Allah Melihat

Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka. — Keluaran   2:23-25
Sesudah 40 tahun fase pertama di Mesir, Musa mengalami fase kedua di padang belantara Midian 40 tahun lagi (Kisah Rasul 7>30). Dan di suatu saat pada fase kedua itu Firaun yang mengenal dan berikhtiar untuk membunuhnya meninggal. Meski begitu Musa tidak menunjukkan keinginan untuk kembali ke sana. Ini menunjukkan bahwa ia sudah melupakan hasratnya untuk menjadi pembela dan pembebas bangsanya. Dan, seperti nampak dari responsnya ketika dipanggil Tuhan, ada banyak hal lagi yang didapatkan Musa semasa di Mesir yang turut susut dan surut karena mengalami pengeratan dan pemurnian semasa sunyi, gersang, terik yang dialaminya sebagai gembala di Midian.
Tetapi Allah tidak berubah. Indahnya nas ini — Allah mendengar erangan orang Ibrani yang mengalami perbudakan berat di Mesir, Allah mengingat perjanjian-Nya kepada nenek moyang mereka Abraham, Ishak dan Yakub. Allah melihat orang Israel, dan Allah memerhatikan mereka. Empat kata kerja yang mengungkapkan dengan kuat dan indah sifat, sikap dan tindakan Allah yang patut dipercaya dan diandalkan penuh. Tidak sia-sia berseru, menangis, memohon campur tangan-Nya. Tidak percuma mencari hadirat-Nya. Tidak omong kosong mengharapkan dan mengimani teguh kasih dan kuasa-Nya.
Sebab, Ia mendengar, mengingat, melihat, memerhatikan — kesusahan, pergumulan, masalah, konflik, kebutuhan kita — asal kita membukakan itu di hadapan Dia, memercayakan hidup kita ke dalam terang janji-janji-Nya. Amin.
Mari memberkati sesama melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377

Be the first to comment

Leave a Reply