Bagian kita dalam penginjilan

Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. — 1 Korintus 9:16

Berikut kisah penekanan berlebihan pada kedaulatan Allah dalam penginilan.

“Duduk anak muda,” ujar si prajurit tua. “Bila Allah senang mempertobatkan orang, Ia akan melakukannya tanpa bantuan Anda atau aku!”

Orang itu telah belajar menerima kedaulatan Allah sangat serius tetapi ia lupa menerima tanggungjawab gereja sama seriusnya. Ia lupa bahwa cara Allah menyelamatkan orang ialah dengan mengutus para hamba-Nya untuk memberitakan injil dan bahwa gereja telah ditugasi untuk tujuan itu.

Perintah Kristus berarti bahwa masing-masing kita harus membaktikan semua sumber kecerdasan dan upaya untuk tugas membuat injil diketahui sebisa mungkin ke sebanyak mungkin orang. Tidak peduli dan tidak bertindak dalam penginjilan adalah hal yang tak dapat dimaafkan.

Dalam perumpamaan talenta, Tuhan Yesus menjelaskan bahwa para hamba itu diminta untuk mengusahakan harta tuannya dengan usaha terbaik mereka. Hamba yang tidak berbuat apa-apa dan hanya mengubur talenta yang ia miliki, mungkin berpikir bahwa ia telah melakukan usaha
terbaik dan bersikap setia, tetapi tuannya berkata bahwa ia jahat, malas, dan tidak memberikan hasil. Apa yang Kristus telah berikan untuk kita gunakan, harus kita gunakan. Kita boleh mengaplikasikan ini
ke penatalayanan injil. Kebenaran tentang keselamatan telah diberitahukan kepada kita bukan hanya untuk kita simpan, tetapi untuk kita sebarkan: “Kamu adalah garam dunia” (Mat. 5:14).

Apakah bahaya melupakan tanggungjawab manusia dalam penginjilan?

Tuhan, Engkau telah memberikanku… Apakah aku telah memakai karunia itu untuk-Mu?

(James I. Packer, Bapa surgawi Mengasihimu, Hari ke-142)

Be the first to comment

Leave a Reply