Dosa Keluarga dan Kemuliaan Keluarga

Banyak dari kisah Yakub yang mengandung pesan untuk kita masa kini. Yakub, produk dari sebuah pernikahan yang disfungsional. Ia adalah seorang anak manja, kesayangan ibunya, yang sejak awal telah memperlihatkan ambisinya dalam cara yang bermusuhan, sementara sikap ibunya mengajar dia untuk demikian, dan serakah menginginkan keuntungan melebihi yang baik untuknya. Dalam hal ini ia mirip kebanyakan orang muda dan orang usia pertengahan dalam masyarakat modern, di mana anak-anak dimanja dan mengalami keuntungan material seolah satu-satunya gol yang dimiliki kebanyakan orang. Kita perlu mengkritisi berbagai pengandaian yang banyak dipupuk dalam kehidupan keluarga masa kini.
Karena Yakub seorang yang tidak mengenal batasan, pengejar yang egois, ia menimbulkan banyak musuh. Baik Esau maupun Laban menyesali berbagai manuvernya yang mengalahkan mereka, dan siapa yang heran tentang itu? Tak seorang pun suka dipecundangi, dan tak ada orang yang merasa bersahabat dengan orang yang memanfaatkan mereka. Penghinaan terhadap
orang lain (yang terkandung dalam banyak manuver Yakub) secara teratur akan pulang kandang. Kasih kepada sesama harus mulai dari kasih keluarga. Ucapan ini sesungguhnya tepat untuk zaman kita kini.
Karena Yakub memiliki hati untuk Allah dan untuk keuntungan, dalam rahmat-Nya Allah memimpin dia, menjagai dan mengubahnya menjadi lebih baik. Namun demikian, proses perubahan itu bersifat traumatis dan membuatnya pincang seterusnya. Hati-hati kesombongan lainnya boleh jadi memerlukan perlakuan sebanding masa kini, dan Allah mungkin akan
memberikannya dalam satu atau lain cara. Betapa pun itu akan membuat kita mengalami perendahan, tetapi jika Ia melakukannya itu akan merupakan suatu tindakan anugerah.
Karena favoritisme merupakan bagian besar dari pendidikan yang ia peroleh, Yakub memiliki batas penglihatan dalam hal itu dan menabur kepahitan di antara anak-anaknya dengan favoritismenya kepada Yusuf, yang membawa banyak bencana sebagai akibatnya. Pola disfungsi dari generasi-ke-generasi dalam keluarga sangat sukar untuk dihancurkan.
Karena anugerah Allah begitu ajaib untuk semua yang mencari-Nya, Yakub diberkati lebih dan bahkan kebalikan dari apa pun yang pantas ia terima. Cara bagaimana Yusuf akhirnya menyelamatkan keluarga itu dari kelaparan yang mematikan menjadi model secara material tentang relasi penyelamatan yang tersirat dalam janji perjanjian Allah untuk
“bersama” Yakub dan eksplisit dalam zaman ini melalui pelayanan pemulihan serta persahabatan yang transformatif dari Tuhan kita YesusKristus.
Karena anugerah dan kebaikan menghasilkan rasa syukur dan keinginan baik, kebaikan dan pengampunan yang Yusuf berikan kepada para saudaranya terlihat sebagai memadamkan semangat pengasingan dan membuka lembaran baru rasa saling menyayangi di antara anak-anak Yakub. Daripada memupuk pemahaman dirinya sebagai korban, sebaliknya Yusuf melihat dirinya sebagai seorang yang Allah berkati, dan ia menularkan pandangan bahagia itu kepada para saudaranya. Yusuf adalah
seorang model yang ajaib untuk para keluarga Kristen yang disfungsional.
