HARI RAYA MINGGU SABAT

Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu; sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN.

Dari tempat kediamanmu kamu harus membawa dua buah roti unjukan yang harus dibuat dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik dan yang dibakar sesudah dicampur dengan ragi sebagai hulu hasil bagi TUHAN. Beserta roti itu kamu harus mempersembahkan tujuh ekor domba berumur setahun yang tidak bercela dan seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan; semuanya itu haruslah menjadi korban bakaran bagi TUHAN, serta dengan korban sajiannya dan korban-korban curahannya, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.

Kemudian kamu harus mempersembahkan seekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa, dan dua ekor domba yang berumur setahun sebagai korban keselamatan. Imam harus mengunjukkan semuanya beserta roti hulu hasil itu sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN, beserta kedua ekor domba itu. Semuanya itu haruslah menjadi persembahan kudus bagi TUHAN dan adalah bagian imam.

Pada hari itu juga kamu harus mengumumkan hari raya dan kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya di segala tempat kediamanmu turun-temurun.

Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu, semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.” – Imamat 23:15-22

Indah sekali komunitas umat Perjanjian Lama ini diatur TUHAN Allah yang sifat-Nya adalah Mahakasih-kudus kekal di dalam diri-Nya dan keluar dari-Nya ke dalam umat, lalu beroperasi di dalam umat seorang kepada yang lain. TUHAN Allah ingin agar umat-Nya dilingkupi oleh suasana syukur, berharap, beriman, berbagi.

Sesudah Hari Raya Panenan Awal, tujuh minggu sesudah Sabat Panenan itu, tepatnya hari kelima puluh, diadakanlah Hari Raya Sabat Mingguan. Jadi Sabat dirayakan oleh umat Tuhan bukan saja di hari Sabat, juga di Minggu Sabat yaitu Minggu ke tujuh sesudah Panenan Awal, lalu kelak Tahun Sabat dan Hari Raya Sabatnya Sabat yaitu Tahun Yobel, tahun kelima puluh.

Apa yang Tuhan minta untuk umat lakukan di Minggu Sabat itu?

Pertama, korban sajian yaitu 1) dua buah roti unjukan yang harus dibuat dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik dan yang dibakar sesudah dicampur dengan ragi sebagai hulu hasil bagi TUHAN. 2) bersama roti itu persembahan tujuh ekor domba berumur setahun yang tidak bercela dan seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan, 3) korban curahan. Itulah korban sajian yaitu korban bakaran bagi TUHAN, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.

Sesudah korban syukur sajian itu, umat juga harus mempersembahkan korban penghapus dosa yaitu seekor kambing jantan, dan korban pendamaian berupa dua ekor domba usia setahun. Korban penghapus dosa dan korban pendamaian ini adalah penegasan bahwa bahkan ketika mereka bersyukur atas pemeliharaan Tuhan, mereka tetap membutuhkan penghapusan dosa dan pendamaian dengan Tuhan Allah Mahakasih-kudus. Semua korban-korban dalam Perjanjian Lama, menurut Perjanjian Baru khususnya Kitab Ibrani, adalah bayang-bayang dari apa yang akan digenapi dalam kehidupan dan salib Kristus. Di dalam Kristus kita beroleh berbagai aspek keselamatan – pengampunan, pengudusan, pendamaian, dsb., dengan Allah. Di dalam dan melalui Kristus juga kita dilayakkan untuk mengungkapkan syukur atas segala karunia baik-Nya dalam kehidupan ini.

Instruksi terakhir dari Tuhan mengandung dua aspek. Pertama, karena Sabat Minggu-minggu itu adalah merayakan irama hidup bersyukur atas pemeliharaan dan penyelamatan dari Tuhan, umat diminta untuk menghayati suasana ber-Sabat. Berbarengan dengan semua itu, umat diingatkan untuk memelihara sikap murah hati dan adil kepada sesama dengan tidak memanen habis semua hasil tanaman mereka. Maksudnya supaya pemeliharaan dan kasih-sayang TUHAN Allah juga boleh dirasakan oleh kaum miskin dan bahkan oleh orang asing. Dan berbarengan itu supaya cakrawala perhatian umat Allah tidak eksklusif tetapi menjangkau ke semua yang Tuhan Allah kasihi.

DOA: Seperti halnya mata-Mu penuh kasih melihat kepada umat-Mu, mencurahkan berbagai berkat alami dan rohani bagi kami, kiranya kami beribadah dan mengungkapkan persembahan dengan mengarahkan mata hati kami kepada-Mu dan kepada sesama kami. Demi Tuhan Yesus kami bersyukur. Amin.

Be the first to comment

Leave a Reply