Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Firaun berkeras hati, ia
menolak membiarkan bangsa itu pergi. Pergilah kepada Firaun pada waktu
pagi, pada waktu biasanya ia keluar ke sungai; nantikanlah dia di tepi
sungai Nil dengan memegang di tanganmu tongkat yang tadinya berubah
menjadi ular. Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah
mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi,
supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu
sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan. Sebab itu beginilah
firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN.
Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di
sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah, dan ikan yang dalam
sungai Nil akan mati, sehingga sungai Nil akan berbau busuk; maka orang
Mesir akan segan meminum air dari sungai Nil ini.” TUHAN berfirman
kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah
tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam
dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya
menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam
wadah kayu dan wadah batu.” Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti
yang difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada
air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya,
maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah; matilah ikan
di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir
tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada
darah. Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan
ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau
mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN.
Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya dan tidak mau memperhatikan
hal itu juga.
Exo 7:24 Tetapi semua orang Mesir menggali-gali di
sekitar sungai Nil mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak dapat
meminum air sungai Nil. Demikianlah genap tujuh hari berlalu setelah
TUHAN menulahi sungai Nil. — Keluaran 7:14-25
“”Siapakah
TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang
Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan
membiarkan orang Israel pergi.” (Keluaran 5:2) — Inilah dasar terdalam
penolakan Firaun untuk membebaskan Israel. Ia tidak menganggap TUHAN
adalah sungguh Tuhan, dan sebabnya ialah ia memiliki banyak tuhan-tuhan,
allah-allah lain. Maka kini TUHAN mengirimkan tulah demi tulah yang
tujuan utamanya adalah untuk memperlihatkan siapa yang sesungguhnya
TUHAN.
Rangkaian tulah ke atas Mesir ini
terdiri dari tiga kelmpok tulah dan puncaknya adalah pembantaian semua
yang sulung dari Mesir. Tiga kelimpok tulah tersebut selalu begini: dua
yang pertama disertai firman peringatan dan yang ketiganya tanpa
peringatan. Seperti itulah pola peringatan Tuhan, didahului dengan
beberapa peringatan yang memberi keesmpatan untuk bertobat ditutup
dengan hukuman tanpa peringatan.
Allah sungguh
baik dan bijak. Ia mencipta alam semesta, bumi dan segenap isinya serta
manusia dengan limpah proses penyelenggaraan-Nya atas kehidupan. Antara
lain Ia memberikan sumber mata air, anak sungai, sungai, laut, lautan.
Sayangnya dalam kegelapan dosa manusia mengillahkan karunia-karunia
Tuhan itu. Bukannya menyembah menghormati dan mengandalkan Tuhan,
manusia mengganti Tuhan dengan benda, alam yang adalah ciptaan. Beberapa
kekuatan ilahi dipercaya oleh orang Mesir terkait dengan aliran sungai
Nil — Nil sendiri disembah sebagai dewa, Khnum dipercaya adalah
pelindung Nil, Hapi afalah rohnya Nil, dan Osiris adalah darahnya Nil.
Tulah pertama menyatakan bahwa Khnum tidak berdaya, Nil tidak membawa
kehidupan tetapi kematian, dan berubah menjadi darah. Segala berkat dan
karunia Allah patut diterima dengan syukur. Tetapi jika disembah dan
diposisikan menggantikan Allah, itu akan menjadi kutuk.
Tetapi
Firaun tidak berubah. Para ahli sihirnya sanggup meniru. Sayangnya
ternyata kuasa berbuat ajaib dari sumber kegelapan itu tidak dapat
mengubah darah balik menjadi air, kutuk batal menjadi berkat, tetapi
hanya menambah tulah dengan gejala yang sama. Sayang Firaun keras dan
menjadi makin gelap. Ia tidak melihat kebenaran bahwa dewa-dewanya hanya
sanggup menghasilkan petaka dan bukan kebalikannya. Ia makin keras
hati, makin gelap hati.
Hanya dengan berpaling
kepada TUHAN yang berencana baik untuk hidup bencana boleh diubahkan
menjadi berkat — seperti yang sangat nyata dalam tanda ajaib pertama
yang Yesus Kristus buat: air basuhan kaki diubahkan menjadi air anggur
sukacita di pesta nikah di Kana.
Mari memberkati sesama melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377
Leave a Reply
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.