Berbagai Wujud Pertolongan TUHAN

Selain lima kali penyebutan Nama TUHAN, kita dengar dalam lantunan Mazmur 121 ini beberapa pokok penting lainnya. Pertama, sifat TUHAN atau hakikat kekal TUHAN adalah tidak tertidur, tidak terlelap. Ia bukan seperti alam yang berganti musim.

Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.

Ia bukan seperti manusia yang bisa lelah, lupa, lengah, lalai dan butuh istirahat. Sebaliknya Ia menopang segala yang ada dengan firman kuasa dan kasih setia-Nya. Dan buktinya realitas ini masih berlangsung. Bahkan ketika gunung goyah, bumi bergoyang, langit runtuh sekali pun, firman-Nya tidak akan berlalu dan Ia dengan kuat-kuasa kekal-Nya tetap menopang segala yang ada dan memastikan bahwa segala sesuatu dalam realitas ciptaan-Nya menuju ke maksud-maksud kekal-Nya. Kiranya kita sadar benar bahwa hanya TUHAN Allah yang Ada-Kasih-Hikmat-Kuat-Nya kekal tanpa batas sedangkan semua lainnya tidak dapat diandalkan apalagi disetarakan sebagaimana TUHAN Allah untuk kehidupan kemusafiran kita.

Kedua, kita boleh meyakini bahwa TUHAN semesta alam ini, TUHAN yang tidak butuh tidur bahkan tidak mungkin terlelap ini, adalah Penjaga, Naungan bagi umat-Nya.

Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.

Ini dahsyat! Patut membangkitkan syukur dan takjub. Bagaimana bisa bahwa TUHAN yang menciptakan segala sesuatu makro-mikro- dan nano kosmos, menjadikan diri-Nya juga Penjaga dan Naungan manusia yang hanya ciptaan semata? Ini menakjubkan secara metafisika – bagaimana mungkin TUHAN pencipta langit dan bumi sampai menguatkan kaki dan tangan kita? Sejalan ketakjuban metafisika itu, ini juga membangkitkan syukur dan sembah serta keyakinan kita untuk memiliki gambaran realitas tak terselami bahwa TUHAN yang Mahadahsyat, Mahasakti, Mahabesar itu – di depan memimpin kita, di belakang mendorong / menguatkan kita, di atas menaungi kita, di bawah menopang kita, di sisi kiri kanan menjaga dan mendampingi kita?! Bagaimana Ia yang di luar ruang dan waktu sekaligus juga hadir dalam ruang dan waktu demi makhluk lemah ini, manusia? Bahkan karena karya penyelamatan Kristus Ia yang transendens mengatasi segala yang diadakan-Nya bersedia oleh Roh-Nya untuk imanens / tinggal di dalam umat-Nya.

Ketiga, perhatikan bahwa sesudah pemaparan berpasangan – langit dan bumi, kaki dan tangan, berikutnya pemazmur merayakan hal berikut:

Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.

TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu (nefes).

TUHAN akan menjaga keluar masuk-mu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Apabila ungkapan berpasangan sebelum ini menegaskan 1) ruang mahaluas (langit-bumi), 2) hakikat kekal TUHAN Allah (tidak tertidur-tidak terlelap), 3) realitas jasmaniah kita (kaki dan tangan), maka berikutnya pemazmur melantunkan ungkapan pasangan yang memperdalam syukur dan takjub kita: 4) matahari dan bulan – siang dan malam (penanda perjalanan waktuwi kita dan pengaruhnya atas kehidupan di dunia fana ini), 5) penjaga dan naungan (berbagai gestur TUHAN Allah yang khusus dikerjakan-Nya bagi umat milik-Nya, dan 6) keluar – masuk (pelukisan tentang gerak riil kehidupan dan arah kemusafiran kita).

Dengan menyebut TUHAN Pencipta langit dan bumi adalah pertolongannya, pemazmur mengingatkan diri sendiri, sesama umat dan juga semua kita tentang cakupan yang dihasilkan oleh kuasa dan hikmat Allah waktu mencipta segala sesuatu. Segala yang ada – dari makro kosmos ke mikro kosmos sampai ke mikro-mikro kosmos – semuanya adalah hasil karya cipta TUHAN, dan karenanya ada di bawah pemeliharaan dan kuat-kuasa-kasih-Nya yang kekal. Dari kerumitan, keindahan, kedahsyatan semesta luas ke kerumitan, keterjalinan indah dan menakjubkan semesta kecil yaitu para makhluk dan khususnya manusia soma-psike-pneuma, bahkan sampai ke kosmos mahakecil, rumit, dan belum sepenuhnya dipahami atau sanggup direkayasa oleh manusia yang terdapat di dalam berbagai sistem tubuh kita manusia (plasma, darah, getah bening, sel, molekul, kelenjar, syaraf, nafas, energi, organ dalam berbagai sistem tubuh yang rumit…) – semuanya itu ada karena, dan dikendali oleh TUHAN Allah.

