Aturan tentang Domba Paskah

Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. — Keluaran 12:5-6
Ketetapan tentang domba Paskah ini jelas menjadi sumber untuk kita memahami dan menghidupi berbagai korban dan persembahan baik di Jemaah Israel maupun di kehidupan gereja kini. 
Pertama, ini sama sekali beda dan tidak sama dengan berbagai persembahan dan korban dalam semua kepercayaan yang dalam perspektif Alkitab dianggap berhala, sia-sia dan dibenci Tuhan. Korban Paskah dan semua korban dalam Alkitab bukan tindakan manusia untuk membujuk sang Sesembahan — supaya tidak ada hama, supaya panen berhasil, supaya istri-istri subur, supaya manusia sehat dan makmur, dsb. — sebab inti gerak semua persembahan dan korban dalam Alkitab adalah pemberian atau anugerah dari TUHAN Allah sendiri untuk diri-Nya melalui umat supaya umat mengingat-ingat kebaikan dan pengorbanan ilahi yang mereka dan kita terima dari TUHAN Allah. Maka tidak boleh menjadikan pujian dan ucapan rohani apa pun sebagai mantra, persembahan apa pun bentuknya sebagai sogokan. Semua persembahan dan korban kita bukan upaya kita untuk mengatur TUHAN Allah, melainkan semua aturan persembahan dan korban yang Ia sendiri berikan adalah anugerah untuk kita lakukan sebagai cara bersyukur dan menyambut anugerah-Nya sambal kita menundukkan diri ke bawah kedaulatan-Nya.
Kedua, aturan tentang domba Paskah dan Perayaan Paskah pertama ini unik dan tidak terulang dalam perayaan Paskah selanjutnya. Ini menjadi bukti kesejarahan Paskah pertama yang menjadi pangkal bukan saja bagi kejemaahan keluarga-keluarga Israel — Paskah Pertama sebagai tindakan kuat TUHAN Allah yang menyelamatkan — tetapi juga sumber bagi semua upacara korban, persemahan dan perayaan Israel berikutnya. Silakan diperiksa apa saja keunikan domba Paskah ini dibanding dengan semua perayaan Paskah selanjutnya dan semua perayaan ibadah Israel berikutnya.
Ketiga, anak domba itu harus yang berusia setahun — artinya bukan yang masih bayi tetapi sudah menganjak dewasa. Dan, harus tidak bercacat atau sempurna. Dalam peraturan tentang korban selanjutnya ini berarti tidak boleh ada cacat atau sakit pada domba atau binatang korban. Mengapa demikian? Pertama, dengan mengingat bahwa korban dan persembahan adalah karunia TUHAN Allah sendiri, maka memang semua pemberian Dia pastinya sempurna, tidak ada cacat atau kekurangan apa pun. Kita disadarkan tentang pemberian dan korban teragung, termahal, tersempurna yang menebus kita dari dosa, dunia, berbagai kesengsaraan, iblis, dan murka Allah yaitu Domba Allah yang memberi nyawa-Nya, darah-Nya, bilur-Nya. hidup-Nya untuk keselamatan sempurna kita. Puji Tuhan. Kedua, ini menjadi standar untuk semua persembahan dan korban kita dalam berbagai ibadah, perayaan, kontribusi internal Jemaah maupun eksternal ke masyarakat luas — yaitu, kita memberi dengan sukarela tenaga, pikiran, harta yang terbaik bukan yang sisa dan kurang baik yang tidak lagi kita butuhkan. Ketiga, dalam konteks waktu itu, anak domba / kambing tanpa cacat ini menjadi korban pengganti bagi kematian semua yang sulung yang menimpa Mesir namun tidak menimpa Israel. 
Keempat, domba Paskah itu haruslah domba keluarga-keluarga. Satu domba untuk satu keluarga. Seekor domba sempurna untuk tiap rumahtangga. Ini akan dibahas selanjutnya esok.

Mari memberkati sesama melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377

Be the first to comment

Leave a Reply