Sebab meski timpang karena tindakan ilahi, Yakub menghargai betapa baik Allah kepadanya. Ia terus menerus membicarakan itu, menyaksikan dan mengaguminya, sama seperti yang akan dilakukan oleh orang yang diselamatkan oleh Kristus. Kita perlu menerima semua hal ini ke dalam hati. Kita melayani Allah yang mengasihi kita. Dan kita harus menafsirkan segala sesuatu yang terjadi kepada kita dalam terang kasih Allah. Tetapi jika mungkin kita merasa telah mengecewakan Allah dan keluarga kita sendiri, kita harus ingat bahwa sebagai orang Kristen kita hidup karena diampuni. Allah kita terus tak pernah berhenti
beranugerah. Kita harus mengakui kebodohan kita dan menerima pengampunan-Nya lalu melihat kepada-Nya agar Ia menolong kita seterusnya. Sebagaimana telah terjadi penyembuhan pertama untuk Yakub dan kemudian untuk keluarganya, demikian pun akan ada harapan dalam Allah untuk kita atau keluarga kita – orangtua, anak-anak, saudara-saudari Anda atau siapa saja. Hati Allah tertuju kepada keluarga-keluarga, maka carilah berkat-Nya untuk keluarga Anda.
Bapa yang kudus, kami teertunduk di hadapan-Mu dalam kerendahan yang dalam sebab kami adalah manusia yang bercacat dan berdosa, dan relasi kami memperlihatkan itu – seringkali dalam cara yang tidak kami sadari.  Banyak dari kami yang masih bergumul dengan kejengkelan dan rasa sayang diri karena kenangan kami akan kehidupan keluarga yang
tidak memadai dan asuhan orangtua yang tidak tepat. Dan banyak dari kami yang memikul tanggungjawab kehidupan keluarga untuk membesarkan dan mengarahkan suatu generasi baru dalam jalan Allah. Hati nurani kami mengatakan bahwa seringkali kami gagal untuk memenuhi tanggungjawab itu sebagaimana seharusnya. Berikanlah rahmat-Mu kepada kami, Tuhan, dan sebagaimana anugerah-Mu telah membawa kami kepada Kristus yang di dalam-Nya tersembunyi semua kekayaan hikmat dan
pengetahuan, dan dari-Nya kami boleh menimba sumber-sumber yang kami butuhkan, tolonglah kami untuk menghormati-Mu dalam kehidupan keluarga kami. Karuniakan kami, kami mohon o Tuhan, hati nurani yang peka tentang urusan keluarga dan berikan kami kesukaan penuh karena boleh melihat generasi berikut, anak-anak yang Engkau percayakan kepada
kami, turut menerima yang kami imani dan berjalan dalam jalan-Mu. Dengarkan doa kami, Tuhan, sebagaimana kami memanjatkan ini tuliskanlah semua ini dalam hati kami demi berkat untuk orang lain dan demi kemuliaan Nama-Mu, karena Yesus. Amin.
Pelajaran
Hal apa tentang diri Anda terlihat dalam Yakub? Bacalah Kejadian 32:1-32. peringatan apa yang Yakub terima yang boleh
menghasilkan pertemuan damai dengan saudaranya? Pelajari doa Yakub dalam ayat 9-12. Apakah yang berbagai ungkapan
dalam doa itu usulkan tentang relasinya dengan Allah? Fokus pada ayat 22-32. Dalam hal apa perjumpaan dengan Allah ini
berbeda dari relasi yang tersirat dalam doanya? Dalam hal apa Yakub menjadi berbeda akibat perjumpaan dengan Allah itu?
Jika Anda akan bergulat dengan Allah, akan seperti apa itu? Telaah ulang bagian subjudul “Allah sebagai Pegulat.” Salah satu
pernyataan di sana mengatakan bahwa “Allah kita adalah Allah yang memberkati melalui menghancurkan kita.” Kapan dan bagaimana Anda sudah mengalami kebenaran hal itu? Allah menyatakan dirinya dalam cara-cara yang paling penting untuk
orang yang Ia jumpai – sebagaimana yang Ia buat dengan Musa, Yosua, Yesaya dan Yehezkiel. Kebanyakan kita tidak bertemu Allah dalam cara-cara yang sesignifikan seperti suatu teofani, namun begitu Ia menjumpai kita juga. Bagaimanakah Allah menjumpai Anda dalam cara yang tepat untuk diri Anda?
