BASUHAN, PAKAIAN, URAPAN IMAM

Lalu Musa menyuruh Harun dan anak-anaknya mendekat, dan dibasuhnyalah mereka dengan air. Sesudah itu dikenakannyalah kemeja kepadanya, diikatkannya ikat pinggang, dikenakannya gamis, dikenakannya baju efod, diikatkannya sabuk baju efod dan dikebatkannya sabuk itu kepadanya. Dikenakannyalah tutup dada kepadanya dan dibubuhnya di dalam tutup dada itu Urim dan Tumim. Kemudian ditaruhnyalah serban di kepalanya, dan di atas serban itu di sebelah depan ditaruhnyalah patam emas, yakni jamang yang kudus, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Musa mengambil minyak urapan, lalu diurapinyalah Kemah Suci serta segala yang ada di dalamnya dan dikuduskannya semuanya itu. Dipercikkannyalah sedikit dari minyak itu ke mezbah tujuh kali dan diurapinya mezbah itu serta segala perkakasnya, dan juga bejana pembasuhan serta alasnya untuk menguduskannya. Kemudian dituangkannya sedikit dari minyak urapan itu ke atas kepala Harun dan diurapinyalah dia untuk menguduskannya. Musa menyuruh anak-anak Harun mendekat, lalu dikenakannyalah kemeja kepada mereka, diikatkannya ikat pinggang dan dililitkannya destar, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. – Imamat 8:6-13

Musa bertindak sebagai wakil Allah (mediator) dalam penahbisan Harun dan anak-anaknya yang ditetapkan Allah untuk melaksanakan pelayanan keimamatan (pelayanan mediator) untuk umat. Tindakan Musa ini terdiri dari empat unsur: 1) melakukan pemandian / pembasuhan, 2) pengenaan pakaian dan ornamen keimamatan pada Harun, 3) pengurapan dengan minyak, dan 4) pemberian korban-korban. Tindakan Musa itu pertama diberikan kepada Harun, baru sesudahnya kepada anak-anak Harun. Apa saja makna dari tiap-tiap tindakan tersebut?

Pertama, pemandian / pembasuhan sangat jelas bicara tentang pemurnian hidup. Imam adalah mediator, maka baik sebagai wakil umat maupun mewakili Tuhan Allah, imam harus dalam keadaan murni di hadapan Allah dan sepadan mewakili kemuliaan Allah kepada umat. Yesaya 4:4 bicara tentang Tuhan membersihkan umat-Nya (harfiah: memandikan), dan Titus 3:5 bicara tentang pemandian kelahiran baru dan pembaruan oleh Roh Kudus. Pembersihan tubuh dan roh ini adalah tindakan pertama yang harus dialami oleh para calon mediator tersebut.

Kedua, pengenaan pakaian dan ornamen keimamatan. Mengulang petunjuk yang Tuhan Allah berikan di Keluaran 29, ada delapan benda yang harus dipakai oleh imam. Itu adalah: 1 – 4: kemeja, ikat pinggang, gamis, dan baju efod; lalu 5 – 8: tutup dada, Urim dan Tumim pada tutup dada itu, serban, dan pada serban itu mahkota emas yang kudus. Setiap dan semua benda ini menunjukkan kemuliaan, dan keindahan; dan semua itu bukan untuk pameran melainkan ketetapan Allah yang menjadi perlambangan dari beberapa hal. Ada 2 kelompok benda yang masing-masingnya empat benda, ini melambangkan tabernakel yang berbentuk segi empat, empat mata angin dari bumi dan alam ciptaan Allah; ditambah jubah empat warna yang dikenakan imam – biru, ungu, merah, dan putih, yang juga menegaskan hal yang sama tadi. Warna-warna itu sendiri melambangkan kemurnian dan kemuliaan Allah (biru dan ungu) yang merunduk ke bumi untuk memurnikan umat (merah warna darah juga api dan putih lambang kesucian). Ikat pinggang, gamis dan baju efod yang berwarna biru dan menyatu melambangkan keutuhan dan integritas yang mencerminkan Tuhan surgawi (langit biru). Tutup dada dengan Urim dan Tumim dengan 12 batu mulia dilekatkan pada keduanya itu mewakili dua belas suku Israel dan berfungsi untuk meminta petunjuk dari Tuhan (Keluaran 28:30). Terakhir serban dengan hiasan mahkota dari emas memperlihatkan kelimpahan kasih dan kesucian Allah untuk umat-Nya.

Ketiga, Musa lalu mengurapi Harun dan anak-anaknya dengan minyak urapan. Keluaran 30:22-23 menyatakan bahwa minyak itu harus dibuat dari bahan terbaik empat unsur (kembali unsur 4 dipakai di sini menunjuk pada prinsip yang sudah disinggung di atas) yaitu: mur, kayu manis, tebu harum, dan kayu teja. Minyak dari empat bahan itu diurapkan ke Kemah Suci dan segala peralatannya sebagai tanda kesiapan untuk pelayanan bagi Tuhan Allah. Sesudah itu Harun dan para imam diurapi sebagai tanda bahwa mereka telah dikuduskan untuk pekerjaan yang Tuhan tetapkan. Dalam terang Yesus Kristus sebagai Mesias / Kristus / Yang Diurapi Sempurna – urapan menunjuk kepada penyertaan Roh bagi pekerjaan pewujudan Kerajaan (Yesaya 61:1 dan Lukas 4:18-21) dengan pengurapan kuat-kuasa untuk melakukan tanda dan mukjizat Allah (Kisah Para Rasul 10:38).

Tuhan Allah yang Mahamulia, Mahakudus, Mahakasih mengatur agar para hamba-Nya disiapkan, diperlengkapi, disertai, ditandai dengan hal-hal kasat mata yang mewakili baik kemuliaan Tuhan maupun kemuliaan pelayanan yang dipercayakan-Nya. Hanya Yesus Kristus yang sepenuhnya memancarkan seluruh kesempurnaan, kemuliaan, kelayakan, kekuasaan, keindahan Allah dan maksud-maksud-Nya. Dan dengan belajar dari Dia kita dibentuk terus menerus menjadi para imam satu sama lain.

DOA: Renungkan bagaimana tahap-tahap penahbisan imam itu kini dilakukan oleh Roh Kristus kepada kita perseorangan Kristen dan kita sebagai gereja agar menjadi imamat yang rajani.

Dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat | E-mail: simpulberkat@gmail.com |
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S

Be the first to comment

Leave a Reply