Daniel 11:21-23, dst. sampai 30

Menggantikan dia akan muncul seorang yang hina, yang tidak memperoleh martabat raja; tetapi dengan tak disangka-sangka ia akan datang merebut kedudukan raja dengan perbuatan-perbuatan licin. Seluruh tentara yang datang melanda akan dihanyutkan di hadapannya dan dihancurkan, bahkan juga seorang raja Perjanjian. Dan dari saat diadakan persekutuan dengan dia, ia akan berlaku curang, dan ia akan maju serta menjadi berkuasa, meskipun sedikit orang-orangnya.

Bagian ini menyingkapkan tentang “seorang yang hina” yang muncul menjadi berkuasa. Malaikat Gabriel memberitahu Daniel bahwa pemerintahan singkat dari raja utara (ay. 20), akan diganti oleh seorang yang hina yang tidak dianggap bagian dari dinasti raja, tetapi dengan intrik, tipu dan bualnya ia berhasil merebut kekuasaan. Orang hina ini adalah penerus Seleucus III, yang dinamai Antiokhus IV. Ia tidak naik takhta secara sah sebab ada kecurigaan kuat bahwa ia telah membunuh kakaknya, raja sebelumnya itu. Sementara pewaris yang seharusnya, Demetrius putra Seleucus III sedang dipenjara di Roma. Maka Antiokhus merebut kuasa di Siria dengan jalan menjadikan dirinya pelindung dari urutan kedua garis ke takhta, yaitu putra yang masih bayi dari Seleucis IV, Antiokhus yang kemudian ia bunuh.

· Ia akan datang secara tiba-tiba (diam-diam / secara damai): – kecuali pembunuhan yang ia lakukan terhadap kakaknya, Antiokhus IV tidak memakai teror untuk merebut kekuasaan. Ia memakai bual, janji-janji manis (peringanan pajak) yang tidak pernah ditepati dan intrik. Ia membual kepada Eumenes, raja Pergamus, dan Attalus saudaranya, dan beroleh bantuan mereka. Ia membual kepada Roma, dan mengirim duta untuk membujuk pertolongan mereka. Ia membual ke Siria dan mendapatkan bantuan mereka. (Adam Clarke dirujuk oleh David Guzik)

· Antiokhus Epifanes IV mengambil julukan “epifanes – cemerlang, mulia,” tetapi kebanyakan orang mengejeknya sebagai “epimanes” – gila. Di antara perbuatan gila dan kejinya adalah berhubungan dengan para pelacur dan persetubuhan publik, ketamakan, pesta pora, kelicikan dan intrik.

· Seluruh tentara yang datang melanda akan dihanyutkan di hadapannya dan dihancurkan, bahkan juga seorang raja Perjanjian (ay. 22): – _angkatan laut Antiokhus Epifanes dikalahkan telak oleh angkatan laut Romawi. Tetapi kemudian ia berdamai dengan Roma dengan membayar upeti secara menunggak dan menyuap. Kemudian ia menyerbu Mesir pada 170 SM serta mengalahkan Ptolemius V Epiphanes antara Gaza dan delta Nil. Di jalan ke selatan ia memasuki Yerusalem membunuh Onias III, Imam Besar, pemimpin bayang-bayang dari Israel.

· Dan dari saat diadakan persekutuan dengan dia, ia akan berlaku curang, dan ia akan maju serta menjadi berkuasa, meskipun sedikit orang-orangnya (ay. 23): – Meski Siria bukan sebuah bangsa besar, dengan bantuan Roma (praktis Antiokhus kini menjadi boneka / alatnya kerajaan Romawi) ia kini sanggup mengendalikan Mesir, dengan memakai dua keponakannya, Ptolemius VI Philometer (181 – 145 SK) dan Ptolemius Euergetes sebagai pionnya.

· Dengan tak disangka-sangka ia akan memasuki daerah-daerah yang paling subur dari negeri itu, dan melakukan apa yang belum pernah dilakukan oleh para bapa dan nenek moyangnya, yakni menghamburkan rampasan dan jarahan dan harta di antara orang-orangnya; juga terhadap tempat-tempat yang berbenteng ia membuat siasat, tetapi hanya untuk sementara waktu (ay 24): – Secara sistematis ia kemudian merampoki wilayah-wilayah paling kaya yang dalam cengkeramannya (yi. Galilea), memakai kekayaan itu bukan untuk dirinya sendiri (sebagaimana tindakan para penguasa terdahulu) tetapi sebagai suap untuk disukai dan dalam kesesatan luar biasa (menyebar uang di jalan-jalan, berbaring di atas peralatan mewah dsb.). Ia juga menyusun rencana untuk merebut kota-kota Mesir seperti Alexandria.