Yakub dibuat timpang, kemungkinan sepanjang hidupnya, sesudah ia berjumpa Allah. Dalam pengertian sejauh yang Anda ketahui tentang kehidupan Yakub, bagaimana pincang ini memengaruhi kepribadiannya berikutnya?
Dampak jangka panjang apa telah Allah timbulkan dalam diri Anda? Apa yang Yakub telah pelajari tentang Allah sebagai akibat
perjalanannya ke Mesir? Pelajaran apa dari kehidupan Yakub ingin Anda bawa ke dalam kehidupan keluarga Anda?
Doa
Bagilah doa Yakub dalam Kejadian 32:9-12 ke dalam empat bagian dan pakailah itu sebagai garis besar doa Anda sendiri.
“O Allah bapaku Abraham. Allah bapaku Ishak, O TUHAN yang berfirman kepadaku, “Pergi kembali ke tanah asalmu dan kepada kaum kerabatmu dan Aku akan membuatmu menjadi makmur.”
Bicaralah kepada Allah tentang pengalaman masa lalu Anda, khususnya yang berkait dengan keluarga Anda. Bawa kepada-Nya karya yang kini Ia percayakan ke tangan Anda.
“Aku tidak layak atas semua kebaikan dan kesetiaan yang telah Engkau perlihatkan kepada hamba-Mu. Aku hanya memiliki tongkat ketika menyeberang sungai Yordan ini, tetapi kini aku telah menjadi dua kawanan.”
Ucapkan terima kasih kepada Allah atas apa yang telah ia karuniakan kepada Anda, sambil mengakui bahwa semua ini tidak datang sebagai hasil usaha Anda semata. Ungkapkan pujian karena sifat Allah dan kebutuhan serta kebergantungan Anda sendiri kepada-Nya.
“Aku mohon, selamatkan aku, dari tangan saudaraku Esau, sebab aku takut ia akan kembali menyerangku, dan juga para ibu dari anak-anakku.”
Bawa kepada Allah masalah Anda yang paling serius sekarang ini. Jujurlah tentang ketakutan dan kesan ketidakmampuan Anda. Minta ia mengintervensi untuk menghasilkan apa yang benar dan baik.
“Tetapi Engkau telah berfirman, ‘Aku pasti akan membuatmu berhasil dan akan membuat keturunanmu seperti banyaknya pasir di laut, yang tidakdapat kau hitung.’”
Ingatkan Allah (dan diri Anda sendiri) akan janji-janji-Nya untuk Anda. Firman Allah kepada Anda dari Yesaya dapat dijadikan awal doa Anda: “Engkau adalah hamba-Ku; Aku telah memilihmu dan tidak menolakkanmu. Jadi janganlah takut, sebab Aku besertamu; jangan tawar hati, sebab Akulah Allahmu. Aku akan menguatkanmu dan menolongmu. Aku akan menopangmu dengan tangan kanan kebenaran-Ku” (Yes. 41:9-10).
Tulis
“Kita melayani Allah yang mengasihi kita, dan kita harus menafsirkan segala sesuatu yang terjadi kepada kita dalam kerangka kasih Allah itu.”
Renungkan kutipan tersebut dalam kaitan dengan peristiwa-peristiwa kehidupan Anda sendiri. Sambil Anda mengingat peristiwa-peristiwa yang menyukakan, memuaskan dan menyakiti, tulis dengan jujur respons Anda kepada Allah.
(James I. Packer, Selalu Ada Harapan, psl. 2.3)

Be the first to comment

Leave a Reply