Anugerah adalah Yesus

Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu
datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” — Yohanes 20:19
Anugerah datang melalui Yesus Kristus (Yoh. 1:17), inti terdalamnya Yesus sendirilah anugerah, yang datang ke dalam situasi kebutuhan manusia untuk menyatakan firman kasih, datang dalam pribadi untuk
menyelamatkan orang yang dalam kebutuhan dan keputusasaan.
Para murid telah gagal parah. Mereka berkata akan setia kepada-Nya tetapi begitu para pasukan datang menangkap-Nya, mereka kabur. Simon Petrus dengan gigih menyangkal bahwa ia kenal Gurunya. Kini mereka ketakutan, sebab pasti mereka pun dicari oleh orang Yahudi yang membenci Yesus. Begitulah keadaan mereka, bersalah, panik, bersembunyi di balik pintu terkunci.
Banyak orang masa kini bersembunyi ketakutan dengan hati nurani buruk. Memang saya tahu banyak orang Kristen masa kini yang bicara bahwa mereka bahagia, namun saya yakin bahwa perasaan mereka tidak sesuai
pengakuan mereka. Jauh dalam hati, banyak dari mereka merasa gagal dan tidak mencapai kehidupan yang harusnya mereka tempuh dan takut akan masa depan. Orang Kristen yang telah tergelincir merasakan hal yang sama. Para murid mewakili sebagian besar umat manusia.
Yesus datang menembusi pintu yang terkunci, berdiri di tengah orang-orang yang susah itu, dan bicara tentang damai, tentang program, dan tentang kuasa yang Ia bawa untuk mereka (20:19-28). Ia masih
menerobos rintangan-rintangan yang sengaja atau tidak telah kita dirikan dan menawarkan diri untuk kita dalam keadaan takut, bersalah, tak berdaya sebagai sahabat yang mengasihi yang membawa suatu
pengharapan dan kehidupan baru. Itulah hakikat anugerah.
Siapakah yang saya kenal yang sedang melarikan diri dengan nurani buruk, yang dapat saya doakan atau yang kepadanya dapat kubagikan anugerah Yesus?
Tuhan, aku ingin sekali melihat-Mu seperti yang dialami para murid itu, tetapi tolongku untuk puas dengan pengalaman bahwa kini aku tidak melihat namun percaya (Yoh. 20:29).
(James I. Packer, Bapa Surgawi Mengasihimu, Hari ke-132)

Be the first to comment

Leave a Reply