Daniel 8:15-25

Sedang aku, Daniel, melihat penglihatan itu dan berusaha memahaminya, maka tampaklah seorang berdiri di depanku, yang rupanya seperti seorang laki-laki; dan aku mendengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: “Gabriel, buatlah orang ini memahami penglihatan itu!” Lalu datanglah ia ke tempat aku berdiri, dan ketika ia datang, terkejutlah aku dan jatuh tertelungkup, lalu ia berkata kepadaku: “Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!” Sementara ia berbicara dengan aku, jatuh pingsanlah aku tertelungkup ke tanah; tetapi ia menyentuh aku dan membuat aku berdiri kembali. Lalu berkatalah ia: “Kuberitahukan kepadamu apa yang akan terjadi pada akhir murka ini, sebab hal itu mengenai akhir zaman. Domba jantan yang kaulihat itu, dengan kedua tanduknya, ialah raja-raja orang Media dan Persia. Dan kambing jantan yang berbulu kesat itu ialah raja negeri Yunani, dan tanduk besar yang di antara kedua matanya itu ialah raja yang pertama.

Ada suara yang Daniel dengar memerintahkan malaikat Gabriel untuk menjelaskan arti penglihatan dan pendengaran itu kepada Daniel. Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa Daniel tidak mengerti apa maksud penglihatan yang didapatnya. Meski menurut akunya sendiri ia berusaha memahami itu sementara melihatnya. Jadi meski ia sudah berulang kali diberi karunia untuk menafsir mimpi Nebukadnezar dan penglihatan Nebukadnezar maupun Belsyazar, bahkan penglihatannya sendiri yang sebenarnya mengandung bagian yang mirip dengan yang dilihatnya kedua itu, ia tidak otomatis memiliki kepiawaian mengerti arti dan makna wahyu dari Tuhan Allah dalam bentuk penglihatan tersebut.

Lalu terdengar suara yang memerintahkan Gabriel untuk memberikan penjelasan. Suara itu datang dari tengah sungai Ulai, artinya Ia hadir di wilayah yang dilihat Daniel dan kelak dalam penjelasan akan menjadi bagian dari kerajaan besar yang menumbangkan Babilonia. Bahwa yang bersuara itu memerintah, sedangkan Gabriel dalam kepercayaan Yahudi adalah salah satu penghulu malaikat (bersama Mikhael) dengan tugas khusus. Kini suara itu memerintah Gabriel, berarti Ia menduduki posisi lebih tinggi daripada Gabriel. Yang bersuara memerintah Gabriel itu adalah suara manusia. Dengan rujukan tambahan tentang “yang seperti Anak Manusia (pasal 7),” dan bahwa Ia bicara dengan suara kuat dan berotoritas, serta di bagian berikut ada penyebutan tentang Panglima bala tentara, maka dapat kita yakini bahwa ini adalah suara dari Yang Ilahi yang memegang kekuasaan kekal atas Kerajaan Kekal Allah. Ketika Gabriel mendatangi Daniel, Daniel terkejut, jatuh tertelungkup, lalu pingsan. Daniel kendati seorang hamba Tuhan, nabi yang diurapi bahkan disebut yang kekasih oleh Tuhan Allah, tetap adalah manusia fana yang tidak tahan melihat kemuliaan makhluk kekekalan. Lalu Gabriel menyentuh Daniel dan mendirikannya kembali, baru sesudah itu menjelaskan arti penglihatan tersebut kepada Daniel.

Ternyata arti domba dan kambing itu sama seperti bagian kedua dalam mimpi Nebukadnezar dan juga sama dengan penglihatan tentang beruang dan macan tutul yang dilihat di visi pertama Daniel. Seperti halnya beruang yang berdiri miring ke sisi demikian juga salah satu tanduk domba itu lebih tinggi dari tanduk satunya. Ini penggambaran tentang kerajaan Media-Persia dengan Persia lebih dominan. Domba yang melambangkan Media-Persia itu dalam kenyataannya memang tidak merangsek ke timur, tetapi hanya ke barat – Babilonia, Mesopotamia, Siria dan Asia Kecil; ke utara – Colchis, Armenia, Iberia, wilayah lat Kaspia; dan ke selatan – Palestina, Etiopia, Mesir, dan Libia. Kekuatan Media-Persia ini menurut Yesaya 41:2 dan 46:11 datang dari sebelah timur.

