Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan. Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat. Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Itulah mimpi tuanku, dan sekarang maknanya akan kami katakan kepada tuanku raja: Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu–tuankulah kepala yang dari emas itu. Tetapi sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang kurang besar dari kerajaan tuanku; kemudian suatu kerajaan lagi, yakni yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi. Sesudah itu akan ada suatu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan semuanya. Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat. Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian. Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat. Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya, tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu. Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai.” Lalu sujudlah raja Nebukadnezar serta menyembah Daniel; juga dititahkannya mempersembahkan korban dan bau-bauan kepadanya. Berkatalah raja kepada Daniel: “Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu.” Lalu raja memuliakan Daniel: dianugerahinyalah dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel. Atas permintaan Daniel, raja menyerahkan pemerintahan wilayah Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja.
Kini kita masuk ke bagian pemaparan isi dan arti mimpi Nebukadnezar. Mimpi itu adalah, “sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan.” Yang mencolok dari patung itu ialah ia terdiri dari berbagai bahan – sebagian besar logam dan terakhir tanah liat. Kepala dari emas, dada dan lengan dari perak, perut dan paha dari tembaga, dan terakhir kaki-kaki dari campuran besi dan tanah liat. Selanjutnya jatuh batu gunung yang bukan dilemparkan oleh manusia. Batu itu menimpa bagian kaki patung itu, lalu patung itu tumbang, remuk dan luar biasanya semua logam-logam patung itu dari yang paling mulia sampai yang paling keras menjadi seperti sekam, dihembus dan lenyap tak berbekas. Sedangkan batu itu bertumbuh-kembang menjadi gunung besar sampai memenuhi bumi.
Bahkan sebelum mengerti artian mimpi itu, hanya mengetahui isinya saja memang sudah cukup membuat orang bingung dan heran. Dan inilah alasan Nebukadnezar sampai gelisah, tidak bisa tidur karena kejutan dan keheranan sampai ingin tahu rinci mimpinya dan arti mimpi itu.
Daniel sebelum menjelaskan arti mimpi tentang patung itu membuat pengakuan bahwa Allah telah menjadikan Nebukadnezar dengan Babilonianya menjadi raja segala raja, yang dikaruniai “kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan.” Tetapi – dan ini menyiratkan kesementaraan Nebukadnezar dan Babilonia yang artinya bisa beresiko reaksi buruk Nebukadnezar kepada Daniel – Babilonia akan berganti dengan kerajaan lain yang dilihat sebagai bagian dada dan lengan perak, yang juga akan diganti lagi dengan kerajaan lain yang dilukiskan sebagai perut dan paha tembaga, dan diganti lagi dengan kerajaan yang seperti campuran besi dan tanah liat.
Yang dijelaskan kepada Daniel dan disampaikan kepada Nebukadnezar hanya yang kepala emas itu adalah kerajaan Babilonia di bawah Nebukadnezar. Bagian-bagian lain dari patung itu, meski disebut sebagai kerajaan-kerajaan lain yang muncul sesudah Babilonia, sebenarnya tidak dijelaskan persis apa dan siapa oleh Daniel. Namun, dalam kebanyakan tafsiran itu dianggap merujuk kepada sejarah dekat kelanjutan dari Babilonia, yaitu Media-Persia, Yunani, dan Romawi. Sedangkan batu yang bukan dari manusia dan menjadi besar memenuhi bumi itu biasanya ditafsirkan sebagai Yesus Kristus yang mendatangkan Kerajaan Allah di bumi ini melalui para pengikut-Nya, yaitu Gereja yang Kudus dan Internasional dan Esa.
Meski tafsiran itu populer dan cukup logis secara urut-urutan sejarah konteks Daniel, namun kita hendaknya tetap pada pesan utama yang mau dikatakan dalam mimpi itu. Yaitu, 1) mimpi itu sebenarnya adalah teguran awal Allah atas Nebukadnezar yang kejam, sombong, mengilahikan diri. Dan teguran itu kelak akan menjadi cambukan keras ketika di pasal berikut Nebukadnezar dihukum menjadi gila seperti binatang; 2) mimpi itu menegaskan bahwa kemuliaan dan kekuatan kerajaan-kerajaan dan apa pun dari dunia ini akan silih ganti, tidak kekal, dan akhirnya akan dilupakan. Tidak ada yang kekal; 3) dari kerajaan-kerajaan sesudah Babilonia itu ada sedikit isyarat yaitu kerajaan kedua akan kurang semulia Babilonia, yang ketiga akan memerintah seluruh bumi, dan yang keempat akan keras tetapi terbagi dan rapuh seperti besi yang bergabung dengan tanah liat. Penting untuk kita ingat bahwa khususnya tentang kerajaan ketiga tidak berarti harfiah meliput seluruh dunia atau bahkan menyamai wilayah eks Babilonia. Juga tidak berarti bahwa dalam seluruh perjalanan sejarah dunia Kerajaan Babilonia adalah yang paling hebat. Sebab, kita tahu bahwa di samping yang terjadi di Mesopotamia ada juga kerajaan-kerajaan di belahan bumi lain seperti India, Nusantara, Cina, Afrika, Amerika, dll. Dikaitkan dengan pasal tentang penglihatan apokaliptik lainnya (7 dan 10) telah terjadi debat tafsiran tentang periode dan kerajaan mana saja dalam peta eskatologis. Tetapi kembali kepada yang dipaparkan di pasal 2 ini, mimpi itu sebenarnya adalah penglihatan dari konteks Nebukadnezar / zaman Daniel, dan inti pesannya adalah dalam penilaian Allah bahkan semua kerajaan termulia, terkuat, terhebat pun mengalami proses kemerosotan dan kemunduran dan pelemahan. Hanya Kerajaan Allah yang mulai dari batu hina tidak terduga yang akhirnya akan kekal selamanua.
Hal lain lagi adalah dari perspektif apokaliptik yang teleskopik, penglihatan dan artian tentang perjalanan sejarah dunia ini hanya melihat momen-momen tertentu dan tidak semua unsur, kerajaan dan momen dalam sejarah dunia. Ini penglihatan teleskopik yang bertumpuk dan meloncar-loncat.
Pelajaran untuk masa kini:
1) Dari perspektif Daniel cs: sadar akan kesanggupan Allah menolong, kekuasaan mutlak Allah dalam sejarah dunia, dan akibatnya keberanian untuk memberi artian yang menyiratkan peringatan Allah atas penguasa dunia. Juga tidak perlu bingung dan takut karena haru biru, gonjang ganjing pasang surut sikon sos-ek-pol dunia.
2) Orang percaya perlu memiliki kepekaan dan kesanggupan melihat / membaca / menilai peristiwa-peristiwa dunia ini dalam dua perspektif, dua cara menilai dan berespons serta bersikap benar di tengah dunia yang tidak menentu ini.
3) Apakah kita orang percaya dan gereja memiliki kesadaran lemah-kuat, hina-mulia, kecil-besar tentang pekerjaan Tuhan dalam gereja, misi, dan peran kita? Kita triumfalis atau inferior? Kita bangga atau rendah hati? Kita larut arus dunia atau main peran dalam drama Allah?
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S
Leave a Reply
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.