Hidup

Apabila Kristus, yang adalah hidup kita…
Kolose 3:4

Suatu hari saya mengendara di belakang sebuah truk pikap dengan stiker
di bempernya berbunyi, “Memancing adalah hidupku!” saya berpikir,
Orang ini pasti gila mancing. Saya bertanya dalam hati, seberapa
sering ia mancing. Lalu frasa stiker itu menohok saya: memancing
adalah hidupku. Saya berpikir, Sungguhkah ia percaya itu? Tidak
dikatakan, “Memancing sangat ku sukai!” atau bahkan “Memancing adalah
bagian hidupku paling penting.” Si pengemudi mengatakan bahwa
kehidupannya adalah memancing, bahwa sumber keberadaannya adalah
memancing itu. Ini bukan sekadar hiperbola; tetapi sebuah pernyataan
tentang keberadaan. Dan jelas itu salah. Dengan segala hormat kepada
hasrat memancingnya, memancing adalah kegiatan bukan sumber hidup.
Memancing tidak mencipta keberadaan orang itu, juga tidak membuat
jantungnya terus berdenyut atau paru-parunya menerima udara.
Barangkali yang ingin ia sampaikan ialah, “Alasan saya hidup adalah
untuk memancing.” Jika itu adalah falsafah hidupnya, perasaannya, maka
saya tidak ragu ia mengungkapkan kenyataan. Tetapi jika ia sahabat
saya dan menanyakan pendapat saya tentang falsafahnya, akan saya
katakan bahwa ia tersesat menjadikan hobi sebagai penciptanya.

Yesus Pencipta Seluruh Kehidupan Biologis

Dalam Kolose 3:4, Paulus memakai frasa mirip stiker bemper itu:
Kristus adalah hidup kamu. Yesus adalah sumber hidup yang benar dan
asli, bukan saja untuk orang Kristen. Yesus adalah Firman Allah yang
ilahi, sang Logos, yang mencipta dan menopang seluruh alam semesta:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun
yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yohanes 1:1-3).

Segala sesuatu, demikian kata firman ini, dicipta oleh Yesus. Matahari
dan bintang, bumi dan cincin Yupiter, Pegunungan Himalaya dan gurun
pasir Afrika, burung dan ikan, kuntum mawar, sungai dan manusia
dicipta oleh Yesus. Dan termasuk juga orang yang memasang stiker
bemper itu.

Sebelumnya di surat Kolose ini, Paulus menulis tentang Yesus, “di
dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan
yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik
singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala
sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari
segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia” (Kolose 1:16-17).
Dari sini jelas: Yesus bukan saja sumber dari segala sesuatu, tetapi
segala sesuatu dipelihara di dalam Dia. Ini berarti atom dan molekul
yang membentuk tubuh jasmani kita ditopang oleh Yesus. Saat ini juga,
secara harfiah Yesus menopang Anda, mempertahankan kehidupan Anda.
Kehidupan biologis kita dicipta dan ditopang oleh Yesus. Sarapan pagi
yang Anda makan kini dan dihancurkan oleh tubuh supaya menjadi energi;
itu pun Yesus yang mengatur. Sayangnya, sedikit orang Kristen yang
tahu apa yang Yohanes dan Paulus ketahui ini dan karena itu tidak
bersyukur kepada-Nya.

Yesus Pemberi Hidup Kekal

Di samping kehidupan jasmani, Yesus juga pemberi kehidupan rohani
kita. Kata Yunani bios mengacu ke kehidupan biologis kita, tetapi
Yohanes memakai kata zoe untuk memaparkan kehidupan spiritual. Roh
kita ini dirancang untuk diisi oleh zoe. Ketika kita lahir ke dalam
dunia kita hidup secara jasmani tetapi mati secara rohani. Kita
memiliki bios, tetapi tidak memiliki zoe. Kita menerima zoe waktu kita
menerima Yesus dengan iman: “tetapi semua yang tercantum di sini telah
dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan
supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yohanes
20:31). Namun, jika kita tidak menaruh percaya dalam Yesus kita tidak
memiliki zoe ini: “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup;
barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup” (1 Yohanes
5:12).

Apabila saya menaruh keyakinan akan Yesus dan mulai hidup sebagai
pengikut-Nya, kehidupan baru muncul dalam keberadaan saya. Roh saya,
seperti halnya tubuh Lazarus, pindah melalui kematian ke dalam
kehidupan. Dan hidup zoe ini bersifat kekal, aman dan terjamin,
tersembunyi di dalam Yesus. Kini saya hidup oleh hidup kekal ini, dan
saya akan masuk sepenuhnya ke dalamnya ketika saya menarik nafas
terakhir di bumi ini. Yesus bukan saja pencipta yang membentuk
kehidupan jasmani kita, bukan saja penopang dan pemelihara segala
sesuatu, Ia juga sang domba kurban yang mati dan bangkit agar kita
boleh memiliki kehidupan rohani. Kita tidak akan pernah ada jika bukan
karena Yesus, dan kita tidak akan memiliki pengharapan hidup kekal
jika bukan karena anugerah-Nya. Itulah alasan dalam Kolose 3:4 Paulus
berkata, “Kristus… adalah hidup kita.”

