Daniel 1:1-2

1. Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya. (Daniel 1:1-2)

Apabila kita bandingkan dengan 2 Raja-raja 23, 24, jelas ada beberapa poin sama dan beda dengan pembukaan Daniel ini. Latarbelakang kejatuhan Yoyakim adalah karena ia berpaling ke Nekho Mesir dan ini menimbulkan kemarahan Babilonia. Baik Raja-raja maupun Daniel sama menegaskan “Tuhan menyerahkan” Yoyakim kepada Babel. Maka kemenangan Babel bukan karena kehebatan Babel melainkan karena tindakan Allah dan ada maksud Dia menyebabkan Yehuda dikalahkan Babel. Hanya sebab tersebut di Raja-raja adalah karena amarah Tuhan terhadap raja Yehuda yang sangat jahat yaitu Manasye tidak reda, sementara Daniel tidak mengungkap latarbelakang itu karena beda tujuan. Tujuan Daniel adalah menegaskan kedaulatan Allah yang berdampak pada penghiburan bagi umat di pembuangan.

Israel bukan bangsa yang ibadahnyamemakai patung ukiran sebagaimana penyembahan berhala bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Keluaran 20:4-6 melarang pembuatan dan penyembahan patung. Maka kemungkinan besar yang diangkut adalah peralatan Bait seperti cawan dan perabotan lain seperti yang dicatat dalam kisah Belsyazar (psl. 5). Pada zaman itu bangsa yang menaklukkan juga mengangkut dewa dari bangsa yang dikalahkan dan biasanya ditempatkan di kuil dewa utama bangsa yang menang. Ini menyiratkan dua kemungkinan: 1) allah bangsa yang kalah lebih lemah daripada allah bangsa yang menang, atau 2) allah bangsa yang kalah memihak allah bangsa yang menang. Dalam kasus Filistin menaklukkan Israel ternyata dua alternatif ini tidak berlaku. Tabut di kuil Dagon berulang kali menyebabkan patung Dagon tumbang sampai mereka terpaksa mengembalikan Tabut (1 Samuel 4 – 6).

Satu poin penting lagi ialah perkakas Bait itu diangkut ke “tanah Sinear” – tempat di mana menara Babil dibangun. Tentu ada maksud penulis Kitab Daniel dengan menyebut Sinear kembali. Yaitu, Babilonia zaman itu pada intinya sedang melakukan hal yang sama dengan pembangunan menara Babil: meninggikan diri sendiri dan dengan demikian menolak untuk mengakui kedaulatan Tuhan Allah.

Pelajaran untuk masa kini:

1) Di balik jatuh bangun sikon dunia ada kuat kuasa Tuhan Allah bekerja.

2) Meski dalam sikon umat terpuruk dihajar kekuatan jahat seizin Tuhan, ada Tuhan yang memberi izin, mengatur segala sesuatu dan mengerjakan maksud-maksud baik-Nya sendiri baik bagi umat-Nya maupun bagi yang bukan umat.

3) Berbagai kekuatan yang seakan berkibar di panggung dunia yang melawan Allah, ada saatnya akan ditindak Tuhan Allah juga.

Dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat | E-mail: simpulberkat@gamil.com |
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S

Be the first to comment

Leave a Reply