Jadi akan muskilkah bagi sang Pencipta untuk membuat kaki-kaki para musafir iman untuk tidak goyah, untuk ada di samping tangan kanan kita siap menasihati, memotivasi, menguatkan, memberdaya sampai kita benar-benar terlibat di dalam karya-karya cipta lanjut-Nya?

Matahari dan bulan adalah dua ciptaan Allah yang baik adanya. Tetapi hal yang baik ini secara alami memang juga bisa menyebabkan berbagai dampak buruk. Terutama di wilayah gersang seperti di timur tengah cahaya dan panas matahari bisa sedemikian menyengat sampai menyebabkan dehidrasi dan kematian. Bulan pun di malam hari di berbagai tempat di dunia ini kerap dihubungkan dengan “lunatik” – gangguan jiwa. Kedua penguasa siang dan malam ini, adalah ciptaan Allah. Dan TUHAN Allah Pencipta siang dan malam, sepanjang perjalanan Keluaran Israel dari Mesir telah menjadi tiang awan dan tiang api – memimpin, menaungi, melindungi kemusafiran umat menuju tanah perjanjian. Masakan Ia tidak juga akan melakukan hal sama bagi kemusafiran seluruh umat-Nya yang sedang melintasi dunia fana ini ke negeri baka tempat TUHAN bersemayam dan memerintah?

Senyata dan Seluas Apa Pertolongan TUHAN?

Seluas apakah pertolongan, penjagaan, naungan TUHAN itu berlaku dalam kehidupan kita? Apa maksud matahari dan bulan, kaki dan tangan, keluar dan masuk itu hanya simbolisme saja, atau berlaku riil ke seluruh aspek kehidupan kita? Apakah “Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan (harfiah: kejahatan [bisa mencakup kejahatan alami, moral dan spiritual])” juga berlaku terhadap hal seperti pandemi, penyakit degeneratif, kecelakaan karena “human error” atau kerusakan peralatan, tabrakan, bencana seperti banjir, gempa, longsor, erupsi, tsunami, tertimpa meteor, perang, kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir, pencuri / perampok, perkosaan, terorisme, polusi…? Apakah “TUHAN akan menjaga engkau” terhadap SEGALA KEJAHATAN / KECELAKAAN / KEMALANGAN ini adalah jaminan bahwa semua orang percaya boleh mengimani akan ada keluputan dari TUHAN terhadap segala bentuk hal buruk di atas? Secara lebih rinci di Mazmur 91 memaparkan harapan / janji akan proteksi sempurna dari TUHAN melalui malaikat dan diri-Nya sendiri terhadap penyakit, bencana alam, teror para musuh Allah, malapetaka, binatang buas dan berbisa, dan kita boleh mengimani bahwa TUHAN akan mengaruniai umur lanjut bagi orang yang menjadikan Dia naungan kehidupannya. Riilkah ini? Bagaimana dengan janji Tuhan Yesus (Markus 16) yang menyatakan bahwa orang percaya bahkan bukan saja tidak akan terdampak buruk oleh roh jahat, bisa ular, penyakit, sebaliknya justru akan menangkal dan melumpuhkan hal-hal jahat tersebut?

Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.

TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.

TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Adanya ungkapan janji dan harapan yang luar biasa ini boleh membesarkan hati orang percaya agar tidak “parno” dalam kemusafiran kita di bumi ini. Ada kebenaran yang dapat kita terapkan ke keseharian kita tentang TUHAN Allah sebagai Pencipta, Pemelihara segala sesuatu, dan bahwa Ia secara aktif mengendali semua unsur dalam seluruh ciptaan-Nya agar berlangsung dalam damai sejahtera-Nya (baca: keserasian dan kelestarian). Perspektif Penciptaan dan Pemeliharaan (Providensia) ini membuat kita boleh memiliki keyakinan iman akan KEHENDAK UMUM Allah agar semua ciptaan-Nya serasi dan agar umat-Nya boleh hidup dalam segala kelimpahan.