James S. Stewart menulis, “Perjanjian Baru tidak pernah bicara tentang
kehidupan kekal sebagai sesuatu yang baru mulai pada saat kematian,
yang baru kita masuki melalui kematian: pandangan itu sangat tidak
alkitabiah. Sebaliknya, Perjanjian Baru selalu bicara tentang
kehidupan kekal sebagai hal yang mulai di sini dan kini, di sisi
sebelum kubur, sesuatu yang kini ada dan menjadi milik orang yang
dalam persekutuan dengan Allah.” Hidup sejati, hidup kekal, hidup yang
dirancang untuk kita miliki, adalah pemberian dari Yesus bagi
kehidupan ini, bukan sekadar untuk kelak. Fakta itu luput dari banyak
orang Kristen, dan akibatnya banyak yang tidak mengalami kekayaan
hidup kekal itu di bumi ini.

Yesus Adalah Hidup Saya

Hanya Yesus yang dapat menjadi hidup kita. Kalimat dalam Kolose 1:16
yang sebelum ini saya kutip, berkata: “segala sesuatu diciptakan oleh
Dia dan untuk Dia.” Hidup Anda dan saya tidak saja dicipta oleh Yesus,
juga dicipta untuk Yesus. Batu karang dan pohon, bebek dan bima sakti
semua dicipta untuk Yesus. Langit dan bumi serta seluruh isinya terus
menerus memuliakan Allah — kecuali satu spesies: umat manusia. Kita
memiliki kebebasan untuk memilih akan memuliakan Allah atau tidak.
Kita dapat menolak Allah. Kita dapat menyangkali keberadaan Allah.
Tetapi kebanyakan kita, khususnya yang membaca buku ini, rindu untuk
memuliakan dan menghormati Dia. Jika demikian, bagaimana kita harus
melakukannya?

Kita mulai dengan bersyukur. Kita berpaling kepada Allah dan berkata,
“Terima kasih, dan terpujilah o Tritunggal Indah — Bapa, Putra dan
Roh. Terima kasih sudah menciptakan saya. Terima kasih Engkau menopang
saya. Terima kasih karena memberi hidup-Mu untuk saya, sehingga saya
boleh memiliki hidup kekal di dalam Engkau.” Lalu kita mulai melihat
seluruh kehidupan kita berpusat dalam Yesus, dengan Yesus sebagai
prioritas tertinggi kita.

Adakah hal lain dalam hidup kita yang lebih penting ketimbang Yesus?
Jika begitu, barangkali kita perlu membuat penyesuaian. Apabila
Kristus bukan saja menjadi hidup kita tetapi menjadi tujuan hidup
kita, kita menemukan realitas yang Ia berikan: bukan saja hidup tetapi
hidup dalam segala kelimpahannya (Yohanes 10:10). Yesus benar-benar
adalah hidup kita.

Menghidupi Kebenaran Ini

Minggu ini, terlibatlah dalam latihan rohani apa saja yang menumbuhkan
roh Anda, tetapi lakukan itu dengan sikap syukur — sebab praktik ini
di samping menghubungkan Anda dengan Allah, tetapi juga Allah dalam
anugerah-Nya menopang Anda. Sekadar mengucap syukur sebelum makan,
berterima kasih untuk topangan jasmani yang akan Anda terima, berhenti
sejenak mengucapkan “syukur” sebelum Anda berdoa atau membaca Alkitab
atau pergi beribadah, berterima kasih untuk topangan rohani yang akan
Anda terima.

Penegasan

Seperti halnya tubuh saya perlu menerima energi dari luar dirinya agar
dapat hidup, demikian juga roh saya perlu menerima energi dari Allah
sendiri supaya dapat tumbuh kuat. Hari ini saya akan mencari energi
tersebut dengan membuka diri saya kepada Allah dan Kerajaan-Nya.

Doa

Abba yang penuh Anugerah, terima kasih telah mencipta saya, bahkan
lebih lagi, hari ini saya bersyukur Engkau menopang saya, tubuh, jiwa
dan roh saya. Beri saya hati yang bersyukur atas semua anugerah yang
Kau berikan tiap hari untuk saya.

Renungan

Jika seseorang menyaksikan bagaimana Anda menghidupi kehidupan Anda,
apa kesimpulan mereka tentang ke-ada-an hidup Anda? Apa kesimpulan
mereka tentang tujuan hidup Anda?

Apa latihan rohani yang paling mendatangkan manfaat bagi Anda? Mengapa
hal itu menolong Anda?
(James Bryan Smith, Tersembunyi dalam Kristus, psl. 6)

Be the first to comment

Leave a Reply