DASAR DAN SUMBER KEKUDUSAN

TUHAN berfirman kepada Musa:

“Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. – Imamat 19:1-2

Sesudah melalui perenungan sebanyak delapan belas pasal sebelum ini, pastinya kita beroleh pengertian dan gambaran lebih tepat tentang apa itu kekudusan, mengapa kita umat Tuhan harus kudus, dan bagaimana prosesnya supaya kekudusan boleh menjadi jatidiri dan ciri umat Tuhan.

Arti kata kudus utamanya adalah “terpisah dari,” “menjadi beda / lain.” Dengan kata lain umat Tuhan dipanggil dan telah dimungkinkan untuk tidak “membeo menurut suara-suara duniawi, keji, najis, dosa” di sekitar, untuk tidak “membunglon gaya hidup, pola pikir / rasa / timbang / pola dan perilaku orang yang tidak mengalami pendamaian dari Tuhan Allah.” Itulah sejatinya arti dari kekudusan – beda dari yang bukan dalam Tuhan, dan menjadi makin segambar, serupa dengan Ia yang Mahabeda (Mahakudus) dibanding dengan segala sesembahan, berhala, kepercayaan kekafiran di luar lingkup karya pendamaian-Nya.

Mengapa kudus? Karena Ia telah menganugerahkan berbagai dan beragam jalan untuk umat mengalami pengampunan, penebusan dari dosa, pendamaian, pentahiran, dst. Semua korban-korban yang Ia karuniakan kepada umat pada dasarnya adalah sumber bagi pengudusan umat berkelanjutan. Kekudusan baik dalam Perjanjian Lama lebih lagi pun dalam Perjanjian Baru memancar dari inisiatif Tuhan Allah mewujudkan penyelamatan yang kaya aspek dan tahapannya – pengampunan, pembasuhan, pentahiran, penutupan dosa, pelepasan dari kuasa dosa, penyembuhan. Maka panggilan untuk kudus ini bukan sekadar tantangan untuk mengusahakan akhlak dan perilaku moral dengan kekuatan diri sendiri, tetapi didorong atau dimungkinkan oleh kekuatan berbagai tindakan penyelamatan dari Tuhan. Di Perjanjian Baru itu menjadi sangat jelas bahwa seluruh kehidupan dan karya penyelamatan oleh Yesus Kristus yang terpusat di Salib-Nya memancar kuat dalam daya Roh Kudus untuk mengubah, membentuk, memperbarui dan menguduskan kita. Kita telah dipercik oleh darah Kristus (surat Petrus), kita telah dibeli dengan hargai tunai (surat Paulus kepada jemaat di Korintus), kita telah dijadikan warga Kerajaan Allah, dan banyak lagi alasan serta sumber untuk umat Tuhan beda karena sedang diserupakan menjadi seperti Kristus.

DOA: Oh Tuhan Mahabeda, syukur dan terima kasih bahwa Engkau telah lebih dulu membukakan semua yang kami butuhkan agar boleh menuju ke keserupaan dengan kekudusan-Mu. Kiranya hari lepas hari kami sungguh menyatu dengan salib dan kebangkitan Yesus Kristus. Amin.

Be the first to comment

Leave a Reply