIRITISME

TUHAN berfirman kepada Musa:

“Engkau harus berkata kepada orang Israel: Setiap orang, baik dari antara orang Israel maupun dari antara orang asing yang tinggal di tengah-tengah orang Israel, yang menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, pastilah ia dihukum mati, yakni rakyat negeri harus melontari dia dengan batu. Aku sendiri akan menentang orang itu dan akan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya, karena ia menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, dengan maksud menajiskan tempat kudus-Ku dan melanggar kekudusan nama-Ku yang kudus. Tetapi jikalau rakyat negeri menutup mata terhadap orang itu, ketika ia menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, dan tidak menghukum dia mati, maka Aku sendiri akan menentang orang itu serta kaumnya dan akan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya dan semua orang yang turut berzinah mengikuti dia, yakni berzinah dengan menyembah Molokh. Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya. Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu. Demikianlah kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN yang menguduskan kamu. Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri. – Imamat 20:1-9

Penyembahan kepada dewa Molokh ini telah disinggung di pasal 18 (ay, 21). Ini adalah dewanya bani Amon. Kisah tentang kemunculan bani Amon ini sangat memalukan, karena berasal dari incest antara putri termuda Lot dengan ayahnya. Dengan cara membuat Lot mabuk, putri pertama mengandung menghasilkan bani Moab, disusul oleh putri kedua yang menghasilkan bani Amon. Mungkinkah kebiasaan mengorbankan anak-anak ini terkait dengan aib karena adanya anak-anak hasil hubungan terlarang yang ingin dilenyapkan? Entahlah. Yang jelas, kepercayaan dan penyembahan kepada Molokh ini antara lain merusak Israel karena Salomo membangun bukit penyembahan baginya untuk menyenangkan salah satu istrinya yang berasal dari bani Amon.

Patung Molokh dibuat dari logam sebagai sosok manusia berkepala lembu dengan tangan terentang seakan menyambut pengorbanan yang akan dipersembahkan kepadanya, biasanya anak-anak kecil. Dari tangan terentang itu dibuat perosotan sehingga anak-anak yang diserahkan ke tangan Moloch akan meluncur masuk ke api yang menyala-nyala di bawah patung yang membara itu. Sebelum anak-anak itu diluncurkan di perosotan ada yang lebih lebih dulu disiksa atau dibunuh, sementara untuk menutupi tangisan mereka seruling ditiup dan genderang ditabuh. Para ibu mengatupkan mulut mereka menahan tangisan demi untuk memperlihatkan kerelaan memberikan korban persembahan anak-anak mereka sendiri.

Kebiadaban, kesesatan, kekejian inilah yang membuat Tuhan Allah memerintahkan agar seluruh umat Israel dan semua bangsa lain yang tinggal di antara umat Israel melontar orang yang melakukan penyembahan Molokh itu dengan batu, bahkan Tuhan Allah sendiri menentang orang itu. Alasan Tuhan jelas bahwa dosa tersebut adalah “menajiskan tempat kudus-Ku dan melanggar kekudusan nama-Ku yang kudus,” dan merupakan perzinahan rohani. Apabila dosa itu didiamkan maka kalangan dekat yang mengetahui dan membiarkan hal itu akan dihukum Tuhan juga.

Selain biadab penyembahan ini juga merusakkan konsep tentang Allah yang sejati. Dalam kisah Abraham dan Ishak yang diuji Tuhan untuk mempersembahkan Ishak, di detik-detik Abraham hampir menghunjamkan pisau menyembelih Ishak, Allah menghentikan Abraham. Bukan saja Ia menyediakan domba pengganti, lebih penting lagi dengan menghentikan adegan itu, selain iman Abraham telah teruji, Ia juga memberikan pengenalan baru kepada Abraham yaitu bahwa YHWH bukan seperti Molokh yang menuntut korban anak. Tuhan Allah adalah pemberi, pemelihara, penyayang dan penyelamat kehidupan!

Hal lain dalam bagian ini yang diancam hukuman mati juga oleh Tuhan adalah mencari pertolongan kepada arwah-arwah atau roh-roh peramal, spiritisme.

Dalam era pascamodern ketika pluralisme, dan sinkretisme kembali ngepop, dan takhayul, okultisme, spiritisme dlsb., diperlakukan sebagai “kearifan lokal,” banyak adat istiadat yang belum terkikis dan terbarui oleh wawasan Injil tetap mengakar dan berembus. Bukankah peringatan dan ancaman keras dari Tuhan ini perlu diperdengarkan ulang dan semua yang masih bermain mata dengan kesesatan ini, sadar dan bertobat? Kiranya para pemimpin gereja memiliki kesetiaan berpegang pada kebenaran Alkitab, dan mengajarkan umat Tuhan tentang apa yang benar dan boleh, apa yang salah dan tidak boleh dalam soal penyembahan.

DOA: Kami mengakui bahwa Roh dan kebenaran saja, sumber, dasar dan daya untuk kami boleh memberikan penyembahan yang berkenan kepada Tuhan Allah, yaitu yang sesuai dengan sifat kasih dan kudus-Nya. Ya Kristus, ukirkanlah kebenaran mengenai penyembahan ini di dalam hati sanubari kami. Amin.

Be the first to comment

Leave a Reply