Gabriel lanjut menjelaskan tentang kambing jantan yang bertanduk di antara matanya, yang patah dan diganti dengan empat tanduk, dan salah satu tanduk yang tadinya kecil tumbuh menjadi besar mengarah ke selatan, timur, dan tanah permai. Kambing jantan itu adalah Makedonia-Yunani. Tanduk besar di antara kedua mata itu adalah Alexander yang Agung yang karier penaklukan-penaklukannya bagaikan hembusan cepat angin tanpa menjejak tanah (Yesaya 5:26-29; bdk. 1 Makabeus 1:3). Dengan serangan tak tertolakkan, dalam perang hebat Granicus (334 SK), Issus (333 SK), dan Arbela (331 SK), ia menginjak-injak sampai berkeping-keping kekuatan Persia dan raja Darius Codomannys. Dalam rentang waktu singkat Alexander Agung menaklukkan Siria, Phunisia Cyprus, Tirus, Gaza, Mesir, Babilonia, Persia, Media, Hyrcania, Aria, dan Arachosia. Pada 329 SK raja Yunani itu menaklukkan Bactria, dan menjadi penguasa kerajaannya. Pada 328 SK ia menaklukkan Sogdiana, 327 dan 326 SK dan meninggalkan Hydaspes dan Indus menuju Lautan atas desakan pasukannya agar ia istirahat. Kemudian ia kembali ke daratan melalui Gedrosia, Karmania, Persia, dan Susiana ke Babilonia. Di sana tanduk hebat itu tiba-tiba patah tanpa sebab. (1 Makabeus 6:1-16; 2 Makabeus 9:9). Tahun 323 SK sesudah memerintah selama dua belas tahun dan delapan bulan, Alexander mati karena demam, kelelahan, keterpaparan, kemabukan, dan pemuasan hawa nafsu. Ia mati muda di usia tiga puluh dua tahun. (Sumber: Expositor’s Bible).

Pelajaran untuk masa kini:

1) Menginginkan pengalaman rohani meningkat, hikmat rohani menajam, kuasa rohani bertambah tentu baik dan patut dimiliki semua orang percaya. Tetapi, perlu disadari tentang harga yang harus dibayar. Daniel menerima kehormatan berbagai karunia melihat perjalanan sejarah sampai ke akhir nanti, dengan merendahkan hati dan membayar harga dalam bentuk berbagai pengalaman kejiwaan dan kejasmanian yang tidak mengenakkan.

2) Dari dua penglihatan pasal 7 dan 8 ini kita melihat bahwa Daniel tidak menjadi pemilik karunia rohani, ia masih harus terus bergantung pada sang sumber karunia rohani. Kita juga harus siap untuk demikian. Berbagai karunia rohani yang dalam anugerah dan kuat kuasa Allah diberikan kepada orang percaya masa kini harus dinilai bukan sebagai milik tetapi sebagai karunia dan perlu dipraktikkan dengan terus menerus bergantung pada Tuhan dan memuliakan Dia.

3) Meski kita tidak tahu apa yang dimaksud dengan “akhir” – apakah akhir kekuasaan si jahat, atau akhir penderitaan umat, atau akhir sejarah zaman – yang pasti untuk kita pegang sebagai penguatan dan penghiburan ialah semua yang jahat pasti akan berakhir. Yang tidak akan berakhir, yang kekal selama-lamanya hanya Tuhan Allah, Kerajaan Kekal Yesus Kristus, dan umat tebusan-Nya yang telah melalui api pengujian. Akhir dari kekuasaan yang jahat adalah pertama melalui mereka sendiri saling mengakhiri, dan terutama akhirnya Tuhan Allah akan mengadili-menghukum dan mengakhiri semua yang jahat.

Dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat | E-mail: simpulberkat@gamil.com |
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S

Be the first to comment

Leave a Reply