Pemeliharaan atau Pengendalian Allah itu berlangsung di dalam hukum-hukum alam semesta luas, hukum-hukum alami di bumi ini, hukum-hukum soma-psike-pneumatis dalam diri manusia, hukum-hukum dalam berbagai lingkup kehidupan manusia seperti sosial, ekonomi, politik, dunia kerja, dunia dagang dan banyak lagi lainnya. Ada banyak temuan para ilmuwan fisika astronomi namun masih ada banyak sekali hukum-hukum kosmis yang belum tersingkapkan secara ilmiah. Demikian juga halnya dengan hukum-hukum alami di bumi ini, hukum-hukum (atau sistem-sistem) di dalam tubuh manusia dan kait-mengaitnya dengan jiwa dan roh manusia. Pun sama dengan hukum-hukum kehidupan manusia di area politik, ekonomi, sosial yang sampai sekarang masih saja muncul hipotesa dan teori baru. Yang penting untuk isu kita kini ialah bahwa 1) TUHAN Allah terlibat penuh, pegang kendali atas satu-per-satu dan semua-seluruh-segala realitas kosmos, mikro kosmos, mikro-mikro kosmos; 2) realitas dahsyat dari yang paling luas-besar-infinit sampai ke yang paling kecil-halus-finit itu terdiri dari multi sistem yang saling kait mengait dan saling berdampak; 3) Dalam kendali pemeliharaan kuasa-kasih kekal TUHAN Allah, semua realitas dahsyat menakjubkan ini terpelihara. Poin penting di sini adalah keserasian atau keutuhan makro-mikro-nano kosmos ini dipelihara TUHAN Allah sambil melibatkan sistem-sistem yang antara lain manusia juga bertanggungjawab dan bisa entah ikut menjaga atau membawa dampak gangguan ke dalamnya semisal sampah plastik, penggunaan aerosol, penebangan hutan telah membawa dampak pemanasan bumi, banjir bandang, polusi air, darat dan udara.

Jangan lupa ada Kejadian 3 juga perlu kita perhitungkan dampaknya pada keberlangsungan realitas ini. Manusia telah jatuh ke dalam dosa, dan dampak dosa bukan saja pada realitas rohani (manusia putus hubungan dengan TUHAN), juga pada pada alam (seluruh alam semesta dan semua makhluk di dalamnya juga semua sistem yang berlaku di dalam masing-masing dan interaksi di antaranya kini mengalami proses “berkeluh kesah” karena terjadi “disrupsi / distorsi / disfungsi”, tidak terkecuali sistem dan fungsi kemanusiaan kita pun (biologis, psikis) mengalami gangguan serius.

Lalu terakhir, jangan pernah lupa bahwa Yesus Kristus telah berinkarnasi, membalikkan kegagalan Adam-Hawa menjadi ketaatan sempurna kepada kehendak Bapa, membuat Shalom, Pembebasan, Penyembuhan, Realitas Pemerintahan Penuh TUHAN Allah mulai terwujud, hadir dan boleh menjadi cicipan awal dari yang segera berklimaks dalam Kebangkitan Tubuh kita pada saat kedatangan-Nya -kedua kelak. “Yang lama sudah-sedang berlalu, yang baru sudah-sedang-akan terbit” (2 Korintus 5:17).

Dalam terang tiga perspektif inilah kita boleh mengimani pertolongan, penjagaan, naungan TUHAN Allah berlaku pada dunia ini, pada realitas soma-psike-pneuma orang percaya, sambil mempraktikkan tanggungjawabnya untuk ikut memerhatikan kelestarian alam, menjaga / disiplin memelihara mekanisme kesehatan soma-psike-pneuma-nya sendiri, sambil meyakini kuasa pembaruan langit-bumi-tubuh baru yang boleh dicicipi mulai kini sampai sempurna nanti. Singkat kata, operasi pemeliharaan umum Allah dan operasi kuasa pembaruan Kristus menjadi sumber untuk kita mengalami pemeliharaan dari segala bentuk kejahatan (alami-moral-spiritual). Tetapi ingat juga bahwa duri Paulus tidak diangkat, Yakobus mati dipenggal, meski rasul Yohanes berusia lanjut dan meninggal wajar. Dengan kata lain ada kehendak dan kuat-kuasa khusus TUHAN Allah untuk masing-masing kita mengalami kenyataan hidup khas masing-masing.

Keluar – Masuk Dijaga TUHAN

Entah ini keluar dari Babil masuk ke Tanah Perjanjian, atau keluar dari rumah masing-masing menuju Bait dan masuk di suasana ibadah hari raya umat, atau keluar rumah ke perjalanan menuju masuk ke tujuan tertentu, atau keluar dari rahim ibu untuk hidup dan akhirnya masuk ke liang kubur, atau keluar dari kehidupan di dunia fana ini untuk masuk ke kehidupan kekal yang TUHAN anugerahkan bagi orang percaya, jelasnya “Dari Sekarang sampai Selama-lamanya, keluar masuk kita dijaga TUHAN sendiri.” Mari kita syukuri, praktikkan, lakukan bagian kita secara bertanggungjawab, dan yakini pemeliharaan TUHAN Allah dari dalam ekonomi penciptaan oleh-Nya, ke dalam semua ekosistem realitas ini menuju ke eskaton dengan semua ekologi-ekosistem penuh Shalom kelak.

Be the first to comment

Leave a Reply