· Kekuatan dan keberaniannya akan ditujukannya melawan raja negeri Selatan dengan memakai tentara yang besar; dan walaupun raja negeri Selatan itu akan bersiap untuk berperang dengan tentara yang amat besar dan kuat, ia tidak akan dapat bertahan, sebab akan diadakan siasat terhadap dia (ay. 25): – ia kembali melakukan ekspedisi ke Mesir dengan kereta, kavaleri dan gajah. Ia mencemarkan istana Mesir dan mereka berkomplot untuk melawan raja mereka.

· dan orang-orang yang makan dari santapannya akan meruntuhkannya: tentaranya akan hanyut dan banyak orangnya yang tewas dibunuh (ay. 26): – ia akan menyerang raja selatan (Ptolomius Vi yang masih muda) yang dikhianati oleh orang-orang dekatnya, yaitu Eulaeus dan Lenaeus yang mengobarkan semangat anti Seleucid. Mesir mengalami kekalahan.

· Dan kedua raja itu bermaksud jahat, dan sedang mereka duduk bersama-sama pada satu meja, mereka akan saling membohongi; tetapi hal itu tidak akan berhasil, sebab akhir zaman itu belum mencapai waktu yang ditetapkan (ay. 27): – dua raja itu mungkin Antiokhus IV dan Ptolemius VI bertindak seakan berunding tetapi sebenarnya saling membohongi sehingga tidak tercapai kesepakatan.

· kemudian ia akan pulang ke negerinya dengan banyak harta, dan hatinya bermaksud menentang Perjanjian Kudus; dan itu dilakukannya, lalu pulang ke negerinya (ay. 28): – ,Raja utara kembali ke wilayahnya dengan kemarahan dan berpaling ke Israel, menginginkan kekayaan Bait, membantai 40,000 orang Yahudi dan menjual sejumlah yang sama ke perbudakan. Jason, Imam Besar, melarikan diri ke Ammon.,

· Pada waktu yang ditetapkan ia akan memasuki pula negeri Selatan, tetapi kali yang kedua ini tidak akan sama dengan yang pertama, karena akan datang kapal-kapal orang Kitim melawan dia, sehingga hilanglah keberaniannya. Lalu pulanglah ia dengan hati mendendam terhadap Perjanjian Kudus dan ia akan bertindak: setelah pulang kembali, ia akan menujukan perhatiannya kepada mereka yang meninggalkan Perjanjian Kudus (ay. 29 – 30): – ,Semasa ekspedisi berikutnya ke Mesir, ia menaklukkan sepupunya Ptolemius Philometer, tetapi dipaksa untuk kembali dari Alexandria. Ia ditentang oleh Popillius Laenas utusan senat Roma yang menuntut Antiokhus menarik pasukannya dari Mesir., ,Di perjalanan kembali ke utara ia melancarkan kemarahannya kepada Israel meski mengasihani orang yang menyangkali Perjanjian. Antiokhus menyadari bahwa ini adalah akhir dari pengharapannya._

Pelajaran untuk masa kini:

1) Rupanya trik, strategi dan taktik untuk merenggut kuasa, takhta, dukungan pihak lain yang dipakai banyak politisi masa kini sama saja dengan yang dilakukan tipos antikristus – Antiokhus Epifanes. Yaitu, bual, janji manis tetapi kosong, tipu, dan intrik. Bukankah pemutarbalikan kata dan ucapan juga merupakan strategi iblis dari sejak ia menjatuhkan Hawa-Adam sampai mencobai Yesus sampai menuduh para pemercaya (Wahyu 12:10).

2) Senjata strategis melawan tipu-daya, bual, janji kosong, tayuan menjebak dari kejahatan paling jitun dapat ditangkis oleh kata-kata Allah dalam Alkitab yang dihidupkan oleh Roh Kudus dan dihidupi aktif dalam kehidupan keseharian kita. Ini juga senjata untuk menangkis tipu daya antikristus dalam berbagai bentuknya dan dalam berbagai fasenya dalam sejarah dan kebudayaan.

Dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat | E-mail: simpulberkat@gmail.com |
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S

Be the first to comment

Leave a Reply